SEJARAH DESA KEPUNDUAN
Kesultanan Cirebon pada masa kepemimpinan Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah dan Nyi Mas Pakungwati sebagai isterinya jarang bertemu dengan suaminya yaitu Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah. Hal ini dikarenakan Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah tidak hanya mengemban amanah sebagai pemimpin kesultanan, melainkan juga sebagai waliyullah yang menyebabkan beliau sering keluar untuk menyebarkanluaskan agama Islam.
Suatu ketika Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah pada tahun 1440 M pergi ke negeri Cina untuk mensyiarkan agama Islam dengan cara pengobatan sehingga banyak masyarakat Cina yang konsultasi prihal penyakit sekaligus meminta untuk disembuhkan. Dari pengobatan-pengobatan tersebut, kabar tentang Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah terdengar oleh kaisar Cina yang bernama Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming.
Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah dipanggil menghadap untuk diuji kemampuannya. Kaisar Hong Gie meminta putrinya Ong Tien dibuat seolah-olah hamil dengan memakai bokor kuningan di perutnya sehingga menyerupai orang yang sedang hamil, kemudian Putri Ong Tien didudukan dengan saudarinya perempuan yang memang sedang hamil tiga bulan Gusti Sinuhun Syafif Hidayatullah diminta oleh Kaisar Hong Gie untuk menebak dari kedua orang tersebut mana yang benar-benar hamil. Lalu Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah menunjuk Ong Tien. Sang Kaisar tertawa karena tebakan dari Gusti Sinuhun itu keliru. Merasa berhasil membuktikan bahwa Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah tidak sepandai dikatakan oleh orang-orang, sang Kaisar mengusirnya untuk pulang ke tanah jawa.
Sepulang berdakwah dari negeri Cina, puteri kaisar Cina yang bernama Ong Tien jatuh cinta kepada Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah. Kemudian meminta izin untuk menyusul bersama tiga pejabat kaisar Cina pergi ke tanah Jawa menemui Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah untuk meminta dinikahi. Melihat ketulusan cinta Ong Tien, akhirnya Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah bersedia menikahi Ong Tien dan menjadikannya isteri kelima setelah Nyi Mas Kawung Aten dan Nyi Mas Pakungwati pada tahun 1481 M. Setelah kejadian tersebut, Nyi Mas Pakungwati meninggalkan keraton kasepuhan karena “pundung”.
Dalam perjalanan kepergiannya, Nyi Mas Pakungwati ditemani oleh Ki Bewid dan Nyi Bewid, Ki Sulun dan Nyi Sulun, serta pangeran Dul. Nyi Mas Pakungwati bersama rombongannya pergi menuju ke arah barat hingga sampai di satu perkampungan yang ada di daerah Warugede. Di kampung tersebut, Nyi Mas Pakungwati bertemu dengan Ki Argasela dan Nyi Supriya yang dikenal dengan nama Nyi Brintik. Kedua orang ini adalah buyut (moyang) yang mengawali membuka hutan belantara untuk dijadikan sebagai pemukiman penduduk.
Sambil menenangkan pikiran, Nyi Mas Pakungwati memutuskan untuk menetap sementara dan memerintahkan kepada pengikutnya untuk menetap guna mengajarkan ilmu agama islam kepada masyarakat serta pengembangan perkampungan. Oleh sebab itu, perkampungan tersebut dinamai Kepunduan yang berasal dari kata “Pundung” yang kemudian menjadi sebuah nama desa bernama Kepunduan.
Singkatnya, Kepunduan adalah perkampungan yang menjadi tempat pelarian Nyi Mas Pakungwati karena “pundung” suaminya, Gusti Sinuhun Syarif Hidayatullah, atau biasa dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati menikah dengan puteri Kaisar Cina yang bernama Ong Tien.
KONDISI UMUM DESA
Secara administratif Desa Kepunduan merupakan salah satu desa dari 13 desa yang ada di wilayah Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon yang terletak 2,4 KM ke arah selatan dari Kecamatan Dukupuntang. Adapun batas-batas wilayah Desa Kepunduan adalah sebagai berikut:
- Batas Sebelah utara, Desa Warugede, Kecamatan Depok
- Batas Sebelah timur, Desa Warugede, Kecamatan Depok
- Batas Sebelah selatan, Desa Cangkoak&Balad, Kecamatan Dukupuntang
- Batas Sebelah barat, Desa Warugede, Kecamatan Depok
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Kepunduan Kecamatan Dukupuntang, secara umum berupa tanah seluas 54,779 Ha, tanah darat seluas 21,669 Ha, yang berada pada ketinggian laut antara 1.500 m s/d 2.000 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 29-380 C.
Orbitrasi/jarak desa kepunduan ke pusat-pusat pemerintahan sebagai berikut:
Orbitrasi
- Jarak ke ibu kota kecamatan 3 Km Lama jarak tempuh ke ibu kota kec. dengan kend. Bermotor 15 Menit
- Jarak ke ibu kota kabupaten 15 Km Lama jarak tempuh ke ibu kota kec. dengan kend. Bermotor 30 Menit
- Jarak ke ibu kota provinsi 130 Km Lama jarak tempuh ke ibu kota kec. dengan kend. Bermotor 3 Menit
Kondisi Demografis Desa Kepunduan
Desa Kepunduan merupan desa yang memiliki jumlah Penduduk 1896 jiwa, 632 KK yang terbagi dalam 2 dusun. Jumlah penduduk laki-laki adalah 971 jiwa dan sedangkan penduduk perempuan adalah 925 jiwa, dengan rincian sebagai berikut ;
Jumlah Penduduk
- Dusun 1 = 1105 Orang
- Dusun 2 = 881 Orang
Jumlah Kepala Keluarga
- Dusun 1 = 341 KK
- Dusun 2 = 291 KK