Kepler-186b ditemukan menggunakan metode transit, di mana teleskop Kepler mendeteksi penurunan cahaya dari bintang induknya saat planet melewati atau "melintas" di depan bintang tersebut dari perspektif Bumi. Penurunan cahaya ini menunjukkan adanya objek yang mengorbit bintang tersebut, dan ukuran serta orbitnya dapat dihitung berdasarkan data transit. Penemuan ini merupakan bagian dari keberhasilan misi Kepler dalam menemukan eksoplanet, terutama di zona layak huni.
Kepler-186b memiliki radius sekitar 1,15 kali radius Bumi, yang menunjukkan bahwa planet ini mungkin berbatu. Namun, massa pastinya belum dapat diukur secara langsung karena masih terbatasnya teknologi untuk mengukur massa planet yang mengorbit bintang jauh seperti Kepler-186. Berdasarkan model planet berbatu, massa Kepler-186b diperkirakan sekitar 1,5 hingga 2 kali massa Bumi.
Suhu dan Atmosfer
Karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintang induknya, Kepler-186b menerima radiasi yang jauh lebih besar daripada Bumi, sehingga kemungkinan permukaannya panas dan tidak kondusif untuk mendukung kehidupan dalam bentuk yang kita kenal. Jika Kepler-186b memiliki atmosfer, atmosfer ini mungkin sangat tipis atau telah terkikis oleh radiasi dari bintang katai merahnya yang lebih intens pada orbit dekat ini.
Orbit
Kepler-186b mengorbit bintang induknya pada jarak sekitar 0,034 AU, yang setara dengan sekitar 5,1 juta km dari bintang tersebut. Jarak ini membuat Kepler-186b memiliki periode orbit yang sangat singkat, yakni sekitar 3,9 hari. Karena orbitnya yang sangat dekat dengan bintang, planet ini kemungkinan mengalami penguncian pasang surut, yang berarti satu sisi planet selalu menghadap bintang dan sisi lainnya berada dalam kegelapan abadi.
Kondisi Permukaan
Dengan perkiraan jarak dan radiasi yang diterima dari bintang induknya, permukaan Kepler-186b kemungkinan terlalu panas untuk mendukung air dalam bentuk cair. Suhu yang tinggi ini membuat Kepler-186b tidak dianggap sebagai kandidat yang potensial untuk kehidupan, dan planet ini berada jauh di luar zona layak huni bintang induknya.
Peran dalam Penelitian Eksoplanet
Meskipun Kepler-186b bukan kandidat layak huni, penemuannya membantu para astronom memahami keberagaman eksoplanet dalam sistem bintang katai merah. Sebagai planet yang sangat dekat dengan bintangnya, Kepler-186b memberi wawasan mengenai evolusi atmosfer planet dalam kondisi radiasi ekstrem, yang dapat membantu dalam mempelajari atmosfer planet-planet berbatu lain yang ditemukan di sekitar bintang katai merah.
Tantangan Observasi Lanjutan
Mengamati planet seperti Kepler-186b dari Bumi adalah tantangan besar karena jaraknya yang sangat jauh dan orbitnya yang dekat dengan bintang. Meskipun teleskop seperti James Webb Space Telescope (JWST) memiliki kemampuan untuk mempelajari eksoplanet, fokus utama mereka adalah planet-planet di zona layak huni. Untuk informasi lebih mendetail, pengamatan lanjutan akan diperlukan dengan teleskop yang lebih kuat di masa depan.
Quintana, E. V., Barclay, T., Raymond, S. N., Rowe, J. F., Bolmont, E., & Caldwell, D. A., et al. (2014). "An Earth-Sized Planet in the Habitable Zone of a Cool Star". Science, 344(6181), 277–280.