Klofazimin
Klofazimin (clofazimine) adalah obat yang digunakan bersama dengan rifampisin dan dapson untuk mengobati kusta (penyakit Hansen atau leprosy).[1] Obat ini secara khusus digunakan untuk kusta multibasiler dan eritema nodosum.[1][2] Belum ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa obat ini dapat digunakan pada penyakit lain, walaupun sebuah penelitian retrospektif menemukan bahwa obat ini 95% efektif untuk pengobatan Mycobacterium avium complex (MAC) ketika diberikan bersama dengan makrolida dan etambutol, serta obat amikasin dan klaritromisin.[3] Di Amerika Serikat, klofazimin dianggap sebagai obat sebatang kara (orphan drug) kkarena tidak tersedia di apotek, dan penggunaannya dalam pengobatan MAC diawasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).[4] Obat ini diminum melalui mulut (oral).[1] Efek samping dari klofazimin yang umum terjadi adalah sakit perut, diare, gatal-gatal, kulit kering, dan perubahan warna kulit.[1] Obat ini juga dapat menyebabkan pembengkakan pada lapisan saluran cerna, peningkatan gula darah, dan sensitivitas terhadap sinar matahari.[2] Masih belum jelas apakah penggunaan klofazsimin selama kehamilan aman.[1] Klofazimine merupakan senyawa fenazin dan diyakini bekerja dengan cara mengintervensi DNA.[1] Clofazimine ditemukan pada tahun 1950-an di Trinity College, Dublin, dan disetujui untuk penggunaan medis di Amerika Serikat pada tahun 1986.[5][1] Obat ini termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[6] Obat ini tersedia di Indonesia dan terdafrar di e-Fornas Kemenkes (Formularium Nasional) sebagai obat kusta tipe multibasiler (MB) untuk anak dan dewasa.[7] Referensi
|