Plaza Malioboro
Plaza Malioboro adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Yogyakarta. Didirikan pada tahun 1993, mal ini menyandang status sebagai mal pertama dan tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak mal berada di tepi Jalan Malioboro, salah satu objek wisata terpopuler di Yogyakarta. Awalnya dibangun dengan nama Mal Malioboro, mal bersalin nama pada tahun 2022 setelah berpindah pengelolaan dari semula PT Yogya Indah Sejahtera menjadi PT Setia Mataram Tritunggal, anak usaha dari Ambarrukmo Group yang juga mengelola Plaza Ambarrukmo. Mal berdiri di atas lahan milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.[1] SejarahPerencanaan mal di Jalan Malioboro sudah digodok sejak tahun 1991. Peletakan batu pertama mal dilakukan pada tanggal 20 Agustus 1991 dalam acara yang dihadiri oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Paku Alam VIII. Sebelum dijadikan pusat belanja, lahan tersebut ditempati oleh deretan ruko, sebuah gereja, dan gedung Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru. Mal Malioboro adalah hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Anindya Mitra Internasional dengan PT Yogya Indah Sejahtera yang diberikan mandat untuk mengelola gedung selama 30 tahun melalui kontrak bangun-guna-serah (BOT). Pada bulan Mei 1993, Bernas melansir bahwa mal sudah 75% terisi oleh penyewa. Sebagian besar pedagang berasal dari Jakarta, suatu fenomena yang disebutkan adalah karena kurangnya familiaritas masyarakat Yogyakarta dengan konsep berjualan di mal. Keseluruhan proyek menghabiskan biaya sebesar Rp54 miliar.[2] Mal Malioboro memulai operasional pada tanggal 27 November 1993, ketika penyewa kunci pertamanya, Matahari Department Store, dibuka. Mereka disusul oleh McDonald's dan Texas Fried Chicken pada bulan Desember 1993, Hero Supermarket pada tanggal 15 Januari 1994, dan Gramedia pada tanggal 3 Juli 1994. Saat ini, Hero dan Texas Fried Chicken sudah ditutup, menyisakan Gramedia di Lantai LG, McDonald's di Lantai UG, dan Matahari di Lantai 1, 2, dan 3 sebagai penyewa kunci. Meskipun mal pertama di Kota Gudeg ini mendapatkan pujian karena membantu menggerakkan roda ekonomi Yogyakarta, Mal Malioboro juga beberapa kali mendapatkan hujatan dari pers, terutama Kedaulatan Rakyat, yang mengklaim bahwa mal menyalahi kontrak pembangunan tahun 1991. Menurut keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1991, lahan mal memang sebenarnya ditujukan untuk hotel dan "fasilitas umum", dengan hotel yang diprioritaskan. Mereka juga menyoroti nilai kontrak yang menyusut dari semula Rp10,5 miliar pada tahun 1991 menjadi Rp6,5 miliar pada tahun 1994. Menurut Pemprov DI Yogyakarta, hal tersebut terjadi karena pihak pusat menganggap bahwa nilai tanah pusat belanja tidak sesuai dengan nilai yang sebenarnya.[2] Pada tanggal 17 Desember 1997, Mal Malioboro kedatangan hotel pendamping, Ibis Yogyakarta Malioboro. Dibangun sejak tahun 1994, hotel ini dikelola oleh Accor melalui merek hotel berbintang 3 mereka, Ibis. Hotel ini menyediakan jumlah kamar sebanyak 150, ditambah dengan fasilitas restoran, pusat kebugaran, kolam renang, ruang rapat, dan akses langsung ke Mal Malioboro. Pembangunan hotel ini nampaknya menjawab kisruh mengenai penggunahan lahan yang diputuskan oleh DPRD tahun 1991.[2] Pada tanggal 15 Desember 2019, Novotel Suites Yogyakarta Malioboro dibangun di sebelah Ibis Yogyakarta Malioboro.[3] Bersamaan dengan hal ini, gedung mal juga diperluas agar terhubung dengan Novotel Suites.[4] Meskipun kedua belah mal sama-sama dikelola oleh PT Yogya Indah Sejahtera, dan Novotel adalah merek saudara Ibis, baik perluasan mal dan hotel Novotel Suites tidak dimiliki oleh Pemprov DI Yogyakarta, melainkan PT Mekar Prana Indah, anak usaha dari Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI).[5] Setelah 30 tahun, kontrak BOT PT Yogya Indah Sejahtera berakhir. Pemprov lantas menunjuk PT Satria Mataram Tritunggal, anak usaha dari Ambarrukmo Group, untuk menjadi pengelola baru mal melalui kontrak BOT baru. Per tanggal 25 Oktober 2022, Mal Malioboro bersalin nama menjadi Plaza Malioboro,[6] sementara hotel Ibis Yogyakarta Malioboro juga melepaskan diri dari Accor dan berganti nama menjadi Malyabhara Hotel.[7] Pergantian ini tidak mencakup aset milik YKKBI; Novotel Suites masih dikelola oleh Accor, dan perluasan mal masih menyandang nama Malioboro Mall.[8] Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia