Kosmas Takeya adalah seorang pandai besi pembuat Katana dari Owari. Ia dibaptis oleh para Misionaris Yesuit dan menjadi Anggota Ordo ketiga Fransiskan. Saat tertangkap dan dihukum mati, Kosmas diketahui bekerja sebagai katekis dan penterjemah bagi Missionaris Fransiskan di Osaka.
Pada tahun 1597, seorang penguasa Jepang yang amat berpengaruh, Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang Spanyol. Pedagang itu membisikkan bahwa para misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang. Ia menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan berlebihan, sehingga ia menangkap 26 orang yang dianggapnya sebagai para pengkhianat. Mereka yang ditangkap terdiri dari enam orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang, dan tujuh belas Katolik awam Jepang, termasuk anak-anak.
Pada tanggal 5 Februari 1597 Kosmas Takeya bersama dua puluh lima orang martir dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati di luar kota Nagasaki. Dengan diikat, mereka disuruh berjalan dengan berbaris sehingga mereka menjadi tontonan dan menjadi pelajaran bagi masyarakat yang menyaksikannya. Sepanjang perjalanan, mereka terus melantunkan lagu Te Deum.
Mereka diikat pada salib masing-masing dengan rantai dan tali, lalu belenggu besi dipasang disekeliling leher mereka. Masing-masing salib kemudian dikerek dan kaki salib ditancapkan ke sebuah lubang yang telah digali. Tombak lalu ditikamkan pada masing-masing orang dan mereka tewas disaat yang hampir bersamaan.[1]
Referensi