Leni Riefenstahl
Riefenstahl kecil menyukai renang dan seni. Ketika ia menginjak remaja, ia memulai karirnya sebagai seorang penari dan sempat tampil di beberapa tempat di Eropa. Film Mountain of Destiny yang dirilis pada tahun 1924, menginspirasi Riefenstahl untuk menjajaki dunia akting. Antara 1925 dan 1929, karirnya melejit dengan lima film sukses. Riefenstahl menjadi salah satu dari sedikit wanita di Jerman yang menyutradarai film selama Periode Weimar dengan salah satu karyanya, yakni Das Blaue Licht ("The Blue Light"), yang dirilis pada tahun 1932.[2] Setelah Perang Dunia II berakhir, ia berusaha untuk menelurkan karya, namun banyak yang pada akhirnya tidak selesai. Selain memproduksi film, ia juga sempat memproduksi beberapa foto dari perjalanannya di Afrika. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 8 September 2003. Masa KecilHelene Bertha Amalie Riefenstahl lahir di Berlin pada tanggal 22 Agustus 1902. [3] Ayahnya, Alfred Theodor Paul Riefenstahl, [4] merupakan pengusaha yang bekecimpung di dunia pemanas dan ventilasi. Usahanya cukup sukses, sehingga ia bermimpi agar putrinya bisa mengikuti jejaknya. Sebagai anak pertama, Helene kecil diharapkan mampu meneruskan usaha keluarga dan menjaga aset tersebut.[2] Di sisi lain, ibunya, Bertha Ida, yang bekerja sebagai penjahit paruh waktu saat masih muda, percaya bahwa Helen akan menjadi seorang bintang pertunjukan. Riefenstahl memiliki seorang adik laki-laki, Heinz, yang terbunuh pada usia 39 tahun di Front Timur dalam perang Nazi Jerman melawan Uni Soviet. [5] Sejak kecil, Riefenstahl menyukai seni dan aktivitas fisik. Dia mulai melukis dan menulis puisi pada usia empat tahun. Seperti anak-anak lainnya, ia juga suka bermain peran dan memanjat pohon. Pada usia 12 tahun ia bergabung dengan klub senam dan renang. [6] Ibunya yakin putrinya akan sukses di bidang seni dan karenanya memberikan dukungan penuh, tidak seperti ayahnya yang tidak tertarik dengan kecenderungan artistik putrinya. [5] Pada tahun 1918, ketika dia berusia 16 tahun, Riefenstahl menonton pertunjukan Putri Salju yang kemudian memngispirasinya untuk menjadi penari. Ayahnya yang ingin memiliki penerus perusahaan ingin menyekolahkan putrinya di sekolah formal. Meski begitu, ibunya tetap mendukung putrinya. Tanpa sepengetahuan ayahnya, ia mendaftarkan Riefenstahl di kelas tari dan balet di Sekolah Tari Grimm-Reiter di Berlin, di mana ia dengan cepat menjadi bintang kelas. [6] Awal KarierRiefenstahl mengikuti sekolah dansa dan menjadi terkenal karena keterampilan menari interpretatifnya. Kemampuannya tersebut kemudian membawanya ke beberapa panggung di Eropa bersama Max Reinhardt dengan bantuan dari produser Yahudi Harry Sokal. [7] Keuntungan yang didapat dari pertunjukan Riefenstahl mampu mencapai 700 Reichsmark untuk setiap pertunjukan dan Riefenstahl sangat bersemangat melakukannya. Karier menarinya terpaksa berhenti ketika ia mengalami cidera kaki dan harus menghadapi meja operasi. Suatu hari dalam perjalanannya menemui dokter, ia melihat poster film Mointain of Destiny dan terinspirasi untuk terjun ke dunia film. [8] Dalam usahanya masuk ke dunia film, Riefenstahl menemui Luis Trenker, aktor yang muncul dalam film tersebut. Tidak hanya Tenker, Riefenstahl juga berusaha bertemu dengan Arnold Fanck, sutradara Mountain of Destiny dan pionir genre film pendakian. Gunther Rahn, teman Riefenstahl, membantunya menemui sutradara tersebut saat ia sedang mengerjakan sebuah film di Berlin. Dalam pertemuan tersebut ia mengemukakan kekagumannya dan keinginannya untuk berakting. Pertemuan itu membuahkan hasil. Riefenstahl kemudian menerima paket dari Fanck yang berisi naskah film The Holy Mountain. Di bawah Fanck, di mana dia belajar teknik akting dan penyuntingan film serta membuat serangkaian film untuknya. Salah satu film Fanck yang membawa nama Riefenstahl ke permukaan adalah The White Hell of Pitz Palu tahun 1929. Ketenarannya kemudian menyebar hingga negara-negara di luar Jerman.[8] Selanjutnya, pada tahun 1932 Riefenstahl memproduseri karyanya sendiri, yakni Das Blaue Licht (Sinar Biru) yang ia tulis bersama dengan dua penulis Yahudi, yakni: Carl Mayer dan Béla Balázs. [9] Film ini memenangkan medali perak di Festival Film Venesia, tetapi tidak cukup diterima oleh umum. Riefenstahl menduga kritikus Yahudi yang menyebabkan hal ini terjadi. Film tersebut kemudian dirilis ulang pada tahun 1938, namun ia menghapus nama Balázs dan Sokal dari film tersebut atas alasan ras kedua penulis. [10] Selain menjadi produser, Riefenstahl juga ikut mengambil peran sebagai gadis petani lugu yang dibenci oleh penduduk desa karena mereka mengira dia jahat yang menjadi peran utama dari film tersebut. [8] Film tersebut juga ditonoton oleh Hitler dan ia sendiri mengaku sebagai penggemar film tersebut. Dalam suatu pertemuan di tahun 1932, Hitler mengatakan bahwa film tersebut mampu menunjukkan kekuatan seni Jerman. [11] Proyek-Proyek FilmFilm propagandaTahun 1932 Riefenstahl berkesempatan untuk mendengar Adolf Hitler berbicara pada rapat umum Partai Nazi (NSDAP) dan terpesona pidatonya. Riefenstahl menuliskan pengalamannya dalam hariannya. Ia menyatakan, "saya memiliki penglihatan yang tidak pernah bisa saya lupakan. Saya seperti melihat permukaan bumi terbelah di depan mata, seperti bumi yang tiba-tiba terbagi di tengah, kemudian memuntahkan semburan air yang sangat besar hingga menyentuh langit dan mengguncang bumi." [12] Hitler yang tertarik dengan Riefenstahl menawarinya kesempatan untuk menyutradarai Der Sieg des Glaubens (Kemenangan Iman), sebuah film propaganda berdurasi satu jam tentang Rapat Umum Kelima pada tahun 1933. Hal ini merupakan kejutan besar bagi Riefenstahl. [13] Hitler kemudian memerintahkan Menteri Propaganda Goebbels untuk memberikan bantuan kepada Riefenstahl, tetapi kementeriannya tidak pernah memberi tahu Riefenstahl mengenai bantuan tersebut. Riefenstahl setuju untuk mengarahkan film tersebut meskipun dia hanya diberi waktu beberapa hari sebelum rapat umum untuk persiapan. Film tersebut kemudian didanai sepenuhnya oleh Partai Nazi. Dari pertemuan tersebut, ia dan Hitler berteman dengan baik dan menjalin persahabatan. [12] Selama pembuatan film tersebut, Hitler mendampingi pembuatan film bersama Ernst Röhm, pemimpin Sturmabteilung (SA). Dalam film tersebut, Riefenstahl memasukkan unsur (SA) dan sedikit cuplikan Röhm yang sedang bertugas. Setelah peristiwa pembunuhan Röhm, Hitler memerintahkan agar semua salinan film untuk dihancurkan, meskipun Riefenstahl membantah bahwa hal ini pernah terjadi. Semua salinan film tersebut kemudian dianggap hilang hingga kemudian ditemukan kembali pada 1990-an di Inggris Raya. [14] Setelah film tersebut selesai, Hitler kembali meminta Riefenstahl, untuk membuat film Triumph des Willens (Sorak Semangat), film propaganda baru tentang rapat umum partai tahun 1934 di Nuremberg.[15] Awalnya Riefenstahl menolak dan tidak ingin lagi membuat film mengenai Partai Nazi, ia justru ingin menyutradarai film berdasarkan sebuah opera yang sangat populer di Berlin pada 1920-an berjudul Tiefland (Dataran Rendah) karya Eugen d'Albert. Riefenstahl sudah menerima dana untuk memproduksi film tersebut, namun pembuatan film tersebut menemui kendala sehingga harus dibatalkan. [15] Ketika Tiefland akhirnya dibuat pada tahun 1940 hingga 1944, film ini menjadi film warna hitam dan putihtermahal ketiga yang diproduksi selama Nazi berkuas . [28] Selama pembuatan film Tiefland, Riefenstahl menggunakan Romani dari kamp interniran sebagai pemeran tambahan, yang dianiaya parah di lokasi syuting, dan ketika pembuatan film selesai mereka dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz. [28])--> Hitler kemudian berusaha meyakinkannya untuk membuat film Triumph des Willens dengan syarat bahwa dia tidak akan lagi diminta untuk membuat film bagi partainya Film ini secara umum diakui sebagai film propaganda yang bagus dan inovatif. Film ini juga yang kemudian mengantar karier Riefenstahl ke tingkat yang lebih tinggu dan memberinya pengakuan internasional. [16] Dalam wawancara untuk film dokumenter 1993 The Wonderful, Horrible Life of Leni Riefenstahl, Riefenstahl dengan tegas menyangkal upaya yang disengaja untuk menciptakan propaganda Nazi dan mengatakan dia muak bahwa Triumph des Willens digunakan sedemikian rupa. Meskipun dijanjikan untuk tidak membuat film untuk Partai Nazi kembali, Riefenstahl membuat Tag der Freiheit: Unsere Wehrmacht (Hari Kebebasan: Satuan Tentara Kami) yang berdurasi 28 menit. Fim ini bercerita tentang tentara Jerman pada tahun 1935.[17] Seperti film-film sebelumnya, film ini diambil pada rapat umum tahunan Partai Nazi di Nuremberg. Riefenstahl mengatakan film ini adalah sub-set dari Der Sieg des Glaubens, ditambahkan untuk memenuhi permintaan Angkatan Darat Jerman yang merasa kurang terwakili dalam Triumph des Willens. [18] Hitler mengundang Riefenstahl untuk memfilmkan Olimpiade Musim Panas 1936 yang dijadwalkan diadakan di Berlin, sebuah film yang menurut Riefenstahl telah dipesan oleh Komite Olimpiade Internasional. [19] Dia mengunjungi Yunani untuk mengambil cuplikan dari rute estafet obor perdana dan situs asli permainan di Olympia, di mana dia dibantu oleh fotografer Yunani Nelly's. Film tersebut kemudian diberi judul Olympia. Setelah diriis, film mendapat penerimaan yang bagus karena teknik dan estetikanya. Olympia didanai secara diam-diam oleh Third Reich. [20] Film ini kemudian melambungkan nama Riefenstahl sebagai salah satu pembuat film pertama yang menggunakan teknik tracking shot dalam film dokumenter, teknik pengambilan gambar gerakan lambat, gambar bawah air, bidikan udara panorama, dan bidikan untuk gerakan cepat. [21] Beberapa teknik ini relatif belum pernah terdengar pada saat itu, tetapi penggunaan dan augmentasi Leni memberikan standar baru bagi videografer, sehingga tekniknya masih digunakan hingga hari ini. Karya Riefenstahl di Olympia telah dikutip sebagai pengaruh besar dalam fotografi olahraga modern. Riefenstahl merekam semua peserta dari berbagai latar belakang, termasuk Jesse Owens, seorang keturunan Afrika-Amerika yang kemudian menjadi cuplikan terkenal. FIlm ini kemudian diputar untuk pertama kalinya pada ulang tahun Hitler, 4 April 1938. Perang Dunia IIPada saat perang pecah, Riefenstahl sebagai koresponden perang. [22] Ia berada di kota Końskie ketika 30 warga sipil dieksekusi atas tuduhan menyerang tentara Jerman pada 12 September. [23] Menurut memoarnya, Riefenstahl mencoba untuk campur tangan tetapi seorang tentara Jerman yang marah menahannya di bawah todongan senjata dan mengancam akan menembaknya di tempat. Ia juga mengatakan bahwa ia tidak menyadari korbannya adalah orang Yahudi. Pada tanggal 5 Oktober 1939, Riefenstahl kembali ke Polandia untuk merekam parade kemenangan Hitler di Warsawa. Setelah itu, dia meninggalkan Polandia dan memilih untuk tidak lagi membuat film yang berhubungan dengan Nazi. [24]. Setelah trilogi Nuremberg dan Olympia, Riefenstahl mencoba kembai untuk mengerjakan film yang pernah gagal ia arahkan, yaitu Tiefland. [[sfn|Kenrick|2006|p=197}} Sejak 23 September 1940, dia membuat film di Krün, Mittenwald. Pemeran wanita Spanyol dan petani diambil dari tahanan Romani yang berada di kamp konsentrasi Salzburg-Maxglan dan dipaksa untuk bekerja dengannya. Setelah itu, 18 bulan kemudian pada bulan April 1942, ia melakukan syuting di Studio Babelsberg, Berlin. Kali ini orang-orang etnis Sinti dan Roma dari kamp Marzahn dipaksa untuk bekerja sebagai figuran. Hampir sampai akhir hayatnya, meskipun ada banyak bukti bahwa penghuni kamp konsentrasi telah dipaksa untuk mengerjakan film tanpa bayaran, Riefenstahl terus mengelak dari pernyataan tersebut. [25] Beberapa gugutan telah dilayangkan untuk kasus tersebut, termasuk dari Nina Galditz dan kaum etnis Roma. Setelah Perang Dunia Kedua, tidak banyak film yang selesai dikerjakan oleh Riefestahl. Usaha-usahanya dalam memproduksi film mendapat banyak tentangan, protes, serta kritik dari masyarakat. Asosiasinya dengan Nazi dan Hitler membuatnya sulit menarik simpati.[2] Salah satu karyanya yang gagal dirilis adalah Die Schwarze Fracht (Muatan Hitam) yang bercerita mengenai perbudakan modern. Karya ini pada akhirnya tidak selesai, namun ia berhasil menjual beberapa cuplikannya ke majalah-majalah dunia. Usahanya ini harus membuatnya mengalami kecelakaan, mendekam di rumah sakit di Nairobi, hingga terjebak dalam Perang Arab-Israel Kedua. Walaupun begitu, ia dianugerahi kewarganegaraan oleh Sudan dan menjadi orang asing pertama yang menerima paspor Sudan. [26] Pasca Perang Dunia dan perjalanan di AfrikaPerjalanan Riefenstahl di Afrika sedikit banyak terinspirasi oleh tulisan Ernest Hemingway, Green Hills of Africa dan karya George Rodger mengenai upacara gulat di Nuba.[27] Buku Riefenstahl yang berisi foto-foto suku Nuba diterbitkan pada tahun 1974 dan diterbitkan ulang pada tahun 1976 sebagai Die Nuba (Yang Terakhir dari Nuba) dan Die Nuba von Kau (Orang Nuba dari Kau). Meskipun digembar-gemborkan sebagai galeri foto berwarna yang luar biasa, foto-foto itu dikritik keras oleh Susan Sontag, yang menulis dalam sebuah ulasan bahwa foto-foto itu adalah bukti lebih lanjut dari "estetika fasis" Riefenstahl. Susan Sontag juga mengklaim bahwa "demonstrasi atletik massal, pertunjukan koreografi tubuh" menunjukkan bahwa dia tidak pernah berkembang melampaui idealisme Nazi-nya.[28] Perkumpulan Penata Seni Jerman menganugerahi Riefenstahl medali emas untuk pencapaian fotografi terbaik tahun 1975. Ia juga menjual beberapa gambar ke majalah Jerman. Riefenstahl selamat dari kecelakaan helikopter di Sudan pada tahun 2000 ketika mencoba mempelajari nasib teman-temannya di Nuba selama Perang Sipil Sudan Kedua dan diterbangkan ke rumah sakit Munich di mana dia menerima perawatan untuk dua tulang rusuk yang patah. Tanggal 8 September 2003 ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan sedang tertidur. [29] KaryaAktris
Sutradara
Fotografi
Author
CatatanCatatan Kaki
ReferensiBuku dan Jurnal
Berita dan Situs
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Leni Riefenstahl.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Leni Riefenstahl. |