Macanputih, Kabat, Banyuwangi
Macanputih adalah sebuah nama desa di wilayah Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pembagian WilayahDesa Macanputih terdiri dari 9 dusun
AksesDesa ini dapat diakses melalui jalan di selatan jembatan Kali Tambong, Pakistaji (berada di ruas Jalan Nasional Rute 3 Banyuwangi-Jember). Untuk jalan akses yang pertama ini ditandai dengan gapura dan penunjuk arah situs Prabu Tawangalun. Akses lainnya yakni melewati simpang tiga di utara Poliwangi, Labanasem. Selain itu Desa Macanputih juga dapat dicapai melalui Desa Jelun di Kecamatan Licin. SejarahNama Macanputih mulai dikenal saat Prabu Tawangalun II mendirikan istana raja (Kraton) di wilayah Macanputih dan berkuasa disana (walaupun kekuasaan tersebut harus diserahkan kepada saudaranya Mas Wilabrata).[1] Keraton ini bernama Keraton Macanputih. Keraton ini dibatasi oleh sebuah gerbang di sebelah selatan keraton yang posisinya kini masuk ke dalam Desa Gombolirang. Pada saat ini, reruntuhan keraton tersebut di situs Prabu Tawangalun. Untuk menandai kawasan sejarah ini, pada 15 Desember 2007 pemerintah setempat (Kabupaten Banyuwangi) meresmikan sebuah monumen patung Tawangalun sedang menunjuk ke arah timur dengan seekor harimau putih bertuliskan Tulien ngetan ilingo kawitane yang berarti, lihatlah ke timur dan ingat permulaannya. Selain monumen peringatan, juga terdapat tanda lain berupa etalase (display case) dari semen yang berisi keramik dan terakota peninggalan Kerajaan Blambangan. Di bawah etalase terdapat prasasti marmer bertuliskan Kawasan Sejarah. Bentang Alam dan BudayaWilayah Desa Macanputih didominasi oleh lahan persawahan, dimana banyak terdapat sawah padi di sepanjang jalan desa. Namun, di dusun Kopenlangi dan dusun Kopenlaban yang berbatasan dengan Desa Pakel lahan pertanian didominasi kebun buah-buahan seperti pepaya dan beberapa pohon kopi. Rumah-rumah penduduk tersebar secara tidak merata di setiap dusun. Keadaan MasyarakatSeperti penduduk desa pada umumnya, penduduk Desa Macanputih berprofesi sebagai petani (padi maupun buah). Di bagian utara desa (Dusun Kopenlangi, Kopenlaban,Sengkan Samak dan bangeran), penduduknya memiliki kebiasaan menaruh buah kopi di tengah jalanan aspal. Hal ini bertujuan agar buah kopi yang diletakkan disana dilindas oleh kendaraan yang lewat sehingga biji kopi bisa terpisah dari kulit-kulitnya. Pendidikan
Galeri
Referensi
Pranala luar
|