Ledok adalah desa di kecamatan Sambong, Blora, Jawa Tengah, Indonesia.
Letak wilayah
Ledok adalah sebuah desa dikecamatan sambong kabupaten blora.
Wilayahnya terbagi beberapa bagian yaitu hutan, areal perkebunan,
sawah dan pemukiman ; dengan luas wilayah kurang lebih 10km2.
Tranpotasi untuk mencapai desa ledok dapat ditempuh dengan
kendaraan darat baik roda empat ataupun sepeda motor,
dengan kondisi jalan yang cukup baik.
Wilayah desa ledok berbatasan dengan beberapa desa yaitu;
sebelah barat berbatasan dengan desa kejalen(sambong rejo),
sebelah timur berbatasan dengan desa Giyanti, sebelah utara
berbatasan dengan desa Nglebur(kec.jiken) sebelah selatan
berbatasan dengan desa sambong.
Mata pencaharian
Ledok adalah desa yang sangat kaya akan potensi sumber daya alamnya, dari pertanian, hutan hingga hasil bumi (minyak bumi). Dari pertanian dan perkebunan kurang lebih 50ha lebih terdapat tanaman tebu yang berkualitas super sebagai bahan pembuatan gula,tanaman ini merupakan hasil kerjasama antara pemerintah desa dengan para investor tebu dari luar daerah. Dan dari sektor ini telah menyerap berbagai tenaga kerja baik dari dalam maupun luar daerah.Dari sektor Kehutanan ledok memiliki hutan yang berkualitas baik adapun beberapa bagian hutannya; yaitu hutan alami terdiri dari tanaman alami dari daerah ledok berupa pohon kepoh, bambu hutan, tanaman suplir, tales,dll ;Kemudian dari hutan produksi terdapat hutan jati yang dikelola oleh Perhutani.Dan dari sektor hutan ini cukup menyerap tenaga kerja diantaranya tenaga kerja pada waktu tebang hutan (blandong),pencari kayu bakar,hingga terdapat beberapa pengrajin mebel di ledok.
Dari sektor hasil minyak bumi, sebagian besar penduduk ledok adalah bermata pencarian sebagai penambang minyak tradisional kuran lebih 50%. Adapun beberapa penduduk ledok yang bekerja sebagai PNS, karyawan swasta dan wirausaha.
Potensi
Letak geografis ledok yang sangat strategis memungkinkan perkembangan daerah ledok pada masa mendatang. Pertanian akan semakin maju ditunjang dengan akses jalan yang baik dan akses ke kota sentra-sentra usaha yang baik pula; seperti menuju kota cepu hanya butuh waktu kurang
lebih 20 menit dengan jarak tempuh 8 km, ke kota blora sekitar 45 menit jarak tempuh 33 km, ke bojonegoro sekitar 1 jam perjalanan dengan jarak tempuh kurang lebih 35 km. Dengan adanya akses yang begitu baik maka diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian, peternakan dll.
Potensi lain yang dimiliki adalah pariwisata; beberapa tempat yang dulu favorit dan banyak dikenal masyarakat blora adalah Pemandian Kedungpupur, petilasan Djati kusumo (tumenggung dari Mataram). Pemandian kedungpupur adalah pemandian yang dibuat pada masa hindia belanda, berada
di areal hutan jati yang sejuk dan rindang dengan pohon2 yang begitu besar dan alami; oleh
karena itu diharapkan pariwisata ini dapat bangkit kembali. Potensi pariwisata kedepan yang dapat dikembangkan adalah wisata pendidikan; dari wisata ini masyarakat dapat mengenal
lebih jauh bagaimana cara menebang pohon pada saat tebang jati, cara menanam jati,
kemudian mengenal penambang tradisional, bagaimana cara penambangan dilakukan dll. (sendi.L)