Kumbung adalah desa di kecamatan Rajagaluh, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia.
Gambaran Umum
Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh berada di wilayah administrasi Kabupaten Majalengka dengan luas wilayah 216.291.9 Km2 yang terdiri atas 2 Blok/Dusun, 4 RW dan 14 RT. Jumlah penduduk Desa Kumbung 4424 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 2307 dan 2117 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1259 KK. Sedangkan jumlah Keluarga Miskin (GAKIN) 333 KK dengan persentase 24.31 % dari jumlah keluarga yang ada di Desa Kumbung Jarak dari Kantor Desa ke Kota Kecamatan adalah 2 Km, ke Ibu kota Kabupaten berkisar antara 17.5 Kilometer.
Dilihat dari batas wilayah administrasi, Desa Kumbung berbatasan dengan:
Sebelah Utara: Rajagaluh kidul
Sebelah Selatan: Teja - Pajajar
Sebelah Timur: Rajagaluh kidul – Sadomas
Sebelah Barat: Tanjung sari /Kecamatan Skahaji
Kemiringan lahan di Desa Kumbung diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) kelas yaitu landai / dataran rendah (0 – 48 persen), berbukit bergelombang (49 – 85 persen) dan perbukitan terjal (>15 persen). Berdasarkan klasifikasi kelas kemiringan lahan, 13,21 persen dari luas wilayah Desa berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen, 18,53 persen, berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen. Kondisi bentang alamnya sebagian besar melandai ke daerah Utara, menyebabkan aliran sungai dan mata air mengalir ke arah utara sehingga pada wilayah bagian Utara Desa terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di sekitar selatan desa dikarenakan masuk pada perbukitan lereng Gunung Ciremai. Kondisi topografis ini selain sangat berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga mengakibatkan terdapatnya daerah rawan terhadap longsor dan gerakan tanah khususnya daerah yang mempunyai kelerengan curam.
Sumber daya air di Desa Kumbung dibagi ke dalam dua bagian yaitu air permukaan dan air bawah tanah. Potensi air permukaan yang menjadi jantung kebutuhan air cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan, diperoleh dari 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Cikadongdong, anak sungai Cikamangi yang berada ditengah-tengah desa sehingga sangat besar potensi untuk perikanan air deras dan perikanan lainnya, Citalahab dan Ciherang dan cikadongdong merupakan pengaiaran untuk pertanian dan pesawahan di desa Kumbung dan masih ada beberapa anak sungai lainnya. Sementara potensi air permukaan lainnya berada di beberapa tempat yang mempunyai debit air tinggi yang berasal dari sumber mata air, umumnya berada di Wilayah Selatan Desa. Untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT), berdasarkan kondisi yang ada, secara umum Wilayah Utara dan Tengah Desa mempunyai potensi ketersediaan ABT cukup baik.
Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, pedagang. Hal ini dikarenakan hampir 60% wilayahnya merupakan areal pertanian dan perkebunan. Padi merupakan andalan utama para petani di Desa ini. Selain bertani dan berdagang, seni kerajinan anyaman juga menjadi kegiatan sehari-hari. Kerajinan anyaman kipas (hihid), tampah (eblek), dan tetenong merupakan ragam kerajinan anyaman yang ada di desa kumbung. wilayah desa kumbung terdiri 2 (dua) wilayah dusun yaitu dayeuh / RW 001 dan dusun pasir / RW 02
Sejarah Desa Kumbung
Sejak dahulu Kumbung merupakan daerah yang subur dengan pesawahan yang luas yang dibawah Kerajaan Ratu Galuh. Sri Kumbang Wijaya adalah salah seorang murid dari Syekh Syarif Hidayatullah yang diutus untuk memata-matai Kerajaan Ratu Galuh . Setelah masuk dan menjadi warga baru di Kerajaan Ratu Galuh, maka dengan ketaatan dan kesetiaanya Sri Kumbang Wijaya terhadap Kerajaan Ratu Galuh akhirnya diangkat menjadi seorang pejabat kerajaan untuk mengatur dan menjaga pusat perekonomian dan pangan kerajaan.
Pada waktu itupula dibangunlah dapur umum kerajaan dan lumbung padi untuk menyimpan harta hasil pertanian. Sri Kumbang Wijaya mempunyai kharisma yang sangat tinggi, sopan arif dan bijaksana sehingga masyarakat kerajaan memanjakanya dengan sebutan Embah Umbung.
Tidak lama kemudian Kerajaan Ratu Galuh mendapat serangan yang hebat dari Sunan Gunung Jati Kerajaan Cirebon sehingga dikabarkan Ratu Galuh menghiang entah ke mana dan daerah kekuasaanyapun berantakan dan munculah desa desa dan yang tadinya bekas lumbung dan dapur kerajaan dengan nama Desa Kumbung yang diambil dari lumbung dan penjaganya yaitu Embah Umbung ( Sri Kumbang Wijaya) dan bekas peninggalannya yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan dukuh centong, kelenong, batu pabeasan dan terdapat makam buyut Kumbung tepat ditengah-tengah desa.
Kepala Desa
No
|
Nama
|
Periode Jabatan
|
Ket.
|
1
|
Satra Bejana
|
1889
|
Pejabat
|
2
|
Suki
|
|
Hasil Pemilihan
|
3
|
Amsor
|
|
Hasil Pemilihan
|
4
|
Singawanacana
|
|
Hasil Pemilihan
|
5
|
Angwar
|
|
Hasil Pemilihan
|
6
|
Jenab
|
|
Hasil Pemilihan
|
7
|
Jasim
|
|
Hasil Pemilihan
|
8
|
Uri Samsuri
|
1958-1967
|
Hasil Pemilihan
|
9
|
E. Suharma
|
1967-1979
|
Hasil Pemilihan
|
10
|
Ridwan Abas
|
1979-1984
|
Pejabat
|
11
|
Abdul Jamil
|
1984-1992
|
Hasil Pemilihan
|
12
|
Abdul Rohman
|
1992-1994
|
Pejabat
|
13
|
Dondi Yuswandi
|
1994-1996
|
Pejabat
|
14
|
E. Kamsa
|
1996-2004
|
Hasil Pemilihan
|
15
|
Komarudin
|
2004-2014
|
Hasil Pemilihan
|
16
|
Fery Susandi
|
2014 sampai ……
|
Hasil Pemilihan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Alamat
Jln. Raya Desa Kumbung No. 1 Desa Kumbung Kecamatan Rajagaluh kabupaten Majalengka
Telp: 0233
Website: www.kumbung.desa.id | email: kumbung.desa.id@gmail.com
Batas wilayah
Utara |
Desa Rajagaluh Kidul
|
Timur |
Desa Sadomas
|
Selatan |
Desa Teja dan Desa Pajajar
|
Barat |
Desa Tanjung Sari
|
Pranala luar
Website: www.kumbung.desa.id