Kim Man-deokKim Man-deok (金萬德;김만덕;1739-1812) adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai wanita pedagang dan dermawan dari Jeju, Korea.[1][2] Kehidupan awalDilahirkan di Pulau Jeju pada tahun 1739, zaman pemerintahan Dinasti Joseon, Kim Man-deok adalah putri dari keluarga sederhana.[1] Pada saat berusia 12 tahun, ayahnya meninggal karena musibah di laut. Akhirnya Kim diasuh oleh seorang gisaeng (penghibur yang berstatus budak) dan pada usia remaja ia menjadi penghibur di Jeju.[1] Setelah dewasa, Kim Man-deok mulai meninggalkan status budak dan pekerjaan sebagai gisaeng. Ia memohon kepada gubernur Jeju saat itu, Sin Gwang-ik untuk menghapus status gisaeng yang ia miliki mengingat orang tuanya adalah tokoh yang dihormati. Pada usia 20 tahun, ia menikah, namun suaminya meninggal karena sakit. Menjadi pedagangKarena kondisi ekonominya semakin memburuk, Kim Man-deok mulai membuka usaha dagang. Ia mencari bidang-bidang usaha lewat penjualan kerajinan tangan, bahan pangan dan distribusi barang. Pekerjaan sebagai pedagang adalah hal tidak mudah dilakukan pada saat itu, apalagi ia adalah seorang wanita. Kim Man-deok berdagang dekat pelabuhan menjual beras, garam dan bahan makanan yang didistribusikan dari Semenanjung Korea. Pada saat itu beras dan garam tidak diproduksi di Pulau Jeju, jadi ia menyeberangi lautan dan menjual hasil laut Jeju seperti rumput laut, teripang dan kerang ke daratan utama. Hasil keuntungan ia gunakan untuk membeli bahan pangan dan menjual produk-produk tersebut ke Pulau Jeju. Karena usaha dagangnya maju pesat, Kim Man-deok sudah dapat membeli perahu dan bisnisnya merambah produk-produk lain. Ia menjual berbagai aksesori, baju dan kosmetik kepada para wanita bangsawan di Jeju. Ia juga menjual produk dari Jeju seperti jeruk dan tanduk rusa ke daratan semenanjung. Kabar kesukesannya terdengar di berbagai tempat dan menjadi perbincangan karena ia adalah seorang wanita yang pada saat itu masih mengalami diskriminasi oleh kaum pria. Pada tahun 1792, rakyat Jeju dilanda bencana kelaparan karena panen gagal dan hantaman angin topan. Pada tanggal 28 dan 29 Agustus tahun 1794 angin topan memicu banjir dan memperburuk kondisi rakyat Jeju. Masyarakat Jeju meminta bantuan pangan kepada daratan utama, namun 5 dari 12 kapal yang tiba pada bulan Februari tahun berikutnya, tenggelam di laut karena badai. Akibat bencana kelaparan ini, sebanyak 170.000 orang di Jeju tewas. Dalam kondisi itu, Kim Man-deok menyumbangkan semua aset yang ia miliki untuk membeli sebanyak 450 karung beras. Pada saat itu 100 karung beras saja diperkirakan dapat memberi makan ribuan orang di daratan utama dan 450 karung beras sangat menolong rakyat Jeju yang kelaparan. Berita tentang Kim Man-deok terdengar di istana Joseon. Raja Jeongjo yang terharu mendengar jasa Kim, menanyakan hadiah apa yang ia inginkan. Kim Man-deok menjawab bahwa ia hanya ingin pergi ke ibu kota dan melihat Gunung Geumgang. Raja mengabulkan permintaannya dan memerintahkan gubernur Jeju membantu keberangkatannya. Kim Man-deok meninggal di Jeju pada tahun 1812 pada usia 74 tahun. Kepopuleran di era modernSampai sekarang ia dikenal sebagai wanita pedagang pertama Korea dan penolong bagi rakyat Jeju. Kim Man-deok menjadi kandidat tokoh yang akan ditampilkan dalam rencana pembuatan mata uang kertas ₩ 50.000 pada tahun 2007. Referensi
|