Koloni Mahkota Pulau Malta dan Dependensi-Dependensinya (umumnya dikenal dengan nama Koloni Mahkota Malta) adalah koloni Imperium Britania di wilayah Malta. Koloni ini didirikan setelah Protektorat Malta diubah statusnya menjadi koloni mahkota pada tahun 1813, dan perubahan status ini kemudian dikonfirmasi oleh Perjanjian Paris pada tahun 1814.
Sebelum meletusnya Perang Dunia II, kota Valletta di Malta merupakan markas Angkatan Laut Mediterania Britania Raya. Walaupun ditentang oleh Winston Churchill,[1] komando angkatan laut tersebut dipindah ke Alexandria, Mesir, pada April 1937, karena Malta dianggap terlalu rentan diserang lewat udara dari daratan Eropa.[1][2][3]
Pada masa Perang Dunia II, koloni ini dibombardir dan dikepung oleh Jerman Nazi dan Kerajaan Italia, tetapi Blok Poros tidak dapat merebut pulau ini dari Britania. Seusai perang, pulau ini diberi hak untuk memerintah sendiri. Malta merupakan satu-satunya koloni Britania Raya yang dipertimbangkan untuk diintegrasikan secara penuh dengan Britania Raya, dan pemerintahan-pemerintahan Britania selanjutnya tidak ingin mengintegrasikan wilayah seberang laut yang tersisa (seperti Gibraltar).[4]
Pada 2 hingga 4 Mei 1964, diadakan sebuah referendum konstitusional di Malta,[5] dan hasilnya 54,5% pemilih menyetujui konstitusi baru. Referendum ini merupakan referendum kemerdekaan, karena konstitusi baru ini menjadikan Malta sebagai wilayah yang terpisah dari Britania Raya. Malta pada akhirnya memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 21 September 1964.
Catatan kaki