Konsili ClermontKonsili Clermont adalah suatu sinode yang diikuti kaum awam dan klerus dari Gereja Katolik, yang mana diselenggarakan dari tanggal 18 sampai 28 November 1095 di Clermont, Prancis. Pidato Paus Urbanus II pada tanggal 27 November merupakan titik awal berlangsungnya Perang Salib Pertama. Latar belakangPada tahun 1095, Kaisar Bizantium Alexius I Comnenus mengirim para utusannya ke barat untuk meminta bantuan militer dalam melawan bangsa Turki Seljuk.[1] Pesan tersebut diterima oleh Paus Urbanus II di Konsili Piacenza.[1] Kemudian pada bulan November tahun itu, Paus Urbanus menyelenggarakan Konsili Clermont untuk membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut. Dalam konsili ini Paus Urbanus mendesak para uskup dan abbas yang ia tunjuk secara langsung agar menghadirkan para lord terkemuka di provinsi mereka masing-masing. Konsili ini berlangsung mulai dari tanggal 18 November sampai dengan 28 November,[2] dan dihadiri oleh hampir 300 klerus dari seluruh Prancis. Paus Urbanus membahas reformasi Cluny dalam Gereja Katolik, dan juga menyampaikan ekskomunikasi terhadap Philippe I dari Prancis karena menikah lagi dengan Bertrade de Montfort. Pada tanggal 27 November, Paus Urbanus berbicara untuk pertama kalinya mengenai masalah-masalah di timur. Ia mendorong perlawanan kaum Kristen Barat terhadap kaum Muslim yang menduduki Tanah Suci dan yang menyerang Kekaisaran Romawi Timur. Termasuk dalam tindakan-tindakan yang disahkan dalam konsili tersebut adalah Gencatan Senjata demi Allah (Truce of God), yang mana menyatakan bahwa umat Kristen tidak diperbolehkan untuk bertarung satu sama lain kecuali pada hari Senin, Selasa, dan Rabu.[3] Salah satu alasan diberlakukannya aturan ini adalah untuk mendorong umat Kristen agar pergi bertempur dengan musuh di timur bukannya saling bertempur satu sama lain.[4] Enam sumberAda enam sumber utama informasi mengenai bagian ini dalam Konsili Clermont: karya anonim berjudul Gesta Francorum ("Perbuatan-perbuatan Bangsa Franka", bertarikh ca 1100/1101),[5] yang mana mempengaruhi semua versi pidato tersebut selain karya Fulcher dari Chartres (hadir dalam konsili ini); Robert sang Rahib yang mungkin juga menghadirinya; Baldric, Uskup Agung Dol dan Guibert de Nogent yang tidak menghadiri konsili ini. Semua catatan ini ditulis tidak lama setelah berlangsungnya konsili; catatan-catatan ini menggunakan tradisi literer yang berbeda dan karenanya sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya.[6] Yang lebih penting dari kelima pidato yang termuat dalam sumber-sumber belakangan, yang mana cenderung diwarnai pandangan masing-masing penulis terkait praktik perang salib, adalah sebuah surat yang dituliskan oleh Paus Urbanus sendiri pada bulan Desember 1095 mengenai Konsili Clermont. Referensi
Sumber
Bacaan lanjutan
Pranala luar
|