KratylosKratylos adalah seorang filsuf yang menyatakan diri sebagai pengikut ajaran Herakleitos.[1] Herakleitos sebenarnya tidak pernah mendirikan ataupun mengikuti aliran filsafat tersendiri.[2] Akan tetapi, di dalam sejarah filsafat, Kratylos dipandang sebagai penerus ajaran Herakleitos.[3] Pemikiran filsafat Kratylos melanjutkan pemikiran Herakleitos tentang "segala sesuatu mengalir" dan melihat konsekuensinya terhadap teori tentang persepsi.[4] Riwayat HidupMengenai riwayat hidup Kratylos, hampir tidak ada yang diketahui.[5] Ia berkarya di Athena.[5][6] Di sana Kratylos menjadi guru filsafat pertama dari Plato.[4] Dengan demikian, disimpulkan bahwa ia hidup dan berkarya di sekitar akhir abad ke-5 SM.[6] Plato menuliskan sebuah dialog yang berjudul sama dengan nama Kratylos untuk menghormatinya, kendati isinya berisi kritik terhadap gurunya itu.[1][5] PemikiranTentang Perubahan Segala SesuatuKratylos mengikuti ajaran Herakleitos tentang perubahan segala sesuatu.[1][7][8] Herakleitos mengatakan bahwa dunia selalu ada dalam perubahan terus-menerus sebagaimana orang tidak akan turun ke sungai yang sama dua kali karena sungai selalu mengalir.[8] Menurut Aristoteles, Kratylos mengulangi lagi perkataan Herakleitos tentang realitas yang terus berubah seperti aliran sungai.[6][7] Tentang Ketidakmungkinan PengenalanMeskipun mengulangi ajaran Herakleitos, Kratylos menarik konsekuensi radikal dari pandangan tersebut.[1][8] Menurut Kratylos, justru karena terjadi perubahan terus-menerus, maka pengenalan itu tidak mungkin.[8] Hal ini disebabkan pengenalan mengandaikan suatu objek memiliki stabilitas tertentu.[8] Karena itulah, menurut Aristoteles:
PengaruhAsep dari Kratylos tentang ketidakmungkinan radikal terhadap pengenalan memberi pengaruh besar terhadap Plato.[3] Plato berpendapat sama bahwa pengenalan terhadap dunia yang dirasakan adalah semu.[3] Lihat jugaReferensi
|