Massa atom relatif (bahasa Inggris: relative atomic mass, simbol: Ar) atau bobot atom (bahasa Inggris: atomic weight) adalah suatu kuantitas fisik tak berdimensi (angka saja). Dalam definisi modernnya, ia merupakan perbandinganmassa rata-rata atom suatu unsur dalam suatu sampel yang diberikan terhadap satu satuan massa atom. Satuan massa atom, simbol u, didefinisikan sebagai 1⁄12 massa satu atom karbon-12.[2][3] Massa atom dapat bervariasi (antara atom dari unsur yang sama), karena adanya berbagai isotop unsur tersebut. Karena kedua nilai dalam rasio tersebut dinyatakan dalam satuan yang sama (u), nilai yang dihasilkan tidak berdimensi; maka nilainya adalah relatif.
Istilah ini biasanya digunakan juga untuk merujuk pada bobot atom relatif yang dipublikasikan secara berkala oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).[4][5] Daftar bobot atom standar dapat ditemukan secara meluas dalam buku pelajaran kimia, katalog-katalog komersial, dan papan informasi di laboratorium kimia. Penggunaan kata "berat atom" telah mengundang banyak kontroversi, paling tidak sejak tahun 1960-an[6] (lihat bawah).
Bobot atom, berbeda dengan massa atom (massa atom individu), bukanlah tetapan fisika dan dapat berbeda-beda dari sampel yang satu ke sampel yang lain. Walau demikian, bobot atom cukuplah konstan dalam sampel "normal" untuk digunakan dalam bidang kimia.
An atomic weight (relative atomic mass) of an element from a specified source is the ratio of the average mass per atom of the element to 1/12 of the mass of an atom of 12C.
Suatu bobot atom (massa atom relatif) suatu unsur dari suatu sumber tertentu adalah perbandingan rata-rata massa per atom unsur terhadap 1/12 massa satu atom 12C.
Definisi ini dengan sengaja menggunakan kata "Suatu bobot atom…" oleh karena suatu unsur dapat memiliki bobot atom yang berbeda-beda tergantung pada sumber. Sebagai contoh, boron yang berasal dari Turki memiliki bobot atom lebih rendah daripada bobot atom boronCalifornia. Hal ini disebabkan oleh komposisi isotop sampel.[7][8] Walaupun demikian, oleh karena ketidakpraktisan dan sulitnya melakukan analisis isotop, adalah umumnya digunakan nilai bobot atom standar yang ditabulasi oleh IUPAC.
Kontroversi penamaan
Penggunaan nama "bobot atom" telah mengundang banyak kontroversi di antara para ilmuwan.[6] Pihak-pihak yang berkeberatan biasanya akan menggunakan istilah massa atom relatif ataupun hanya massa atom. Dasar dari keberatan ini adalah bobot/berat atom bukanlah benar-benar berat, yakni gaya yang diberikan pada suatu benda dalam medan gravitasi.
Penentuan bobot atom
Bobot atom dihitung dari pengukuran nilai massa atom relatif (tiap-tiap nuklida) dan komposisi isotop. Nilai massa atom relatif yang sangat akurat dapat ditemukan dengan bebas[9][10] untuk hampir semua nuklida non-radioaktif, namun komposisi isotop sulit untuk dihitung secara tepat dan tergantung pada variasi antar sampel.[11][12]
Perhitungan bobot atom dapat dilihat pada silikon. Secara alami, silikon yang terdapat di alam bebas terdiri dari campuran tiga isotop: 28Si, 29Si dan 30Si. Massa atom realtif ketiga nuklida ini diketahui dengan presisi satu dari 14 triliun untuk 28Si dan satu dari satu triliun untuk yang lainnya. Perhitungan bobot atom silikon oleh karena itu:
Perkiraaan ketidapastian untuk nilai di atas cukup rumit,[13] utamanya dikarenakan oleh distribusi sampel yang tidak simetris.[14] Nilai bobot atom beserta ketidakpastiannya untuk silikon adalah 28,0855(3). Ketidakpastian standar relatif pada nilai ini adalah 1×10–5 ataupun 10 ppm.
^The updated list of standard atomic weights is expected to be formally published in late 2008. The IUPAC Commission on Isotopic Abundances and Atomic Weights announcedDiarsipkan 2009-02-04 di Wayback Machine. in August 2007 that the standard atomic weights of the following elements would be revised (new figures quoted here): lutetium 174.9668(1); molybdenum 95.96(2); nickel 58.6934(4); ytterbium 173.054(5); zinc 65.38(2). The recommended value for the isotope amount ratio of 40Ar/36Ar (which could be useful as a control measurement in argon–argon dating) was also changed from 296.03(53) to 298.56(31).