Mandi BelimauMandi Belimau adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan oleh masyarakat Melayu khususnya masyarakat Bangka Belitung dan Riau.[1] Tradisi mandi Belimau merupakan tradisi yang dilaksanakan turun-temurun hingga saat ini.[1] Mandi Belimau artinya pencucian atau pensucian lahir dan batin menggunakan air limau.[2] Di Bangka Belitung, tradisi mandi Belimau sudah ada sekitar 300 tahun yang lalu dan sempat berhenti.[2] Namun, tradisi ini dijalankan lagi sejak 8 tahun yang lalu.[2] ProsesTradisi mandi Belimau dimulai dengan ziarah ke makam tokoh masyarakat atau ke pahlawan yang sangat dihormati.[2] Selepas melakukan ziarah, masyarakat pergi ke tempat acara mandi Belimau.[2] Tepat di panggung disiapkan air yang diisi dalam sebuah guci besar yang bertuliskan kalimat Arab.[3] Air limau dibuat dengan beberapa bahan yang ditentukan oleh para kaum pandai dan kaum ulama terdahulu.[4] Bahan-bahan untuk membuat air limau antara lain daun pandan wangi, daun serai wangi, mayang pinang, daun limau, daun soman, daun liman, daun mentimun, akar siak-siak, daun limau purut, dan buah limau purut.[4] Bahan-bahan tersebut dipilih karena keharumannya.[4] Keharuman bahan-bahan tersebut baik untuk penyambutan bulan Ramadhan dan pembersihan diri.[4] Sebelum air limau disiram ke seluruh badan, masyarakat sering menguatkan niat dalam rangka menyambut dan menjalani kewajiban puasa nantinya.[4] Setelah air limau membasahai seluruh badan, tak usah dibilas dengan air biasa.[4] Hal ini dimaksudkan agar keharuman menyatu dengan bada.[4] Setelah mandi Belimau, sanak keluarga beserta tetangga bersalam-salaman, dan meminta maaf antara sesama.[4] Hal ini yang dimaksudkan dengan mensucikan diri secara lahir dan batin.[4] Referensi
|