Kontroversi penentu alam adalah debat sastra Amerika awal abad ke-20 yang menyoroti konflik antara sains dan sentimen dalam penulisan alam populer. Topik penting yang terkait di dalam perdebatan adalah antara tokoh sastra Amerika, lingkungan dan politik. Dijuluki "Perang para Naturalis" oleh koran The New York Times, koran ini mengungkapkan pandangan kontemporer yang tampaknya tidak dapat didamaikan dengan dunia alam: sementara beberapa penulis alam pada masa itu memperdebatkan kebenaran dari contoh-contoh mereka tentang binatang liar antropomorfik , yang lain mempertanyakan kemampuan binatang untuk beradaptasi, belajar, mengajar, dan bernalar.
Kontroversi muncul dari gerakan sastra baru, yang mengikuti tumbuhnya minat terhadap dunia alam yang dimulai pada akhir abad ke-19, dan di mana dunia alam digambarkan dalam cahaya yang welas asih daripada realistis. Karya seperti Ernest Thompson Seton, Wild Animals I Have Know (1898) dan William J. Long, School of the Woods (1902) mempopulerkan genre baru ini dan menekankan karakter hewan yang simpatik dan individualistis. Pada bulan Maret 1903, naturalis dan penulis John Burroughs menerbitkan sebuah artikel berjudul "Sejarah Alam Nyata dan Palsu" di The Atlantic Monthly. Penulis seperti Seton, Long, dan Charles GD Roberts merepresentasikan satwa liar yang tampaknya fantastis, ia juga mengecam genre fiksi hewan realistis ini sebagai "jurnalisme kuning hutan".[1] Target Burroughs merespon pembelaan terhadap pekerjaan mereka di berbagai publikasi, seperti yang dilakukan para pendukung mereka, dan kontroversi yang muncul berkecamuk dalam pers publik selama hampir enam tahun.