Kototo Sukardi (1916 - 21 November 1963) adalah seorang sutradara dan pemeran asal Indonesia. Pada dekade 1950-an, ia terkenal karena filmnya: Si Pintjang (1951). Kotot dulunya merupakan guru Taman Siswa Bali. Kotot Sukardi, yang menjadi pegawai Kementrian Penerangan, dan film Si Pintjang adalah film perjuangan juga yang dinilai sarat dengan ideologi Lenin-Marx melalui film.
Pada masa pendudukan Jepang, Kotot bekerja untuk Keimin Bunka Sidhoso (Badan Kebudayaan). Kotot juga memimpin Badan Permusyawaratan Tjerita POSD (Perserikatan Oesaha Sandiwara Djawa). Salah satu sandiwara gubahan Kotot yang paling terkenal ialah Turut Sama Amat. Sandiwara propaganda mendukung militer Jepang ini dipentaskan serentak pada 18-22 Juni 1945 di berbagai kota di Jawa. Selain Turut Sama Amat, Kotot juga menggubah beberapa sandiwara. Antara lain Pecah Sebagai Ratna dan Bende Mataram yang cukup terkenal, ditulis bersama Soekarsih dan Inu Kertapati. Pada saat menjadi penulis sandiwara, Kotot juga dikenal sebagai pemimpin Suluh Pemuda Indonesia (SPI).
Selain Si Pintjang, Kotot telah menyutradarai beberapa film: Djajaprana (1955), Tiga-Nol (1958), Ni Gowok (1958), Lajang-Lajangku Putus (1958), Kantjil Mencuri Timun (1958), dan Melati Dibalik Terali (1961). Kotot juga menulis naskah untuk beberapa film yang disutradarai rekan-rekannya sendiri, seperti Si Mientje (1952), Si Melati (1954), Sajem (1961), dan Dibalik Dinding Sekolah (1961).
Kotot juga diketahui membuat film dokumenter sejarah Ki Hadjar Dewantara dan melakukan perjalanan ke Maluku pada 1953 untuk membuat film dokumenter tentang pembangunan di pulau itu. Merujuk obituari Kotot yang diterbitkan suratkabar Bintang Timur, 23 November 1963, Kotot merupakan Wakil Ketua Lembaga Film Indonesia yang berada di bawah Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Kotot juga merupakan anggota Pleno PP Lekra, wakil Lekra dalam Panitia Sensor Film, serta anggota Pleno Sarbufis (Sarekat Buruh Film dan Sandiwara).
Kotot meninggal pada Sabtu, 21 November 1963 di Jakarta pada usia 47 tahun. Pemakamannnya dihadiri oleh tokoh-tokoh Lekra seperti Joebaar Ajoeb, Njoto, Bakri Siregar, dan Agam Wispi serta para tokoh perfilman seperti Bachtiar Siagian, Basuki Effendi, hingga Tan Sing Hwat. Si Pintjang adalah satu-satunya film utuh karya Kotot Sukardi yang disimpan Sinematek Indonesia. Setelah absen dalam narasi Orde Baru, nama Kotot baru muncul kembali pada 2015. Kotot dianugerahi Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah RI.[1]
Referensi