Maggie Tiojakin (lahir 10 Maret 1980) adalah seorang penulis dan jurnalisIndonesia. Sebagai seorang jurnalis, tulisannya telah dimuat di The Jakarta Post,BostonGlobe, Asian News Network, dan Somerville News. Sejumlah cerita-cerita pendeknya juga telah diterbitkan di media lokal maupun internasional seperti Femina, Kompas, Every Day Fiction, Writers’ Journal, Eastown Fiction, dan Postcard Shorts.
Di Boston, Amerika Serikat, Maggie sempat mengasah kemampuan berbahasa Inggris di EF International School selama 9 bulan dan magang kerja di salah satu jurnal sastra-politik-seni ternama di sana, The Atlantic. Dari situ, Maggie melanjutkan pendidikannya di Harvard University Extension School dan mengambil jurusan Liberal Arts; sambil terus memperluas wawasan dengan bekerja magang di sejumlah tempat lain seperti Candlewick Press. Ia juga sempat bergabung dengan kelompok teaterMIT Gilbert & Sullivan Players (MITG&SP) serta The Longwood Players untuk memproduksi drama panggung/musikal seperti Gondoliers (Gilbert & Sullivan), Company (Stephen Sondheim), dan Six Degrees of Separation (John Guare).
Selama di Boston, Maggie sempat memiliki mentor bernama Larry Starkey. Dia adalah penulis biografiJohn Wilkes Booth Came To Washington terbitan Random House, 1976. Masa-masa itulah yang kemudian menggembleng Maggie untuk terus menulis setelah sempat ragu apakah profesi yang dipilihnya benar. Pengalaman tersebut ia bagi dalam sebuah wawancara bersama media online Daily Sylvia, di mana dia berkata: “Yang membuat penulis bisa menghasilkan karya bagus adalah dengan selalu tekun membaca, mengobservasi dan berlatih.”
Selain menulis cerita pendek, Maggie juga banyak menulis artikel untuk media massa. Salah satunya, mengenai korban tsunami Aceh yang sempat diterbangkan ke Boston untuk dirawat di Massachusetts General Hospital, diterbitkan oleh Boston Globe pada tahun 2005. Ia juga aktif menjadi koresponden bagi The Jakarta Post hingga kepulangannya ke Indonesia pada tahun 2006; di mana ia kemudian aktif menulis untuk majalah lifestyleThe Jakarta Post Weekender.
Di Indonesia, Maggie tidak banting setir dan terus menghasilkan karya-karya kreatif yang mendulang banyak pujian. Pada tahun 2006, ia menerbitkan sendiri buku kumpulan cerpen Homecoming And Other Stories yang ditulis dalam Bahasa Inggris dan dicetak 1.000 eksemplar (sekarang sudah out of print). Pada tahun 2008, ia menovelisasikan film karya Awi Suryadi, Claudia/Jasmine yang diterbitkan oleh Gagas Media. Dua tahun kemudian, pada tahun 2010, Gramedia Pustaka Utama menerbitkan karya keduanya, Balada Ching-Ching (kumpulan cerpen). Dan pada tahun berikutnya, Gramedia Pustaka Utama kembali menerbitkan karyanya, sebuah novel, Winter Dreams: Perjalanan Semusim Ilusi.
Fokus Tulisan
Maggie adalah seorang penulis dengan kemampuan eklektik. Tidak hanya bekerja sebagai jurnalis, ia juga seorang copywriter, scriptwriter, editor dan translator. Tulisannya sebagai jurnalis paling sering dimuat di The Jakarta Post Weekender dan ia juga telah menerjemahkan beberapa buku dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Pada tahun 2010, salah satu tulisannya sempat diikutsertakan dalam jurnal kemanusiaan HIVOS yang berbasis di Belanda.
Mengenai kumpulan cerpen pertama yang ia terbitkan, Homecoming And Other Stories, Maggie menerangkan bahwa kumpulan tersebut merupakan kompilasi dari sejumlah cerita pendek yang ia tulis dalam kurun waktu lima sampai enam tahun. Duncan Graham dari The Jakarta Post mengatakan dalam review-nya bahwa: “[Maggie Tiojakin] is a serious writer at home in Western culture with its moral freedoms and the difficulties these create. Her characters worry about love and sex but not in the coy way of early Malaysian authors nervously itching for release from cultural constraints.”
Sedangkan untuk kumpulan cerpen kedua yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, Balada Ching-Ching, Maggie menunjukkan kepiawaiannya dalam menguak berbagai dilema keseharian yang kemudian disorot dengan lampu psikosis. Er Audry Zandri, dari The Jakarta Post, memuji Balada Ching-Ching sebagai kumpulan cerita pendek yang tidak biasa: “These stories, if not well spawned, are often crafted brilliantly as explorations with sufficient research and depth to give us not just knowledge, but an emotional, personal understanding of what truly happened—although sometimes she chooses to blur the endings, hinting with a bag full of flowers or a heart pinned with needles.”
Sementara Media Indonesia memuji Balada Ching-Ching sebagai “balada keseharian yang bersahaja” serta gaya penulisan Maggie Tiojakin “simpel dan kaya diksi.” Dan Medan Business Daily mengemukakan gaya penulisan Maggie Tiojakin “yang kental dengan warna penceritaan penulisan dalam Bahasa Inggris” sebagai sesuatu yang “layak ditekuni.”
Cerita pendeknya yang ditulis dalam bahasa Inggris telah diterbitkan di jurnal sastra Eastown Fiction, Every Day Fiction, Writers’ Journal dan Postcard Shorts.
Saat ini Maggie tengah mengambil cuti dari profesinya sebagai seorang jurnalis media massa untuk lebih fokus menghasilkan karya-karya kreatif.
Translator
Sebagai seorang penerjemah buku, apalagi karya klasik, nama Maggie Tiojakin sudah tidak asing lagi. Selain menerjemahkan buku-buku populer seperti The Wednesday Letters (Jason F. Wright) dan The Sugar Queen (Sarah Addison Allen), Maggie juga menerjemahkan karya klasik seperti The Collected Stories of Edgar Allan Poe dan Just So Stories karya Rudyard Kipling. Di waktu senggangnya, Maggie menerjemahkan fiksi pendek dunia karya berbagai penulis ternama yang ia kumpulkan di situs [1].
Ditanya tentang kesungguhannya dalam menjalankan situs, Maggie berkata kepada Harian Detik bahwa: “Pertamanya saya membuat situs untuk memberikan alternatif saja bagi pembaca Indonesia yang suka nulis atau suka baca cerpen. Karena saya lihat di Indonesia variasinya masih kurang banyak kalau menyangkut cerpen—apalagi penerbit sangat hati-hati dalam hal menerbitkan kumcer yang notabene sulit dijual di pasaran.”
Respon pembaca terhadap situs tersebut sangatlah positif hingga pada tahun 2012, Gramedia Pustaka Utama memutuskan untuk menerbitkan koleksi volume perdana Fiksi Lotus dalam bentuk buku.
Karier Maggie sebagai seorang jurnalis dan penulis telah memungkinkan dia untuk bertemu atau berkorespondensi dengan sejumlah penulis-penulis kontemporer, seperti Irshad Manji, Tom Perrotta, Ben Loory, Simon Van Booy, Lori Ostlund, Robin Black dan Shih-Li Kow.