Mawardi Waly

Abuya Mawardi Waly tahun 2022

Abuya Tgk. Mawardi Waly (lahir 15 September 1942) atau pernah juga dituliskan sebagai Al-Mursyiduna Abuya Syekh Teungku Haji Mawardi Waly al-Khalidy An-Naqsabandiy al-Asyi tsumma al-Minangkabawi adalah salah satu keturunan dari Abuya Syekh Muda Waly dari istrinya yang kedua bernama Ummy Padang Hj. Rabi’ah Jamil. Abuya Mawardi Waly adalah salah satu ulama sufi yang bertempat tinggal didalam Komplek Dayah Darussalam Al-Waliyyah Aceh Selatan.

Kelahiran dan Pendidikan Awal

Mawardi Waly lahir di Jaho, Tanah Datar, Sumatera Barat pada 15 September 1942, ia kerap dipanggil dengan nama Abuya Mawardi Waly oleh para muridnya.

Pendidikan dini diperolehnya dari didikan ayahnya yaitu Abuya Muda Waly pendiri Dayah Darussalam Labuhan Haji dan abangnya yang bernama Abuya Syekh Prof. Dr. Muhibbuddin Waly yang juga seorang santri senior pada pesantren yang dipimpin oleh ayahnya. Selepas pendidikan dini, ia mulai memasuki sekolah umum di SR Negeri Blang Baru, Labuhan Haji pada tahun 1954.

Pendidikan tingginya dimulai dengan belajar di IAIN Imam Bonjol dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta namun karena mendapat beasiswa dari PERTI maka ia berangkat ke Mesir dan menyelesaikan sarjana dan pascasarjananya di Universitas al-Azhar Kairo dari tahun 1965-1971.[1]

Karier

Pendidikan

Kariernya dalam bidang pendidikan dimulai setelah ia tamat dari al-Azhar dengan memimpin Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Syekh Muhammad Jamil Jaho, Nagari Jaho Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada 1979-1982.

Setelah dari Sumatera Barat, ia diserahi tugas untuk mengajar dan mengurus Dayah Darussalam yang didirikan oleh ayahnya di Labuhan Haji hingga akhirnya ia dipercaya untuk memimpin Dayah Darussalam pada periode 1989-1995. Setelah periode kepemimpinannya di Dayah Darussalam, Abu Mawardi Waly kemudian menjadi pengajar di dua pesantren yaitu Dayah Darussalam, Aceh Selatan dan MTI Jaho di Sumatera Barat. Akhirnya pada tahun 2002, ia diminta untuk kembali memimpin MTI Jaho, Sumatera Barat yang dilakukannya hingga tahun 2012.

Pada tahun 2012, pimpinan Dayah Darussalam Abuya Syekh Prof. Dr. Muhibbuddin Waly, MA meninggal dunia sehingga Abu Mawardi Waly memutuskan untuk kembali ke Aceh dan mendampingi saudaranya yang bernama Abuya Drs. Jamaludin Waly untuk memimpin Dayah Darussalam. Ketika Abuya Drs. Jamaludin Waly meninggal pada tahun 2016, Abu Mawardi Waly akhirnya kembali diminta untuk menjadi Pimpinan atau Rais ‘Aam Dayah Darussalam al-Waliyah sekaligus pembina Ma’had Aly Syekh Muda Waly sampai sekarang.

Selain sibuk memimpin dayah dan pesantren, Abu Mawardi Waly juga aktif di HMI dan PERTI, bahkan ia sempat menjadi Ketua DPD PERTI Sumatera Barat periode 1977-1987, Anggota Majelis Mustasyar Daerah TARBIYAH Sumatera Barat periode 2012-2017, Ketua Dewan Ifta' Daerah PERTI Sumatera Barat periode 2013-2018, Wakil Ketua Majelis Ifta' Pusat TARBIYAH-PERTI periode 2016-2021 dan Wakil Ketua Majelis Ifta' Pusat PERTI periode 2022-2027.[2]

Non Pendidikan

Di luar bidang pendidikan, Abu Mawardi Waly juga pernah menjadi hakim di Pengadilan Tinggi Agama Padang, Sumatera Barat pada tahun 1980-1982. Tidak hanya itu, pada masa Orde Baru, Abu Mawardi Waly juga sempat menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat untuk periode 1977-1987. Ketika itu ia menjadi wakil dari PPP. Pada tahun 2021, Abuya Mawardi Waly turut mendirikan Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh dan tergabung dalam Majelis Nashihin PAS Aceh.

Hubungan dengan Tariqat Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah

Abuya Mawardi Waly adalah salah satu mursyid Tarekat Naqsabandiyah yang bersanad kepada ayahnya, Syaikhul Islam Abuya Muhammad Waly. Lalu kepada kakeknya, Syekh Muhammad Jamil Jaho. Saat ini ia aktif mengajarkan tarekat tersebut serta aktif pula memimpin suluk pada waktu-waktu tertentu.[2]

Referensi

  1. ^ "Pimpinan Ponpes yang Jadi Politikus". Serambi Indonesia. Diakses tanggal 2021-06-11. 
  2. ^ a b Nawafil, Rozal (2021-06-10). "Abuya Mawardi Waly, Ulama Perti yang Alim Nan Sufi". Tarbiyah Islamiyah. Diakses tanggal 2021-06-11.