Kintamani, Bangli8°14′39″S 115°19′40″E / 8.244249°S 115.327723°E
Kintamani banyak dihuni oleh penduduk asli Bali, Bali Aga mereka kebanyakan tinggal di sekitar pengunaan gunung Batur Suku Bali Aga mengunakan bahasa Bali Aga. GeografiBatas wilayah
SejarahSumber-sumber yang menyebutkan tentang Danau Batur adalah Lontar Kesmu Dewa, Lontar Usana Bali, dan Lontar Raja Purana Batur. Disebutkan bahwa Pura Ulun Danu Batur sudah ada sejak masa Mpu Kuturan, yaitu abad ke-10 sampai permulaan abad ke-11. Luasnya areal dan banyaknya pelinggih-pelinggih menandakan bahwa Pura Ulun Danu Batur adalah penyiwi raja-raja yang berkuasa di Bali, sekaligus merupakan Kahyangan Jagat. Di Pura Ulun Danu Batur yang diistanakan adalah Dewi Danu yang disebutkan dalam Lontar Usana Bali yang terjemahannya sebagai berikut:
PemerintahanPembagian AdministrasiKecamatan Kintamani dibagi menjadi 48 desa yang diurutkan secara abjad sebagai berikut: DemografiKependudukanPada semester 1 tahun 2024, menurut Data Kementerian Dalam Negeri, Kecamatan Kintamani memiliki jumlah penduduk sejumlah 112.313 jiwa, kemudian terdapat 32.522 Kepala Keluarga (KK), perpindahan penduduk sebanyak 126 jiwa, serta terdapat 486 jiwa yang meninggal dunia. Selain itu, penduduk menurut jenis kelamin dengan laki-laki sebanyak 57.317 jiwa dan perempuan sebanyak 54.996 jiwa. Kemudian untuk status pernikahan pada tahun yang sama, menunjukkan terdapat 49.113 jiwa yang belum menikah, 57.108 jiwa yang sudah menikah, 1.187 jiwa yang berstatus cerai hidup, dan 4.905 jiwa yang berstatus cerai mati. Terdapat 696 jiwa yang lahir pada semester 1 ini, dibanding tahun 2023 terdapat 1.233 jiwa yang lahir[5]Pada tahun 2015, Kintamani memiliki jumlah penduduk sebanyak 93.240 jiwa dengan kepadatan 897 jiwa/km. Sementara itu, pada tahun 2010, terdapat 90.078 jiwa penduduk.[6][7] AgamaData Pemeluk Agama di Kec. Kintamani pada Juni 2024 [8] Islam (0.9%) Kristen Katolik (0.02%) Kristen Protestan (0.09%) Buddha (0.24%) Konghucu (0.04%) Hindu (99.8%)
Menurut data Kementerian Dalam Negeri semester 1 tahun 2024, sebanyak 98,6% penduduk Kecamatan Kintamani menganut agama Hindu. Untuk yang beragama Islam sebanyak 0,9%, kemudian penduduk yang beragama Kristen sebanyak 0,11% dengan rincian Kristen Protestan sebanyak 0,09% dan Kristen Katholik 0,02%. Selebihnya beragama Buddha sebanyak 0,24% dan Konghucu sebanyak 0,04%.
PendidikanBerdasarkan data Kementerian Dalam Negeri semester 1 tahun 2024, penduduk Kecamatan Kintamani mayoritas masih lulusan SD sebanyak 32,2%, kemudian diikuti tidak/belum sekolah sebanyak 24,6%, dan paling sedikit yakni lulusan S3 sebanyak 0,02% dari total jumlah penduduk.[5]
PariwisataPotensi wisata kawasan ini adalah pemandangan kawasan pegunungan yang unik dan menakjubkan. Berjarak kira-kira 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar, tepatnya di tempat yang disebut Penelokan, yang sesuai dengan namanya dalam bahasa Bali yang berarti tempat untuk melihat-lihat merupakan lokasi yang paling strategis untuk menikmati pemandangan alam di kawasan wisata ini. Penelokan terletak di Kedisan, salah satu desa di Kec. Kintamani. Dari Penelokan kita bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan. kombinasi antara Gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh wisatawan-wisatawan dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia. Penelokan sudah mempunyai infrastruktur yang cukup memadai sebagai tempat wisata, antara lain penginapan maupun restoran. Dari Penelokan kita mempunyai dua alternatif untuk melanjutkan perjalanan di Kintamani. pertama kita bisa melanjutkan ke arah utara menuju Desa Batur. Di desa ini kita bisa berkunjung ke salah satu pura kahyangan jagat di Bali yang bernama Pura Batur. pura ini pada awalnya terletak di sebelah barat daya Gunung batur yang kemudian dipindahkan bersamaan dengan pindahnya warga desa ke bagian atas. Alternatif kedua kita bisa turun ke pusat Desa Kedisan untuk selanjutnya menyeberang melintasi danau ke sebuah desa tua yang bernama Terunyan. Di Desa Terunyan kita bisa melihat peradaban Bali kuno yang disebut Bali Aga. di desa ini orang-orang yang sudah meninggal tidak dikubur tetapi diletakan begitu saja di bawah sebuah pohon. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau sama sekali. LokasiObjek Wisata Kawasan Batur terletak di Desa Batur, Kecamatan Kintamani Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli. permukaan laut dengan suhu udaranya berhawa sejuk pada siang hari dan dingin pada malam hari. Objek wisata ini dapat dilalui dengan kendaraan bermotor, karena lokasi ini menghubungkan Kota Bangli dan Singaraja. Sedangkan rute objek, menghubungkan Objek Wisata Kawasan Batur dengan Objek Wisata Tampaksiring dan Besakih. Dua taman wisata alam (TWA) yang terdapat di wilayah ini adalah TWA Gunung Batur Bukit Payang dan TWA Panelokan.[9] FasilitasDi objek wisata Kawasan Batur tersedia tempat parkir, rumah makan, restoran, penginapan, toilet, wartel, serta warung-warung minuman dan makanan kecil. Fasilitas angkutan umum dan angkutan penyeberangan juga tersedia. KunjunganObjek wisata Kawasan Batur ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara. Kunjungan yang paling menonjol sekitar bulan Agustus, Desember, saat menyambut Tahun Baru dan suasana Tahun Baru. Demikian pula pada hari-hari Raya Galungan, Idul Fitri dan Hari Raya Natal, bahkan sering dikunjungi oleh tamu negara baik dari pusat maupun tamu dari luar negeri. Lihat Juga
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia