- ALIH Templat:Kotak info desa
Desa Kesiman Kertalangu merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Denpasar Timur, Kotamadya Denpasar, provinsi Bali, Indonesia.[1]
Sejarah Desa
Masa Kerajaan
Pada tahun 1343 M, Majapahit menyerang dan mengalahkan Kerajaan di Bali. Penaklukan Kerajaan Bali Dwipa (rajanya bergelar Śri Astasura Ratna Bumi Banten) dipimpin oleh Patih Majapahit Gajah Mada dan Raja Majapahit Ratu Tri Bhuwana. Untuk menstabilkan pemerintahan di Bali, Majapahit dibawah Pemerintahan Hayam Wuruk mengirim Sri Aji Kresna Kepakisan ke Bali. Ia mendirikan istana di Samprangan (Gianyar pada masa sekarang). Sri Aji Kresna Kepakisan adalah putra dari Soma Kepakisan dan cucu dari Danghyang Kepakisan. Danghyang Kepakisan bersaudara dengan Danghyang Sidi Mantra dari Kediri. Danghyang Sidi Mantra berputra seorang yakni Danghyang Manik Angkeran. Danghyang Manik Angkeran melaksanakan Dharma Kepanditan dan menetap di Tohlangkir (Besakih). Setelah beliau wafat, jenasahnya didharmakan di Pura Batumadeg, tempat pemujaan Wisnu dan diwujudkan dalam Meru Tumpang (Sembilan).
Beliau berputra 4 (empat) orang yakni: Ida Bang Tulus Dewa, Ida Bang Banyak Wido, Ida Bang Wayabiya, dan Sang Manik Angkeran. Ida Bang Banyak Wide akhirnya kembali ke Pulau Jawa dan berhasil menjadi pegawai tinggi di Kerajaan Singasari dibawah Pemerintahan Kertanegara. Untuk mengamankan Madura maka Ida Bang Banyak Wide diangkat menjadi Adipati di Sumenep dengan gelar Wiraraja. Pada waktu Sri Aji Kresna Kepakisan menjadi raja di Samprangan, maka salah seorang dari keturunan Arya Wiraraja yang dikenal dengan sebutan Arya Wang Bang Pinatih menjadi pegawai tinggi raja dengan wilayah dan berkeraton di Puri Kertalangu. Diperkirakan Puri Kertalangu berlokasi di seputaran Balitex yang sekarang. Menurut penuturan beberapa orang konon pada waktu pembangunan Balitex itu, banyak ditemukan bekas-bekas bangunan bataserta barang-barang lainnya yang sekarang tidak tentu rimbanya.
Kerajaan Kertalangu berdiri tahun 1350 Masehi yang mana pada abad ke 16 mengalami kemunduran dan para penguasa beserta sanak keluarganya meninggalkan karaon, lalu mengungsi ke Tulikup (Gianyar) kemudian pindah lagi atas perkenan Raja Klungkung ke Sulang dan membuat Puri di sana yang sampai sekarang menjadi pusat Arya Wang Bang Pinatih di Puri Sulang. Untuk memerintah daerah Kertalangu yang telah di tinggalkan I Gusti Ngurah Gede Pinatih, maka Betara Sakti Pemecutan mengangkat Ngurah Pemayun dan membuat keraton di kuwun, yang berlokasi di sebelah selatan Kerajaan Kertalangu.
Sesuai dengan perkembangan zaman untuk membendung pengaruh negatif, maka oleh penguasa dibentuklah organisasi masyarakat. Untuk membendung hal-hal yang bersifat subversi dari daerah lain, maka dibuatlah arena pertempuran (kalangan) yang memanjang dari Patal Tohpati sampai ke Banjar Biaung, tempat penguburan mayat berlokasi di seputaran Patal Tohpati. Untuk meyakinkan hal tersebut, di sepanjang kalangan pertempuran tersebut oleh penguasa ditaruhlah orang-orang pemberani, seperti dari banjar dari utara disebut Banjar Tohpati (Ngotoh Pati), Banjar Kertajiwa yang dulunya bernama Banjar Tohjiwa (Ngotohan Jiwa), dan Banjar Tangguntiti yang berarti tempat penghubung antara Raja dan Rakyat, dalam pembicaraan yang ada kaitannya dengan keselamatan daerah, dan akhirnya Banjar yang paling selatan yaitu Banjar Biaung, yang merupakan Bie(umpan) pertarungan. Jadi secara keseluruhan orang-orang atau Banjar-banjar yang berada di sepanjang kalangan merupakan andel-andel (prajurit) kerajaan yang pemberani. Banjar Tangtu dan Banjar Kesambi punya historis tersendiri. Sifat kedaerahan telah berlalu maka sesuai dengan perkembangan zaman dan urbanisasi maka pada tanggal 14 September 1969 berdirilah Banjar baru dengan nama Banjar Kertalangu dan selanjutnya mekar lagi menjadi Banjar Kertapura.
Pada abad ke-17 Masehi, penguasa di daerah kuwun memindahkan kerajaan ke Petilan (Mutilar) di Banjar Kedaton dengan nama Desanya menjadi Desa Kesiman.
Masa Kemerdekaan Indonesia
Di masa sekarang, Desa kesiman dimekarkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 57 Tahun 1982 tertanggal 1 Juni 1982 tentang Desa Persiapan.[2] Secara umum dapat diuraikan dari pemecahan sampai Desa kesiman Kertalangu menjadi Desa Definitif.
- SK. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung, Nomor: 167/Pem-15/166/79 Tanggal: 1 Desember 1980 Tentang: Pemekaran pemecahan Desa-desa dalam wilayah Kota Administratif Denpasar.
- SK. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali, Nomor: 7/Pem/II.a/2-57/1980 Tanggal: 1 April 1980 Tentang: Penetapan Pemecahan Desa-Desa dalam wilayah Kota Administratif Denpasar.
- SK. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor: 57 Tahun 1982 Tanggal: 1 Juni 1982 Tentang: Penetapan Desa-Desa persiapan menjadi Desa-Desa Definitif dalam wilayah administratif Denpasar
Pemerintahan
Pembagian Banjar/Dusun
Desa Kesiman Kertalangu meliputi 11 (sebelas) Dusun yaitu:
- Banjar Tohpati
- Banjar Kertajiwa
- Banjar Kesambi
- Banjar Biaung
- Banjar Tanguntiti
- Banjar Tangtu
- Banjar Kertalangu
- Banjar Kertapura
- Banjar Kertagraha
- Banjar Biaung Asri
- Banjar Batur Sari
Demografi
Penduduk desa Kesiman Kertalangu sampai dengan tahun 2016 berjumlah 17.704 jiwa terdiri dari 7.668 laki-laki dan 10.036 perempuan dengan sex rasio 76.[3]
Galéri
-
Paduraksa riantara pelataran ketiga miwah bale kambang poeri Kesiman ring Badoeng
-
Meru ring puri raja Kesiman
-
Meroe ring sisin jero bale kambang poeri Kesiman.
-
Tampak depan puri raja Kesiman
-
Padmasana ring Kompleks Pura ring Kesiman
-
Potret gadis Bali ring kompleks pura dekat Kesiman. 21 September 1922
-
Prajurit KNIL mapose ring aep kori poeri Kesiman ritatkala ekspedisi kapitu ring Bali, katujuang penguasa Badoeng, 1908
Referensi
Pranala luar