Man, Woman and ChildMan, Woman and Child adalah novel yang ditulis oleh Erich Wolf Segal dan diterbitkan oleh penerbit HarperCollins pada 1 Januari 1980.[1] Edisi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada bulan Mei 1985. Iklan pada sampul buku (blurb) berwarna merah ini adalah : Kisah cinta yang takkan terlupakan. Drama tentang seorang ayah dan putra yang tak pernah dikenalnya. Dan sebuah perkawinan yang harus melalui ujian mahaberat. Bob dan Sheila Beckwith memiliki segalanya : karier yang bagus, dua putri yang cantik dan pernikahan yang sempurna, hampir sempurna. Sebab Sheila tak tahu bahwa Bob pernah sekali bersikap tidak setia - hanya sekali itu, sepuluh tahun yang lalu dalam lawatan dinasnya ke Prancis. Apa yang tidak diketahui Bob adalah bahwa affair singkatnya itu membuahkan seorang bocah lelaki. Seorang putra baginya. Sebuah kecelakaan yang tragis dan sebuah interlokal yang mengejutkan telah mengubah kehidupan Bob dan Sheila untuk selama-lamanya.[2][3] SinopsisBuku ini bercerita tentang kisah keluarga Robert Beckwith. Robert adalah seorang profesor statistik di MIT (Massachusetts Institute of Technology) Cambridge. Istrinya, Sheila Beckwith adalah seorang editor di Harvard Press. Keluarga mereka dikaruniai dua orang anak perempuan. Jessica, 12 tahun dan Paula 9 tahun. Kehidupan mereka berempat baik-baik saja sampai suatu sore Robert menerima telepon internasional dari Prancis. Louis Venargue memberitahunya bahwa Nicole Guerin meninggal lima hari sebelumnya karena serangan jantung. Nicole adalah seorang dokter di kota kecil Sete yang pernah menjalin affair dengan Robert sepuluh tahun yang lalu saat Robert berkunjung ke Prancis dalam rangka seminar. Robert mengalami insiden dengan polisi setempat dan kepalanya berdarah. Nicole membantu membebat kepalanya. Hubungan mereka hanya tiga malam dan itu adalah hubungan antara dua orang asing yang tanpa ikatan karena Nicole sendiri sudah menyatakan tidak akan menikah. Apalagi setelahnya Robert kembali ke Amerika dan mereka tidak pernah sekalipun mereka berhubungan lagi.[4] Nicole meninggalkan seorang anak bernama Jean Claude, yang ternyata adalah anak Robert. Louis dan istrinya Marie, adalah orang yang diamanahi oleh Nicole untuk menjaga Jean Claude karena tidak ada satupun lagi sanak saudara dari pihak Nicole. Tapi saat itu Marie sedang sakit keras dan mereka berdua tidak bisa menjaganya. Kemungkinan kalau Jean Claude akan dimasukkan ke panti asuhanlah yang membuat Louis akhirnya memutuskan menelepon Robert selaku ayah biologisnya untuk menerima Jean Claude.[4] Awalnya Robert menolak mentah-mentah tapi kemudian dia berjanji akan memikirkannya dan meminta waktu. Tidak mungkin baginya membawa seorang anak hasil perselingkuhannya ke dalam keluarga kecilnya yang bahagia. Robert pulang kembali ke rumahnya dengan raut muka yang langsung disadari oleh Sheila. Pada akhirnya, Robert terpaksa memberi tahu Sheila tentang semuanya. Sheila sangat terpukul. Selama ini dia merasa kehidupan mereka baik-baik saja dan tidak ada masalah. Dia bertanya mengapa Robert menceritakan semua itu kepadanya dan bukannya menyimpannya sendiri rapat-rapat. Sheila yang sangat mengenal suaminya akhirnya paham, Robert ingin menjaga anaknya tapi tidak ingin memutuskannya sendiri. Sheila lalu memberi izin untuk membawa Jean Claude ke rumah mereka sementara Louis mencari jalan keluar selain panti asuhan. Sheila memberinya waktu hanya satu bulan, tidak lebih.[4] Tapi tentu saja, walaupun membawa Jean Claude ke rumah mereka adalah permintaan Sheila, tidak mudah baginya untuk menerima anak suaminya dari perempuan lain. Dia tidak berlaku kasar kepada Jean Claude, dia bersikap sopan tapi kaku dan dingin karena terjadi pertentangan besar dalam hatinya. Di satu sisi dia menyadari bahwa Jean Claude tidak bersalah sama sekali. Apalagi Jean Claude adalah anak laki-laki yang sangat sopan. Sikapnya tanpa cela. Tapi di sisi lain dia juga tidak bisa menyembunyikan luka hatinya. Kedua anak mereka, Jessica dan Paula sangat bersemangat dengan kehadiran Jean Claude apalagi Jessica sedang belajar bahasa Prancis.[4] Hubungan antara Robert dan Sheila tidak pernah sama lagi. Dengan beban masalah sebesar itu, mereka akhirnya memutuskan untuk bercerita kepada sahabat mereka masing-masing. Robert bercerita kepada Bernie Ackerman, sahabat sejak kecilnya. Seorang pengacara atlet. Dan Sheila bercerita kepada Margo Fulton, teman kuliahnya dulu. Keduanya memberikan respon yang sama. Pada awalnya tidak percaya karena Robert adalah sosok suami setia dan panutan bagi semua orang. Keluarga mereka adalah role model untuk semua pasangan.[4] Sheila kemudian bertemu dengan Gavin Wilson. Gavin adalah tokoh terkenal yang telah menerbitkan banyak buku. Dalam rangka menerbitkan ulang bukunya, Gavin bekerja sama dengan Sheila sebagai editornya. Gavin tidak menutupi ketertarikannya kepada Sheila dan mengajaknya untuk makan malam. Sheila yang sedang di titik terendah kepercayaan dirinya terlebih saat mengetahui kalau Nicole adalah wanita yang sangat cantik, menerima ajakannya. Margo bahkan mendorongnya untuk berkencan lebih lanjut. Walaupun pada akhirnya Sheila lebih memilih untuk tetap setia alih-alih membalas perselingkuhan Robert.[4] Sementara itu Jessica akhirnya mengetahui bahwa Jean Claude adalah anak ayahnya. Davey Ackerman (anak Bernie sahabat Robert) tidak sengaja mendengar hal ini saat orangtuanya membicarakannya. Davey memberi tahu Jessica untuk mendapatkan simpatinya, tapi yang terjadi adalah yang sebaliknya. Jessica sangat marah dan pulang untuk mengkonfrontasi informasi ini kepada orang tuanya. Saat tiba di rumah, hanya ada ibunya dan Paula. Jessica bertanya sambil histeris dan Sheila membenarkan ketakutannya. Saat itulah Jean Claude masuk. Ketakutan akan kehilangan ayahnya membuat Paula yang tadinya sangat dekat dengan Jean Claude, mulai memukuli anak laki-laki itu dan memberi tahu Jean Claude untuk tidak mengambil ayahnya. Sheila melerai mereka berdua. Jean Claude juga syok dengan informasi yang baru saja didapatnya dari Jessica. Dia berlari ke kamarnya. Saat itulah Robert pulang dan mendapati kedua anak perempuannya membencinya. Hari itu juga diputuskan Jean Claude harus pulang.[4] Jean Claude bahkan sudah tahu bahwa dia harus kembali ke Prancis hari itu juga. Dalam perjalanannya ke bandara, Robert dan Jean Claude terjebak macet dan tidak berhasil mengejar penerbangan terakhir. Robert lalu membawa Jean Claude ke kantornya di MIT. Dalam perjalanannya, mereka berbicara. Jean Claude mengatakan dia bahagia mengetahui Robert adalah ayahnya. Ibunya pernah bercerita bahwa ayahnya adalah pria yang baik dan lucu. Dan saat bertemu Robert pertama kali, dia sungguh berharap ayahnya adalah seseorang seperti Robert. Perkataan tulus Jean Claude menyentuh hati Robert. Dia segera menyadari dia tidak ingin anaknya kembali ke Prancis. Selama tinggal di rumahnya, Jean Claude telah membuatnya jatuh cinta. Ini bahkan terjadi juga pada Sheila walaupun tidak diakuinya.[4] Robert bangga memiliki anak laki-laki seperti Jean Claude. Anak laki-laki sopan, dengan kebiasaan membaca sama seperti hobinya. Piawai bermain sepakbola. Mandiri dan bisa memasak. Apalagi sejak dulu Robert menginginkan anak laki-laki. Dia kemudian memutuskan untuk menikmati satu hari lagi bersama anaknya. Dia membawa Jean Claude ke kantornya di MIT. Membawanya ke museum sains dan konser outdoor. Saat menonton konser, mereka kehujanan. Berakhir dengan Jean Claude demam tinggi. Robert yang tidak tega memulangkan anaknya, menelepon Sheila dan mengabarkan bahwa Jean Claude sakit. Naluri keibuan Sheila membuatnya mengizinkan Robert membawa Jean Claude kembali lagi ke rumah mereka setidaknya sampai demamnya reda.[4] Saat tiba di rumah, Robert bertanya kepada Jean Claude bisakah dia berlari ke arah rumah. Jean Claude mengiyakan. Tapi kemudian jatuh tidak sadarkan diri di dekat mobil di tengah hujan deras. Robert panik dan membawa Jean Claude ke rumah sakit. Kepergian Robert hanya beberapa saat setelah tiba di rumah membuat Jessica dan Paula yang melihat dari jendela kamar semakin yakin kalau ayahnya telah meninggalkan mereka.[4] Jean Claude menderita peritonitis akibat appendisitis (radang usus buntu) yang pecah. Dia harus segera dioperasi. Robert menunggu sampai operasinya selesai dan memastikan semuanya berjalan lancar lalu kembali ke rumahnya. Di rumah, Robert berbicara dengan Sheila dari hati ke hati untuk pertama kalinya setelah masalah mereka timbul. Robert juga disambut oleh dua anak perempuannya yang khawatir dan merasa bersalah. Mereka berempat berpelukan dan saling memaafkan satu sama lain malam itu.[4] Jean Claude dirawat dua minggu lebih. Dan satu hari saat Sheila menjenguknya seorang diri, dia memberi tahu Jean Claude untuk tinggal di rumahnya setelah pulih alih-alih kembali ke Prancis. Jean Claude sangat bahagia apalagi Jessica dan Paula kembali bersahabat seperti dulu lagi. Mereka bahkan memberinya hadiah selamat datang kembali sekaligus permintaan maaf berupa poster besar Pele, pemain sepakbola asal Brazil lengkap dengan tanda tangannya. Rupanya Bernie, ayah Davey adalah pengacara personal Pele.[4] Kehidupan setelahnya berangsur membaik. Sheila benar-benar memaafkan Robert. Begitu juga dengan kedua putrinya. Jean Claude bahkan bermain sepakbola bersama Davey. Di akhir bulan Agustus tahun itu, Sheila memberi tahu Robert dia akan sangat senang bila Jean Claude tinggal bersama mereka untuk seterusnya. Saat mengabarkannya kepada Jessica dan Paula pun, keduanya tidak menolak.[4] Sayangnya Jean Claude sudah memiliki rencananya sendiri. Rencana yang dibuat oleh ibunya sedari awal. Dia akan bersekolah di sekolah berasrama khusus anak laki-laki di St. Malo. Dan keputusannya tidak tergoyahkan. Saat mengantarkan Jean Claude ke bandara, pikiran Robert berkecamuk. Dia sudah sangat menyayangi putranya pada titik itu. Tidak ingin membiarkannya pergi, ingin menunjukkan perasaan sayangnya dan banyak hal. Setelah berjanji akan berkunjung saat libur sekolah musim panas atau natal, Robert akhirnya merelakan putranya pergi setelah memeluknya saat Jean Claude berkata “Sampai berjumpa lagi, Papa”[4] Adaptasi FilmAda berbagai versi dari beberapa negara yang mengadaptasi novel ini Film dengan judul yang sama Man, Woman and Child dibuat pada tahun 1983 oleh Paramount Picture walaupun terdapat sedikit masalah dalam penulisan skenarionya antara Erich Segal dan David Z. Goodman.[5] Disutradarai oleh Dick Richards dengan Martin Sheen sebagai Robert, Blythe Danner sebagai Sheila, Craig T. Nelson sebagai Bernie Ackerman, Arlene McIntyre sebagai Jessica, Missy Francis sebagai Paula dan Sebastian Dungan sebagai Jean Claude.[6] Olangal, film berbahasa Malayalam yang disutradarai oleh Balu Mahendra terinspirasi dari novel ini. Dibintangi oleh Amol Parekar, Poornima Jayaram dan Ambika.[7] Sutradara Shekhar Kapur memulai debutnya sebagai sutradara dengan mengadaptasi buku ini ke dalam film berjudul Massom juga pada tahun 1983. dibintangi oleh Naseeruddin Shah dan Shabana Azmi sebagai pemeran Utama. Film ini menjadi box office pada tahun itu.[8][9] Di Indonesia, adaptasi film ini disutradarai oleh Sophan Sophian dan diberi judul Saat-saat yang Indah. Film yang dirilis tahun 1984 ini dibintangi oleh Frans Tumbuan, Lenny Marlina, Sandy Taroreh.[10][11]
|