Terbentuknya Desa Lalang Sembawa merupakan rentetan sejarah yang cukup panjang. Seperti kita ketahui pada zaman dahulu bahwa pekampungan penduduk yang padat berada di tepi sungai atau pertemuan dua sungai, salah satu sungai yang ada adalah sungai lalang yang merupakan anak sungai Banyuasin, sungai ini berhubungan ke laut, dan dipengaruhi oleh adanya pasang surut. Perkampungan yang padat penduduknya adalah Dusun Lalang sampai ke Talang Sembawa, karena perahu pada awal abad 19 dapat merapat sampai ke dekat Masjid Muhajirin sekarang. Pola terbentuknya dusun mengikuti aliran sungai. Contohnya Dusun Pangkalan Balai, Dusun Langkan, Dusun Pulau, Dusun Limau, Dusun Sungai Rengit. Lalang Sembawa adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin yang berjarak 29 KM dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan dan 16 KM dari Ibu Kota Kabupatn Banyuasin, jalan raya yang ada di Desa Lalang Sembawa merupakan jalur lintas antara provinsi di Pulau Sumatera, Lalang Sembawa mulai terbentuk menjadi desa pada tahun 1984 yang saat itu masih berada dalam Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Musi Banyuasin. Dusun pada masa pemerintahan Marga dipimpin oleh seorang Kerio. Sebelum menjadi desa, Lalang Sembawa dipimpin oleh seorang Kerio sampai tahun 1984. Adapun kerio yang pernah memimpin adalah : 1. Kerio KH. Akhir ; 2. Kerio Haliman ; 3. Kerio Rohmat ; 4. Kerio Azwar AL sampai dengan awal tahun 1984, setelah Lalang Sembawa terbentuk menjadi desa selanjutnya dipimpin oleh Kepala Desa, adapun Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Lalang Sembawa adalah 1. H. Anang Basri (Tahun 1984 s/d 2002) 2. Untung Prasito (Tahun 2002 s/d 2007) 3. Rainan Harun, S.IP (Tahun 2007 s/d 2013), 4. Gunadi Utama Shn., SP ( Tahun 2014 s/d 2020) namun pada bulan Agustus Gunadi Utama Shn., SP mengundurkan diri dikarenakan maju dalam Pemilihan Legislatif Kabupaten Banyuasin sehubungan masa jabatan yang belum selesai maka dilaksanakan musyawarah pemilihan Kepala Desa Antar Waktu yang akan menjabat sampai dengan tahun 2020 berdasarkan hasil musyawarah dari tiga calon yang maju sebagai peserta calon kepala desa terpilihlah 5. Hendri Suhardi., S.Sos.I sebagai Kepala Desa Antar Waktu Desa Lalang Sembawa yang dilantik sejak pertengahan bulan Januari 2019 s/d 2020 Desa Lalang Sembawa terdiri dari 10 Dusun dan 40 Rt dengan jumlah Kepala Keluarga 1985 dan penduduk 7.400 Jiwa. Penduduk Desa Lalang Sembawa merupakan penduduk yang hiterogen yang berasal dari berbagai macam suku dan derah yang ada di Indonesia. Nama desa menjadi Desa Lalang Sembawa. Sembawa asal mulanya adalah Talang, disebut Talang Sembawa yang masih banyak babi, asal kata Sembawa karena Talang yang banyak babi (sembawa = babi (dalam bahasa daerah)). Pada zaman Belanda, di Sembawa didirikan Landbauw Consulent (Balai Penyuluhan Pertanian), tempat percontohan/percobaan tanaman sayuran dan buah – buahan, pimpinan Lanbauw Consulent yang asli orang Sumatera Selatan adalah Toean Umbuh Alwi. Pada zaman Jepang tetap dijadikan Kebun Tanaman Hortikultura sebagai sumber untuk kebutuhan tentara Jepang di Talang Betutu, lahan yang digunakan adalah lahan bekas tanah erphah Melania Alicia Sanna yang pada saat krisis tahun 1926 dikembalikan kepada Pemerintah Hindia Belanda oleh perusahaan asing. Selanjutnya pada zaman Republik Indonesia didirikan Balai Mekanisme Pertanian tahun 1953, Sekolah Menengah Pertanian tahun 1955 tanggal 15 November 1955, ada juga kegiatan perkebunan yang dikelola oleh Dana Tanaman Keras (DATAK) pimpinannya adalah terakhir NC Siregar. DATAK dibawah satu lembaga CSIS, yang kemudian CSIS bubar dan dialihfungsikan menjadi kebun karet Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan tahun 1972 Kebun Karet Sembawa dijadikan kebun percobaan Balai Besar Penelitian Karet Bogor yang dipimpin oleh Pak Masrul. Setelah itu pada tahun 1982 menjadi kebun percobaan karet pimpinannya adalah DR. Ir. Suryatna Effendi. Pada tahun 1972 dirancang didirikan Unit Pengelola Teknis Peternakan (UPT Ternak) di bawah pengawasan pusat Dirjen Peternakan dan secara teknis oleh Dinas Peternakan Provini pimpinan pertama adalah Ir. Memet Rachmat, kemudian Ir. Don P Oetoyo, Drh. Berawi Hadi, Ir. Ilyas Semendawai, Ir. H. Abu Bakar, Ir. Saria Nusantara Nasution, Ir. Nurgoho Budi Suprayitno dan Bagong Kusminandar., S.Pt yang menjabat sampai dengan aat ini. Sekolah Pertanian Menengah Atas didirikan pada tanggal 15 November 1955 dengan Pimpinan Sekolah (Direktur), 1. Safuan, 2. Bahrin Samad, 3. Prof. Ir. Bakri Hamid, 4. Ir. H. Salim Sophian, Ir. H. Sobirin, 6. Ir. Soemanto, 7. Ir. Syaharudin, 8. Ir. Achmad Kosasi, M.Ed., 9. Drs. H. Meldi Sartono, MM., 10. DR. Ir. Siti Mudifah, M.Si., 11. Ir. Mat Tobi’i sampai dengan sekarang. Selanjutnya Sembawa terkenal dengan Sekolah Pertaniannya, Balai Penelitian Karet Sembawa, Pusat Semen Bibit ternak sapi unggulan di Sembawa, Sembawa menjadi icon untuk bibit karet. Semakin majunya teknologi dan semakin pesatnya pertambahan pemduduk, maka Sembawa berkembang menjadi calon Kota Terpadu Mandiri, dengan fasilitas jalan poros yang menghubungkan Palembang ke arah Jambi yang tidak pernah sepi lalu lalang kendaraan. Bila dibandingkan tahun 1966 kendaraan angdes yang ada dari Sembawa ke Palembang hanya terbatas jam 15.00 sore, oplet ketek bernama Anak Domba atau sopir yang merupakan idola siswa SPMA adalah Mang Leman. Dengan tidak melupakan asal dari Desa Lalang Sembawa maka mottonya adalah “BINGEN” yang berarti dulu atau bari.
A. Keadaan Alam
1. Batas Desa : Sebelah Utara berbatas dengan Desa Limau Sebelah Timur berbatas dengan Desa Rejodadi Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Sejagung Sebelah Barat berbatas dengan Desa Pulau Harapan
2. Tinggi dari permukaan laut 9 Mdpl
3. Luas Daerah 1.397 Ha
a. Luas Tanah Bengkok 0,97 Ha
b. Luas Kuburan 2,50 Ha
c. Luas Perkantoran 5 Ha
d. Luas Pemukiman 170 Ha
e. Luas Peternakan 1,33 Ha
f. Luas Perkebunan 1.150,83 Ha
g. Luas Pertanian 66,37 Ha
4. Bentuk Desa
a. Datar 86 %
b. Rawa – rawa 14 %
B. Ekonomi Sosial dan Pemerintahan
1. Jumlah RT 40 Dusun 10
2. Jumlah Kepala Keluarga 1.985 KK
3. Jumlah Penduduk 7.400 Jiwa Jenis Kelamin Total Laki-laki 3.613 Jiwa dan Perempuan 3.767 Jiwa
4. Agama : a. Islam 98,09 % d. Hindu 0,14 % b. Kristen 1,42 % e. Lainnya % c. Budha 0,35 %
5. Sarana Pendidikan a. PAUD 1 Unit d. SMP 1 Unit b. TK 2 Unit e. SMA/SMK 3 Unit c. SD 3 Unit
6. Sarana Kesehatan
a. Klinik 6 Unit
b. Puskesmas 1 Unit
c. Puskesdes 1 Unit
d. Pustu 2 Unit
7. Lembaga Perekonomian
a. Koperasi
1. Koperasi Maju Bersama
2. Koperasi Sekundang
3. Koperasi Bougenvill
b. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) - BUMDes Lalang Lestari
8. Tingkat Pendidikan
a. Belum/Tidak Sekolah 1.093 Jiwa
b. TK/Paud 132 Jiwa
c. Tidak Tamat SD 1.335 Jiwa
d. SD 1.227 Jiwa
e. SLTP 726 Jiwa
f. SLTA 1.514 Jiwa
g. D1 22 Jiwa h. D2 29 Jiwa
i. D3 214 Jiwa
j. S1 1.043 Jiwa
k. S2 62 Jiwa
c. S3 3 Jiwa
9. Mata Pencaharian Penduduk
1. Petani/Peternak 85
.2. Karyawan Swasta 750
3. Pegawai Negeri Sipil 411
4. TNI/Polisi 9
5. Pedagang 185
6. Wiraswasta 321
7. Buruh Tani/Buruh Harian 921
8. Lain-lain 196 Jumlah 2.878
C. Pertanian Rakyat
1. Rata-rata Luas Pertanian tiap KK 0,885 Ha
Komposisi Rumah Tangga Petani Berdasarkan Luas Tanah Yang Diusahakan
A. 0 – 0,49 Ha : 65 %
B. 0 – 0,99 Ha : 35 %
2. A. Luas Lahan Baku Tanaman Padi - Rendengan : 0 Ha - Lebak : 66, 37 Ha
B. Keadaan Pengairan Sawah Tadah Hujan : 66,37 Ha
3. Jenis (Varietas) Padi Yang Banyak Ditanam Rakyat - Gogoh Rancah