Kerakal[1] atau pebel (bahasa Inggris: pebble) adalah klasbatu dengan ukuran partikel 4–64 mm (0,16–2,52 in) berdasarkan skalasedimentologi Udden-Wentworth. Kerakal umumnya dianggap lebih besar daripada kerikil (berdiameter 2–4 mm (0,079–0,157 in)) dan lebih kecil daripada berangkal (berdiameter (64–256 mm (2,5–10,1 in)). Batuan yang sebagian besar terdiri dari kerakal disebut konglomerat. Peralatan kerakal adalah salah satu artefak buatan manusia yang paling awal diketahui, berasal dari zaman Paleolitikum dalam sejarah manusia.
Pantai yang sebagian besar terdiri dari kerakal permukaan disebut pantai kerikil. Pantai jenis ini mempunyai ciri pelindung berkaitan dengan erosi gelombang, serta relung ekologi yang menyediakan habitat bagi binatang dan tumbuhan.
Tepian pantai kerikil (kerakal dalam jumlah besar) ada di beberapa tempat, seperti jalan masuk ke Sungai Ore, Inggris, dengan tepian kerikil yang memberikan tantangan navigasi yang mencolok.[2]
Kerakal mempunyai berbagai warna dan tekstur, serta dapat mempunyai goresan, dikenal sebagai urat, kuarsa, atau mineral lain. Kerakal sebagian besar bertekstur halus. Namun, hal ini bergantung pada seberapa sering batu tersebut bersentuhan dengan laut. Batu tersebut dapat mempunyai tanda sentuhan dengan batu lain atau kerakal lain. Kerakal yang tertinggal di atas tanda air tinggi mungkin ditumbuhi organisme seperti lumut kerak di atasnya, menandakan kurangnya sentuhan dengan air laut.