Lambang Papua Selatan |
---|
|
|
Digunakan sejak | 2023 |
---|
Motto | maju negeriku |
---|
Versi awal | Desain pemenang sayembara oleh Ramdan |
---|
Lambang Papua Selatan berbentuk perisai berwarna biru dengan tepi merah putih bertuliskan Papua Selatan. Unsur-unsur pada lambang ini terdiri dari bintang kuning, empat ujung anak panah berwarna coklat, berlian abu-abu, ujung tombak berwarna merah putih, padi dan kapas, daun sagu berwarna hijau kekuningan, akar pohon, dan kandara (tifa) bertuliskan motto "Maju Negeriku".[1]
Makna
Makna unsur-unsur pada lambang terdiri dari:[1]
- Perisai melambangkan perlindungan dan semangat masyarakat untuk mempertahankan NKRI berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila.
- Bintang berwarna kuning melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa serta menggambarkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
- Ujung anak panah berwarna coklat tua berjumlah empat melambangkan empat kabupaten yang membentuk provinsi ini. Panah merupakan senjata tradisional Papua Selatan.
- Ujung tombak merah putih mengarah keatas melambangkan keberanian dan pergerakan cepat dalam segala aspek serta siap sebagai "Ujung Tombak Nusantara di Timur Indonesia" dan benteng pertahanan di daerah perbatasan negara.
- Berlian dan lima sudutnya berwarna abu-abu melambangkan kekuatan, kasih sayang, keindahan alam, dan manifestasi manusia sejati (Anim Ha).
- 30 bulir padi dan 6 buah kapas melambangkan 30 Juni 2022 sebagai tanggal disahkannya RUU Pembentukan Papua Selatan menjadi UU.
- 4 helai daun sagu yang berwarna hijau dan kekuningan di bagian ujungnya melambangkan simbol gotong royong dan kemakmuran masyarakat. Sagu merupakan sumber daya alam untuk keperluan pangan, sandang, dan papan.
- Padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, tujuan dan cita-cita provinsi Papua Selatan.
- Tifa, alat musik tradisional melambangkan kebersamaan masyarakat untuk membangun Papua Selatan. Tifa merupakan alat musik tradisional masyarakat Papua dan jenis yang digunakan merupakan Kandara. Tifa tradisional Papua Selatan seperti Kandara (Marind) dan Eme (Asmat) lebih menyerupai bentuk drum kundu dari Papua Nugini.
- 4 Akar pohon dengan pola seperti aliran sungai saling silang berwarna coklat, melambangkan bumi dan penopang kehidupan dan digambarkan seperti sungai yang menjadi ciri khas wilayah Papua Selatan menjadi urat nadi perekonomian dan juga jalur transportasi penghubung masyarakat di pedalaman maupun di pesisir, dan saksi sejarah peradaban dan perjuangan masyarakat Papua Selatan. Batang dan akar pohon bakau juga digunakan sebagai bahan kesenian tradisional Tiang Bisj suku Asmat.
Referensi