Kereta gerak udara, kereta atmosferis, atau aeromovel adalah kereta yang digerakkan dengan tenaga dari tekanan udara. Sumber tenaga pendorong pada kereta gerak udara berasal dari perbedaan tekanan udara.
Berbagai variasi prinsip fisika dari kereta gerak udara diusulkan pada awal abad ke-19, dan beberapa bentuk telah diterapkan, akan tetapi hampir semuanya menghadapi masalah dan kemudian tidak diteruskan. Di Indonesia aeromovel diterapkan sejak 1989 hingga dekade 2010-an di Taman Mini Indonesia Indah, yaitu kereta SHS 23 Aero Movel Indonesia.
Prinsip kerja
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kapal layar, perbedaannya yang menjadi layar adalah sirip di bawah kereta yang didorong oleh terowongan angin di bawahnya. Artinya rel merangkap sebagai terowongan udara. Tekanan udara dihasilkan oleh turbin udara (semacam kipas angin) yang dipasang statis pada beberapa titik di rel, misalnya di stasiun. Dengan cara ini sumber daya statik dapat memberikan tenaga bergerak atas kendaraan tanpa harus mengangkut mesin penggerak di atas kereta, dengan demikian kendaraan atau gerbong kereta menjadi lebih ringan dan tidak bising.
Tekanan udara, atau vakum parsial (misalnya tekanan negatif relatif) dapat diterapkan pada kendaraan dengan pipa yang terus bersambungan, sementara pada kendaraan dipasang piston (semacam katup atau sirip) yang dipasang di dalam pipa. Semacam slot katup elastis yang dapat menutup kembali diperlukan agar angin tidak bocor keluar sekaligus memungkinkan kendaraan terhubung dengan piston. Katup elastis ini biasanya terbuat dari bahan karet. Alternatif lain adalah seluruh kendaraan dapat menjadi piston di dalam pipa berukuran besar.
Daftar pustaka
Majalah KA Edisi Januari-Maret 2015: Seri Kereta Api Gerak Udara. Oleh: Ir. Hartono A.S., M.M.
Artikel bertopik perkeretaapian ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.