Kepler-186d ditemukan bersama keempat planet lainnya di sistem Kepler-186 oleh misi Kepler, yang diluncurkan pada 2009. Teleskop ini menggunakan metode transit, yaitu pengamatan penurunan cahaya yang terjadi ketika planet melewati atau "melintas" di depan bintangnya dari sudut pandang Bumi. Pengukuran transit ini memungkinkan astronom menghitung radius planet, orbit, dan beberapa karakteristik lainnya. Penemuan Kepler-186d diumumkan pada 2014 bersamaan dengan Kepler-186f, planet di zona layak huni yang menjadi sorotan utama dalam sistem ini.
Kepler-186d memiliki radius sekitar 1,39 kali radius Bumi, menjadikannya planet berbatu yang lebih besar dari Bumi. Namun, karena keterbatasan teknologi, massa pastinya belum diketahui secara langsung. Berdasarkan perkiraan dari model planet berbatu, massa Kepler-186d kemungkinan berkisar antara 2 hingga 2,9 kali massa Bumi. Ukuran dan massanya menunjukkan bahwa planet ini mungkin memiliki komposisi berbatu seperti Bumi.
Suhu dan Atmosfer
Kepler-186d menerima lebih banyak radiasi dari bintang induknya dibandingkan dengan Bumi dari Matahari, sehingga diperkirakan memiliki suhu permukaan yang cukup tinggi. Meskipun planet ini tidak berada di zona layak huni, suhu permukaannya masih mungkin berada dalam rentang yang memungkinkan adanya cairan di beberapa kondisi khusus, tetapi air dalam bentuk cair yang stabil kemungkinan tidak ada. Belum ada data atmosfer yang tersedia, dan karena radiasi dari bintang katai merah, atmosfer planet ini kemungkinan cukup tipis atau telah terkikis seiring waktu.
Orbit
Kepler-186d mengorbit bintang induknya pada jarak sekitar 0,085 AU (sekitar 12,7 juta km), yang jauh lebih dekat dibandingkan orbit Merkurius ke Matahari. Orbitnya yang dekat menghasilkan periode orbit yang sangat singkat, yaitu sekitar 13,3 hari. Karena jarak orbitnya yang dekat, Kepler-186d mungkin mengalami penguncian pasang surut, di mana satu sisi planet selalu menghadap bintang dan sisi lainnya berada dalam kegelapan permanen.
Kondisi Permukaan
Dengan jaraknya yang dekat dari bintang induknya, permukaan Kepler-186d kemungkinan sangat panas, dan kemungkinan tidak mendukung kehidupan dalam bentuk yang kita kenal. Permukaannya mungkin berbatu dan mengalami suhu tinggi pada sisi yang menghadap bintang. Karena radiasi tinggi yang diterima dari bintang katai merah, kondisi di permukaan Kepler-186d kemungkinan besar tidak cocok untuk air dalam bentuk cair.
Peran dalam Penelitian Eksoplanet
Kepler-186d memberikan wawasan penting dalam studi tentang keberagaman eksoplanet, terutama yang mengorbit bintang katai merah tipe M. Meskipun Kepler-186d tidak terletak di zona layak huni, penemuannya membantu para astronom memahami berbagai kondisi lingkungan planet yang dapat terjadi di sekitar bintang katai merah. Studi tentang planet-planet seperti Kepler-186d memperluas pengetahuan tentang komposisi, orbit, dan evolusi eksoplanet berbatu yang mengorbit dekat dengan bintang induknya.
Tantangan Observasi Lanjutan
Meskipun sistem Kepler-186 relatif jauh dari Bumi, para astronom berharap untuk mendapatkan lebih banyak data mengenai planet-planet dalam sistem ini melalui teleskop masa depan seperti James Webb Space Telescope (JWST). Namun, karena jaraknya yang jauh dan orbit yang dekat dengan bintang induknya, Kepler-186d mungkin tidak menjadi prioritas utama untuk observasi atmosfer, terutama mengingat adanya kandidat yang lebih dekat dalam jarak dan karakteristik lainnya.
Quintana, E. V., Barclay, T., Raymond, S. N., Rowe, J. F., Bolmont, E., & Caldwell, D. A., et al. (2014). "An Earth-Sized Planet in the Habitable Zone of a Cool Star". Science, 344(6181), 277–280.