Selama bertugas di Wina, van Tonningen banyak terpengaruh ide-ide antisemitisme, oleh karena itu ia kemudian menjadi sangat anti terhadap Yahudi. Sepulangnya dari Wina, van Tonningen memutuskan untuk bergabung dengan NSB untuk merealisasikan cita-cita politiknya. Saat menjadi kader NSB, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan berhasil memenangkan satu kursi di Tweede Kamer (Parlemen Rendah) di Parlemen Belanda. Selain menjadi anggota parlemen, van Tonningen juga ditunjuk menjadi pimpinan redaksi koran partai NSB, yakni Het Nationale Dagblad.[5]
Pada 1939, van Tonningen membentuk unit paramiliter yang terinspirasi dari Sturmabteilung (SA) yang tugasnya sebagai pengawal pribadi Anton Mussert.[5] Di kemudian hari pula, melalui unit ini, van Tonningen berhasil yang meredam konflik internal NSB antara Anton Mussert dengan Johannes Hendrik Veldemeijer.[6]
Menjadi Kolaborator
Ketika Jerman berhasil menduduki Belanda, van Tonningen mendapat tugas untuk menumpas perlawanan organisasi berhaluan Marxisme di Belanda. Beberapa organisasi yang menjadi target von Tonningen adalah Partai Pekerja Sosial Demokrat (SDAP), Partai Sosialis Revolusioner (RSAP), dan Partai Komunis Belanda (CPN). Diantara ketiga partai tersebut CPN dan RSAP dibubarkan terlebih dahulu karena dianggap paling kiri, sementara SDAP berusaha dinazifikasi oleh van Tonningen, tetapi gagal. Akhirnya pada 5 Juli 1941, SDAP dan seluruh organisasi berhaluan kiri yang tersisa dibubarkan oleh van Tonningen.[7]
Karier van Tonningen selama menjadi kolaborator Jerman terus meningkat. Pemerintah pendudukan Jerman menunjuk van Tonningen sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Belanda dan Presiden Bank Nasional Belanda. Secara struktural van Tonningen memang memiliki jabatan strategis, tetapi pada pelaksanaanya orang-orang Jerman-lah yang bertanggungjawab penuh dalam perekonomian Belanda, terutama untuk keperluan perang Jerman.[7]
Mendaftar SS
Saat Perang Dunia II berkecamuk, banyak anggota NSB yang bergabung menjadi pasukan Jerman, khususnya Schutzstaffel (SS). Ironisnya saat mendaftarkan diri sebagai anggota SS, van Tonningen ditolak karena ia lahir di Hindia Belanda dan tidak bisa membuktikan diriya sebagai keturunan Ras Arya. Ia baru diterima sebagai anggota SS setelah Jerman dipukul mundur oleh pasukan Sekutu pada 1944.[5]
Pemikiran
Seperti halnya anggota NSB lainnya, van Tonningen juga seorang fasis yang tulen, ia mengagumi Adolf Hitler dan Benito Mussolini. Bahkan van Tonningen disebut-sebut lebih radikal dibandingkan dengan ketua NSB, Anton Mussert. Karena militansinya dan kekagumannya pada Jerman dan Hitler, van Tonningen berhasil mendapatkan perhatian khusus dari Partai Nazi dan ditunjuk sebagai penghubung antara Nazi dengan NSB.[5] Setelah kematiannya, pemikiran van Tonningen diteruskan oleh istrinya Florentine Rost van Tonningen.[8][3]
Kematian
Setelah D-Day, gerak maju pasukan Sekutu tidak dapat dihindari, termasuk ke wilayah pendudukan Jerman di Belanda. Selama serangan pasukan Sekutu, banyak petinggi NSB yang berusaha melarikan diri ke garis belakang pertahanan Jerman, termasuk van Tonningen, hal ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Selasa Sinting. Setelah Belanda berhasil dikuasai oleh Sekutu dan Jerman sudah menyatakan menyerah kalah, van Tonningen berusaha kembali ke Belanda, tetapi ia berhasil ditangkap oleh pasukan Kanada dan ditahan di kamp tahanan di Elst dan kemudian dipindahkan ke Utrecht lalu dipindahkan lagi ke Scheveningen. Pada 6 Juni 1945 van Tonningen memutuskan untuk bunuh diri dengan cara melompat dari balkon penjara.[8]
Srivanto, Fernando R. Kolaborator Nazi: Sepak Terjang Para Simpatisan Nazi Selama Perang Dunia II.Parameter |rev= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)