Michael Sandel
Michael Joseph Sandel[2] ( /sænˈdɛl/; lahir 5 Maret 1953) adalah seorang filsuf politik Amerika dan Profesor Teori Pemerintahan Anne T. dan Robert M. Bass di Universitas Harvard. Kuliahnya yang bertema Justice adalah kuliah pertama universitas yang tersedia secara online dan gratis di televisi. Kuliah itu telah dilihat oleh puluhan juta orang di seluruh dunia, termasuk di Tiongkok. Di sana, Sandel dinobatkan sebagai "figur mancanegara paling berpengaruh tahun 2011" (China Newsweek).[3][4] Ia juga dikenal karena kritiknya terhadap karya John Rawls, A Theory of Justice, dalam buku pertamanya, Liberalism and the Limits of Justice (1982). Dia terpilih sebagai Fellow di American Academy of Arts and Sciences pada tahun 2002.[5] Riwayat awal dan pendidikanSandel lahir pada 5 Maret 1953[6] dari keluarga Yahudi yang pindah ke Los Angeles ketika dia berusia tiga belas tahun.[7] Dia lulus dengan Phi Beta Kappa dari Universitas Brandeis dengan gelar sarjana politik (1975). Dia menerima gelar doktor dari Balliol College, Oxford (1981), sebagai Rhodes Scholar, di mana dia belajar di bawah filsuf Charles Taylor. Pandangan filsafatSandel menganut suatu versi komunitarianisme (walaupun dia tidak nyaman dengan label tersebut), dan dia mungkin paling dikenal karena kritiknya terhadap A Theory of Justice karya John Rawls. Argumen Rawls bergantung pada asumsi selubung ketidaktahuan, yang menurut Sandel, melihat orang sebagai "pribadi yang tidak terbebani". Pandangan Sandel adalah bahwa kita pada dasarnya terbebani oleh berbagai identitas diri yang membuat kita tidak mungkin bahkan secara hipotetis mempunyai selubung ketidaktahuan seperti itu. Salah satu contoh ikatan yang membentuk identitas diri adalah ikatan dengan keluarga kita, yang tidak kita buat dengan pilihan sadar. Ikatan keluarga telah ada sejak lahir dan melekat pada masing-masing individu. Karena ikatan-ikatan yang membentuk identitas individu tidak diperoleh secara sadar, maka tidak mungkin memisahkan diri dari ikatan semacam itu. Sandel percaya bahwa hanya versi yang lebih luwes daripada selubung ketidaktahuan yang harus didalilkan. Kritik seperti Sandel mengilhami Rawls untuk kemudian berargumen bahwa teorinya tentang keadilan bukanlah teori "metafisik", tetapi teori "politik". Rawls mengatakan bahwa teori politiknya menganggap bahwa suatu konsensus utama dapat dibentuk di antara individu dan kelompok, meskipun mereka mempunyai banyak pandangan moral dan politik yang berbeda satu sama lain.[8] KuliahJusticeSandel bergabung dengan Fakultas Budaya dan Sains di Universitas Harvard pada tahun 1981.[9] Dia telah mengajar mata kuliah tentang Justice di Universitas Harvard selama beberapa dekade. Lebih dari 15.000 siswa telah mengambil mata kuliah ini.[10] Ini membuat Justice salah satu mata kuliah yang paling banyak diambil dalam sejarah Harvard. Kelas musim gugur 2007 adalah kelas yang terbesar yang pernah ada di Harvard, dengan total 1.115 siswa.[11][12] Pada musim gugur 2005, mata kuliah Justice direkam, dan ditawarkan secara online untuk siswa melalui Harvard Extension School. Bentuk ringkasan dari rekaman ini sekarang menjadi serial TV 12 episode, Justice: What's the Right Thing to Do?, dalam produksi bersama WGBH dan Universitas Harvard. Episode-episode ini tersedia di situs Justice with Michael Sandel dan juga kanal Youtube Universitas Harvard.[13][14] Ada juga buku pendamping, Justice: What's the Right Thing to Do?[pranala nonaktif permanen] dan buku sumber bacaan Justice: A Reader. Popularitas acara ini sering dikaitkan dengan format diskusi (metode Socrates) dan gaya menarik Sandel, yang memasukkan konteks ke dalam diskusi; misalnya, dia memulai satu kuliah dengan diskusi tentang etika membeli tiket dalam jumlah banyak untuk dijual kembali.[15] BBC menyiarkan delapan segmen berdurasi 30 menit dari serial tersebut di BBC Four mulai tanggal 25 Januari 2011.[16] Pada April 2012, BBC Radio 4 menyiarkan serial tiga bagian dan kemudian podcast yang dibawakan oleh Sandel berjudul The Public Philosopher.[12][17][18] Serial ini mengikuti format yang mirip dengan kuliah Justice, namun kali ini direkam di depan audiensi di London School of Economics. Di tiga program, Sandel berdebat dengan hadirin apakah universitas harus memberikan preferensi kepada mahasiswa dari latar belakang yang lebih miskin, apakah seorang perawat harus dibayar lebih dari seorang bankir, dan apakah menyuap orang untuk menjadi sehat adalah hal yang benar. edXSandel saat ini juga mengajar kursus Keadilan di edX.[19] Pada tanggal 29 April 2013, fakultas departemen filsafat Universitas Negeri San Jose menyampaikan surat terbuka kepada Sandel yang memprotes penggunaan MOOCs (kursus online terbuka besar-besaran) seperti kursus Keadilan miliknya.[20] Sandel secara terbuka menanggapi: "Kekhawatiran bahwa meluasnya penggunaan kursus online akan merusak departemen di universitas negeri yang menghadapi tekanan anggaran adalah kekhawatiran sah yang patut diperdebatkan serius, di edX dan di seluruh pendidikan tinggi. Saya sama sekali tidak menginginkan kuliah online saya digunakan untuk melemahkan rekan-rekan fakultas di institusi lain."[21] Kuliah lainnyaSandel juga mengajar bersama dengan Douglas Melton dalam seminar "Etika dan Bioteknologi", yang membahas implikasi etis dari berbagai prosedur dan kemungkinan bioteknologi. Karya kesarjanaanSandel adalah penulis beberapa publikasi, termasuk Democracy's Discontent and Public Philosophy. Karya ini adalah kumpulan esainya yang diterbitkan sebelumnya yang meneliti peran moralitas dan keadilan dalam kehidupan politik Amerika. Dia memberikan komentar tentang peran nilai-nilai moral dan komunitas sipil dalam proses pemilihan Amerika — aspek yang banyak diperdebatkan dari siklus pemilihan AS 2004 dan diskusi politik saat ini. Sandel memberikan Kuliah Reith 2009 tentang "Kewarganegaraan Baru" di Radio BBC, yang membahas "prospek politik baru untuk kebaikan bersama".[22] Kuliah ini disampaikan di London pada 18 Mei, Oxford pada 21 Mei, Newcastle upon Tyne pada 26 Mei, dan Washington, DC, pada awal Juni 2009.[23] Dia juga penulis buku What Money Can't Buy: The Moral Limits of Markets (2012), yang berargumen bahwa beberapa hal yang diinginkan—seperti organ tubuh dan hak untuk membunuh spesies yang terancam punah—tidak boleh diperdagangkan dengan uang tunai.[24] Dalam buku tersebut, Sandel berpendapat bahwa merangsang pendekatan berorientasi pasar pada orang dapat menyebabkan relaksasi atau bahkan korupsi nilai-nilai moral mereka.[25] Mengutip karya Michael Young sebagai preseden (Young menciptakan istilah "meritokrasi "), dan mengembangkan garis pemikiran yang sama dengan The Meritocracy Trap karya Daniel Markovits,[26] Michael Sandel dalam buku terbarunya (2020) berargumen melawan meritokrasi dan menyebutnya sebagai "tirani". Mobilitas sosial yang terhenti dan meningkatnya ketidaksetaraan menunjukkan delusi dari American Dream, dan janji "Anda dapat berhasil jika Anda mau dan berusaha". Yang terakhir, menurut Sandel, adalah penyebab utama kemarahan dan frustrasi yang menyebabkan beberapa negara Barat mengalami populisme.[27][28] Kehidupan pribadiSandel menikah dengan sesama profesor Harvard, Kiku Adatto. Pelayanan publikDi masa pemerintahan George W. Bush, Sandel bertugas di Dewan Bioetika Presiden. Penghargaan
Karya
Referensi
Pranala luar
|