Klotok, Plumpang, Tuban
Klotok (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏ꧀ꦭꦺꦴꦠꦺꦴꦏ꧀) adalah desa yang berada di kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia. Diperkirakan Desa Klotok berdiri pada tanggal 22 September 1851. Sebagai desa yang berada di tepi Bengawan Solo, Klotok dulunya rawan akan banjir. Website Desa Klotok : https://klotok-plumpang.desa.id/[1] Asal Usul Desa KlotokDesa Klotok berasal dari beberapa versi kata dan cerita dalam bahasa Jawa: Kolot-tok (Bandel) dan Kloto-an (Tengkorak). Kata Kolot-tok dikarenakan banyaknya masyarakat waktu itu bandel dalam arti tidak mau menerima Da'wah (Syiar Islam yang di bawa oleh Mbah Ali (ada beberapa versi menyebut Ali Mahmud Wijoyo, Ali Madra'i dan Ali Syayidin Panotogomo), sedangkan masyarakat Klotok menyebut "Mbah Kyai Ngali" yang konon adalah Prajurit dari Kesultanan Mataram, era setelah Sultan Agung kalah perang dari Belanda "VOC", Beliau "Mbah Ngali" mengasingkan diri menghindar dari kejaran pasukan Belanda, menyamar sekaligus berda'wah menyebarkan syariat agama Islam, sampailah tiba di Desa Klotok, yang konon masyarakatnya sangat fanatik dengan agama nenek moyang (Hindu dan Budha) karena menurut cerita, masyarakat Klotok kebanyakan merupakan pelarian dari Majapahit waktu kalah perang dari Kesultanan Pajang, sampai meninggal beliau di makamkan di Dusun Lingit (wilayah Desa Klotok). Masyarakat desa Klotok baru mengetahui dan menyadari beliau adalah Waliyullah waktu agresi militer Belanda, Belanda mengobrak - abrik dan membumi hanguskan rumah - rumah warga desa Klotok sehingga banyak penduduk yang mengungsi ke daerah lain (konon karena ada tentara Belanda yang dibunuh di wilayah desa Klotok oleh pejuang) dan sebagian kecil ada yang berlindung di dalam makam Lingit. Sungguh diluar dugaan Belanda tidak dapat melihat orang - orang yang ada di dalam makam tersebut, bahkan ada yang melihat peluru senapan Belanda yang membabi buta mengarah ke tempat makam tersebut meleset berbelok mengarah ke atas. Kembali ke perjalanan Syiar "Mbah Ngali", menilik dari nama - nama desa di sepanjang bantaran Bengawan Solo (desa Klotok berada di bantaran Bengawan Solo) dari arah barat adalah Kedungrejo (sekarang bernama Kedungsoko), Sembungrejo, Plandirejo, Bandungrejo, dan Klotok, dari nama - nama desa tersebut dapat diartikan bahwa semua nama desa tersebut ada kata Rejo-nya kecuali desa Klotok, dalam beberapa “Tutur Tinular” (mulut ke mulut) dari orang - orang tua, yang dimaksud "Rejo" berasal dari kata bahasa Jawa “Rejo” (artinya ramai), dikarenakan Syiar Islamnya diterima dengan baik oleh penduduk dimasing - masing desa tersebut kecuali di desa Klotok, mungkin ini sumpah serapah dari Mbah Kyai Ngali akhirnya desa ini di namakan Desa Klotok, dan sampai beliau wafat minta dimakamkan di tempat ini dengan harapan suatu saat desa Klotok ini akan mendapat “Hidayah” dari Allah SWT dan benar saja, beberapa dekade berikutnya banyak tokoh ulama dan Kyai ada di desa ini, salah satunya adalah “ Syeh Jiwo Lelono “ (Nama samaran / Nama aslinya tidak diketahui) konon beliau adalah pengikut dan salah satu Panglima dari Pangeran Diponegoro yang mana nama Syeh Jiwo Lelono ini tertulis dalam buku “Sejarah Tuban” terbitan tahun 1974 dengan pengarang: R. H. Irchamni (Bupati Tuban). Selanjutnya, dari kata Kloto-an (tengkorak) di wilayah desa Klotok terdapat tempat yang agak angker yang bernama Klampok, disitulah terdapat banyak Kloto-an (tengkorak) berserakan, tidak diketahui dengan pasti apakah tempat tersebut pembuangan mayat, yang pasti disitu terdapat beberapa makam. Inilah selayang pandang sejarah asal usul Desa Klotok, untuk kebenaranya versi yang mana Wallahu A’lam, yang pasti di Desa Klotok terdapat banyak situs - situs dan makam para tokoh agama (wali) yang mana karomahnya diketahui banyak orang. Sejarah KepemimpinanSejarah Kepemimpinan (Kepala Desa Klotok) di Desa Klotok yang tercatat adalah sebagai berikut: Tahun 1855 – 1875: REMBUN Tahun 1875 – 1892: SERUNG Tahun 1892 – 1908: SURADIN Tahun 1908 – 1928: KALIYO Tahun 1928 – 1948: TASIRIN Tahun 1948 – 1965: RIDWAN Tahun 1965 – 1966: DIMYATI (Kartiker) Tahun 1965 – 1989: SABAN Tahun 1989 – 2007: Drs. HA. MUTHOHAR Tahun 2007 – 2013: SUPRAYITNO, STP. MP Tahun 2013 – 2019: SUPRANOTO, S.Pd Tahun 2019 – Saat ini: SUHARTOYO,S.Sos.I GeografisDesa Klotok Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, secara geografis terletak dibagian selatan wilayah Kecamatan Plumpang, (bantaran Bengawan solo) dengan batas wilayah sebagai berikut: Batas Utara : Desa Magersari Batas Selatan : Kabupaten Bojonegoro Batas Timur : Desa Kedungsoko Batas Barat : Desa Bandungrejo Pembagian WilayahDesa Klotok Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, terbagi menjadi 4 (empat) Dusun, dengan pembagian wilayah sebagai berikut: Dusun Lingit, Dusun Klotok, Dusun Dolok, Dusun Landean, Terdiri dari 52 RT dan 9 RW dengan luas wilayah: 860 H. Desa Klotok termasuk daerah agraris dengan luas lahan pertanian kurang lebih 80% dengan luas 645 H, maka mayoritas masyarakat desa Klotok berprofesi sebagai petani dan salah satu daerah penyumbang pangan wilayah Jawa Timur, petani di desa Klotok bersifat mandiri dan terorganisir serta partisipatif, yang mempunyai beberapa organisasi yaitu: GAPOKTAN “ TANI MANUNGGAL “, Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) “ SUBUR MAKMUR “. TopografisSecara topografis Desa Klotok Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, merupakan daerah dataran rendah dengan penggolongan tanah datar. Iklim di Desa Klotok berdasarkan data dari Stasiun Pencatat Curah Hujan Kecamatan Plumpang selama 10 (sepuluh) tahun terakhir (2005 – 2015) termasuk iklim tipe C3 (Oidelman).
|
Portal di Ensiklopedia Dunia