Manusia durhaka (bahasa Yunani: ὁ ἄνθρωπος τῆς ἀνομίας, ho anthrōpos tēs anomias; disebut juga sebagai "manusia berdosa") adalah sebuah figur yang disebutkan dalam Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika dari Perjanjian Baru. Ia biasanya disamakan dengan Antikristus dalam eskatologi Kristen.
Penjelasan Alkitab
Dalam 2 Tesalonika 2:3–10, "manusia pendosa" dideskripsikan sebagai orang yang akan berwahyu sebelum Hari Tuhan tiba. Kodeks Sinaiticus dan Kodeks Vaticanus memakai kata "manusia durhaka" dan Bruce M. Metzger menyatakan bahwa ini merupakan pemakaian istilah yang sebenarnya meskipun sebagian besar manuskrip memakai kata "manusia pendosa".[1]
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.[2]
Referensi