Dalam dunia fotografi atau sinematografi, magic hour atau golden hour, didefinisikan sebagai masa setelah matahari terbit atau sebelum matahari terbenam, saat warna langit agak kemerah-merahan atau lebih lembut ketimbang saat matahari berada tinggi di angkasa. Keindahan transformasi warna alam tersebut yang memiliki kesamaan dalam kisah asmara Raina, seorang gadis pengantar bunga dengan Dimas, pria kaya raya yang sangat cuek. Kehadiran sosok Dimas yang tidak direncanakan bagaikan magic hour, momen penuh keajaiban yang mampu melepas rasa sedih, membuka mata dan menerangi jalan yang ditempuh Raina. Sayangnya rasa cinta yang dirasakan Raina terhadap Dimas, justru membuatnya bimbang karena ada cinta lain yang menantinya sejak kecil, yaitu cinta sahabatnya, Toby.
Raina tidak mau kehilangan Toby, tetapi dia sadar sudah menyakitinya. Sementara Dimas sendiri bukanlah pria yang tepat untuk Raina. Dimas sudah dijodohkan oleh ibunya dengan Gweny, yang tidak lain adalah sahabat Raina. Lagi-lagi cinta Raina harus dibenturkan pada pilihan antara cinta atau persahabatan. Namun, cinta bukanlah cinta jika tidak melalui sebuah ujian. Begitupun cinta Raina dan Dimas. Ketika mereka berjuang menyatukan cinta, semakin banyak tragedi yang memisahkan.[1]