Kepenggemaran atau komunitas penggemar anime dan manga adalah komunitas mendunia dari penggemaranime dan manga. Anime termasuk seri, film, dan video animasi, sedangkan manga termasuk manga, novel grafik, gambar dan karya seni terkait. Awalnya berasal dari dunia hiburan Jepang, tetapi gaya dan budaya telah menyebar ke seluruh dunia sejak masuk ke Dunia Barat pada tahun 1990-an.
Otaku
Otaku adalah istilah Jepang untuk orang-orang dengan minat yang obsesif, termasuk pada anime, manga, atau permainan video. Dalam konteks aslinya, istilah otaku berarti rumah atau keluarga lain (お宅,otaku), yang digunakan juga sebagai pronomina orang kedua honorifik. Bentuk slang modernnya, biasa ditulis seluruhnya dalam hiragana (おたく) atau katakana (オタク atau terkadang ヲタク) atau jarang kali dalam rōmaji untuk membedakannya dengan makna aslinya, muncul pada tahun 1980-an. Di anime Macross yang tayang tahun 1982, istilah ini digunakan Lynn Minmay sebagai istilah honorik.[1][2] Tampaknya istilah ini diungkap oleh humoris dan penulis esai Akio Nakamori pada tahun 1983 dalam seri "Otaku" no Kenkyū (『おたく』の研究code: ja is deprecated ) dalam majalah loliconManga Burikko. Animator seperti Haruhiko Mikimoto dan Shōji Kawamori menggunakan istilah ini di kalangan sendiri sebagai pronomina orang kedua honorifik sejak akhir 1970-an.[2] Setelah penggunaannya yang luas di orang Jepang lainnya, istilah ini menjadi ejekan dan semakin ofensif pada tahun 1990-an, menyiratkan seseorang yang tidak kompeten secara sosial. Otaku sekilas mirip dengan istilah bahasa Inggris geek atau nerd. Istilah ini mulai digunakan kalangan penggemar anime dan manga mulai tahun 2000-an, dalam arti yang lebih umum dan positif, dan kini sering digunakan orang dari luar kepenggemaran untuk merujuk penggemar anime atau manga. Namun, otaku generasi lama, seperti Otaking (Raja Otaku) Toshio Okada, dalam bukunya Otaku Wa Sude Ni Shindeiru (オタクはすでに死んでいる) mengatakan generasi baru yang menyebut dirinya sendiri otaku bukanlah otaku yang sebenarnya, karena kurangnya gairah dan akal meneliti terhadap subjek subkultur tertentu, dan hanya penggemar biasa yang membeli produk secara berlebihan saja.
Komunitas penggemar berbahasa Inggris
Komunitas penggemar di negara berbahasa Inggris diawali tahun 1970-an dan terus berkembang. Menurut Fred Patten, klub penggemar pertama yang didedikasikan untuk animasi Jepang adalah Cartoon/Fantasy Organization yang dibentuk di Los Angeles tahun 1977.[3] Pertumbuhannya ditandai oleh Gilles Poitras serta Bruce Lewis dan Cathy Sterling yang disebut sebagai "generasi" khusus yang sering dipengaruhi oleh karya tunggal.[4]
Karena proses lokalisasi, banyak orang dewasa yang pernah menonton anime tidak menyadari bahwa karya tersebut berasal dari Jepang. Setelah keberhasilan Power Rangers pada tahun 1993, perusahaan televisi A.S. mulai menyiarkan Sailor Moon dan Dragon Ball Z masing-masing pada tahun 1995 dan 1996. Namun, karena kegagalan relatif dari dua acara tersebut, anime tampaknya tidak akan menjadi arus utama.[5] Namun, lonjakan kepopuleran anime di AS terjadi saat dimulainya penayangan seri anime Pokémon[5] pada beberapa saluran televisi pada tahun 1998. Hal ini menjadi bukti bagi penyiar dan distributor A.S. bahwa media Jepang dapat berhasil di pasar setempat. Hanya setelah Pokémon dan Power Rangers tidak lagi menjadi arus utama, penonton A.S. baru menyadari anime berasal dari Jepang.[5]
Daya tarik anime dan manga
Salah satu daya tarik utama anime adalah karya seninya; beberapa penggemar mengklaim bahwa kualitas visualnya lebih unggul daripada yang ditemukan pada sebagian besar seri animasi yang dibuat di Amerika Serikat.[6] Editor konten Anime Fringe, Holly Kolodziejczak, menyatakan dirinya kagum dengan kedalaman anime yang berbeda dari kartun yang pernah dia lihat sebelumnya: "Karakternya benar-benar memiliki kepribadian nyata, perasaan dan motivasi pribadi atas tindakannya, kelebihan dan kekurangan yang memperkaya karakter mereka. Mereka lebih menyerupai orang asli, dan dengan demikian kita dapat siap mengidentifikasi bersama mereka."[7] Larry Green dari Nausicaa.net menyetujui pendapat tersebut dan menambahkan bahwa anime membahas subjek baik untuk dewasa maupun anak-anak, sedangkan di Amerika Serikat animasi secara tradisional dibuat untuk anak-anak. Dia juga menyatakan bahwa setiap penonton pasti dapat menemukan anime yang mereka sukai, karena skala produksinya yang besar.[8] Untuk membaca berbagai macam manga, kamu bisa membaca versi HTL disini.
Layanan penggemar
Layanan penggemar (bahasa Inggris: fanservice) adalah materi dalam seri yang sengaja ditambahkan untuk menyenangkan penonton. Meski layanan penggemar biasanya merujuk pada adegan provokatif seksual,[9] hal ini juga merujuk secara lebih umum pada adegan yang kecil pengaruhnya pada alur yang dirancang untuk memukau atau menagarahkan perhatian para penontonnya, seperti ledakan besar dan adegan pertempuran.[10] Ketika anime dan manga diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh perusahaan, karya aslinya sering disunting untuk menghapus layanan penggemar agar lebih sesuai untuk penonton A.S. Mike Tatsugawa menjelaskan perubahan ini sebagai akibat perbedaan nilai budaya Jepang dengan A.S.[4][6] Bahkan, beberapa anime terlihat menampilkan sedikit sekali layanan penggemar, atau bahkan tidak sama sekali, dalam media promosi penjualan mereka.[11]
Tamasya di Jepang
Banyak penggemar anime bermimpi suatu hari mengunjungi Jepang.[12] Sejumlah besar biro perjalanan terkenal dari Jepang mulai menawarkan tur anime.[13] Pada tahun 2003, Pop Japan Travel didirikan untuk membantu pelanggan mengalami industri konten Jepang (termasuk anime, permainan, makanan, dan busana) lewat kunjungan ke studio dan pertemuan dengan artis, beserta kegiatan lainnya.[14] Banyak museum yang didedikasikan untuk industri konten berada di penjuru Jepang, misalnya Museum Animasi Suginami di Tokyo dan Museum Manga Tezuka Osamu di Hyogo. Lokasi populer lainnya misalnya adalah tempat di mana aktivitas yang berhubungan dengan anime dapat dinikmati, seperti berbelanja untuk barang dagangan terkait atau menyanyikan lagu tema anime. Selain itu, penggemar suka mengunjungi lokasi kehidupan nyata yang menjadi latar dalam anime tertentu, maupun lokasi di mana film laga hidup difilmkan.[15] Misalnya, kepopuleran Lucky Star membawa banyak penggemar ke lokasi kehidupan nyata dari anime tersebut sejak April 2007.[16]
Lokasi populer bagi penggemar anime untuk dikunjungi adalah Akihabara di Tokyo. Dikenal sebagai Kota Elektrik, kota ini merupakan area perbelanjaan utama di mana orang dapat membeli manga, anime, dan berbagai barang otaku lainnya.[17] Tokyo Anime Center adalah salah satu tempat paling populer di Akihabara, tempat berbagai acara diadakan, seperti pameran film anime baru, pameran terkait, lokawicara yang menampilkan pengisi suara, serta rekaman umum program radio.[15]