Kisah asal-mula bahasa
Telah banyak catatan mengenai asal-mula bahasa dalam dunia mitologi dan cerita-cerita lainnya mengenai asal-mula bahasa, perkembangan dari bahasa dan alasan di belakang beragamnya bahasa pada saat sekarang. Mitos-mitos ini memiliki kesamaan, tema yang berulang-ulang, dan perbedaan, diturunkan lewat tradisi lisan. Beberapa mitos malah lebih dari hanya cerita dan kepercayaan, dengan beberapa kejadian memiliki interpretasi literal bahkan sampai sekarang. Tema yang berulang dalam mitos perbedaan bahasa adalah banjir dan bencana. Banyak cerita mengatakan sebuah banjir yang menyebabkan masyarakat di Bumi ini menyebar keseluruh permukaan planet. Hukuman oleh tuhan atau dewa-dewi karena melakukan kesalahan pada pihak manusia juga merupakan tema yang berulang. Mitos mengenai asal-mula bahasa secara garis besar digolongkan atau dicatat ke dalam mitos penciptaan, walaupun mereka berbeda. Beberapa cerita mengatakan pencipta memberkahi bahasa sejak dari awal manusia diciptakan beserta pengetahuan tentang nama nama hewan dan benda alam lainnya, yang lain menganggap bahasa sebagai hadiah kemudian hari, atau sebagai kutukan. Alkitab IbraniAlkitab Ibrani mengatribusikan asal-mula bahasa hanya pada manusia, dengan Adam diperintahkan untuk memberi nama mahluk-mahluk yang Tuhan telah ciptakan. Salah satu contoh yang terkenal yaitu Menara Babel bagian dari Kitab Kejadian. Di dalamnya dikatakan, Tuhan menghukum manusia karena kesombongan dan membangkang dengan memberikan kebingungan bahasa.
Hal ini menjadi cerita standar pada masa Pertengahan Eropa, direfleksikan dalam tulisan pada abad pertengahan seperti kisah dari Fénius Farsaid. IndiaVāc adalah dewi bahasa Hindu, atau "personifikasi bicara". Sebagai "penutur suci"-nya brahman, dia memiliki peran kosmologikal sebagai "Ibu dari Veda". Dia digambarkan sebagai pasangan dari Prajapati, yang juga direpresentasikan sebagai asal dari Veda. [1] Dia juga tercampur dengan Sarasvati dalam mitologi Hindu selanjutnya. AmerikaMirip dengan mitologi dari peradaban dan kultur lainnya yang mengatakan sebuah Banjir Besar, beberapa Suku Indian mengatakan sebuah banjir besar melanda dunia. Setelah air surut, penjelasan beragam diberikan mengenai keragaman baru dalam berbicara. MesoamerikaKisah Aztek menyokong bahwa hanya seorang laki-laki, Coxcox, dan seorang wanita, Xochiquetzal, yang bertahan, setelah terombang-ambing dalam sebuah patahan pohon. Mereka menemukan daratan dan melahirkan banyak anak yang mana pertama kalinya tidak dapat berbicara, tapi kemudian, lewat kedatangan seekor merpati yang diberkahi dengan bahasa, walaupun setiap mereka diberikan perkataan yang berbeda mereka tidak dapat memahami satu dengan yang lain. [2] Amerika UtaraBanjir yang sama juga dijelaskan oleh orang-orang Kaska dari Amerika Utara, namun, seperti kisah Babel, orang-orang sekarang "tersebar secara luas di permukaan dunia". Pencerita dari kisah tersebut menambahkan bahwa hal ini menjelaskan banyaknya perbedaan antara populasi, banyaknya suku-suku dan banyaknya bahasa, "Sebelum banjir, hanya ada satu pusat; di mana seluruh orang hidup bersama dalam satu negara, dan berbicara satu bahasa." [3]
Kisah Iroguois menceritakan dewa Taryenyawagon (Penjaga Surga) memandu pengikutnya dalam sebuah perjalan dan mengarahkan mereka supaya untuk menetap di tempat yang berbeda saat bahasa mereka berubah. [4] Mitos Salishan mengatakan bagaimana sebuah percakapan menjadi perbedaan dalam bahasa. Dua orang berargumentasi apakah suara senandung tinggi yang menyertai bebek saat terbang adalah dari udara yang melewati paruh atau dari kepakan sayap. Percakapan tersebut tidak terselesaikan oleh si pemimpin, yang kemudian mengadakan sidang dari semua pemimpin dari desa sekitar. Sidang ini menghasilkan argumen yang tidak ada seorang pun yang bersetuju, dan akhirnya pertengkaran mengakibatkan perpecahan di mana beberapa orang berpindah jauh tempat. Dari waktu ke waktu mereka perlahan berbicara berbeda, dan akhirnya bahasa lain terbentuk. [5] Dalam mitologi Yuki, orang asli California, si pencipta, ditemani oleh Coyote membuat bahasa sebagaimana ia membuat suku-suku di berbagai tempat. Ia meletakkan tongkat yang berubah menjadi orang pada saat fajar.
Amazon, BrazilOrang Ticuna dari Amazon Atas mengatakan bahwa semua orang pada awalnya dari satu suku, berbicara bahasa yang sama sampai dua telur kolibri di mana, tidak diberitahu oleh siapa. Kemudian suku tersebut berpisah menjadi kelompok-kelompok dan tersebar jauh dan luas. [7] EropaDalam Yunani Kuno ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa selama bertahun-tahun manusia hidup tanpa aturan di bawah pimpinan Zeus dan berbicara satu bahasa. Dewa Hermes membawa perbedaan dalam berbicara dan bersamaan dengan itu perpisahan menjadi berbangsa-bangsa dan perselisihan pun terjadi. Zeus kemudian mundur dari posisinya, menjadikannya sebagai raja pertama manusia, Phoroneus. Dalam Mitologi Norse, kajian bicara adalah sebuah hadiah dari anak ketiga dari Borr, yang juga memberikan pendengaran dan penglihatan.
AfrikaWa-Sania, masyarakat asli Bantu dari Afrika Timur memiliki kisah bahwa sejak permulaan, masyarakat bumi hanya mengetahui satu bahasa, tapi selama kelaparan yang parah, kemarahan meliputi orang-orang, menyebabkan mereka berkelana di segala arah, mengoceh kata-kata yang aneh, dan inilah bagaimana perbedaan bahasa terjadi. [2] Dewa yang berbicara semua bahasa adalah sebuah tema di antara mitologi Afrika, contohnya yaitu Eshu dari Yoruba, si penipu yang merupakan utusan dari dewa-dewi. Eshu memiliki kesamaan di Legba dari rakyat Fob dari Benin. Dewa Yoruba lain yang berbicara semua bahasa dunia adalah Orunmila, dewa ramalan. [3] Asia Selatan dan OceaniaPolinesiaKelompok masyarakat di pulau Hao di Polinesia mengisahkan cerita yang sama dengan Menara Babel, menceritakan Tuhan yang, "dalam kemarahan mengusir si pendiri (menara babel), meruntuhkan bangunan itu, dan mengubah bahasa mereka, sehingga mereka berbicara berbeda bahasa." [8] AustraliaDi Australia Selatan, orang-orang Encounter Bay mengatakan sebuah cerita bagaimana perbedaan bahasa datang dari kanibalisme:
Kelompok lain dari Aborin Australia, Gunwinggu, menceritakan seorang dewi dalam zaman impian memberikan setiap anaknya sebuah bahasa mereka sendiri untuk bermain. Pulau AndamanKepercayaan tradisional dari penduduk asli Pulau Andaman di Bay of Bengal menjelaskan bahasa adalah diberikan oleh dewa Pūluga kepada laki dan wanita pertama saat mereka berkumpul setelah banjir besar. Bahasa yang diberikan disebut dengan bojig-yâb-, yang merupakan bahasa yang digunakan sampai sekarang, berdasarkan kepercayaan mereka, oleh suku yang mendiami bagian selatan dan selatan-timur dari pertengahan Andaman. Bahasa ini disebut oleh penduduk sebagai "bahasa ibu" asal dari dialek-dialek lainnya. Kepercayaan mereka bahkan menceritakan sebelum kematian manusia pertama,
Hal tersebut menjelaskan perbedaan pada bahasa. Lihat pulaCatatan
Pranala luar
|