Dōjinshi(同人誌, sering ditransliterasi menjadi doujinshi) adalah istilah Jepang untuk karya-karya yang diterbitkan sendiri, biasanya berupa majalah, manga, atau novel. Dōjinshi sering kali merupakan karya amatir, walaupun beberapa seniman profesional juga berikut serta dalam membuat dōjinshi sebagai cara untuk menerbitkan materi tanpa melalui jalur industri reguler. Dōjinshi adalah bagian dari kategori yang lebih luas dari dōjin termasuk, tetapi tidak terbatas pada, koleksi seni, anime, hentai, dan permainan.
Kelompok beberapa seniman dōjinshi merujuk diri mereka sendiri sebagai sākuru(サークル, lingkaran) yang berasal dari bahasa Inggris circle. Masing-masing seniman tunggal yang membentuk kelompok semacam ini sering kali disebut sebagai kojin sākuru(個人サークル, lingkaran personal).
Dōjinshi dibuat oleh seniman atau penulis yang lebih memilih untuk menerbitkan materi mereka sendiri. Sejak tahun 1980-an, metode pendistribusian ini telah berkembang hingga menjadi konvensi dōjinshi rutin. Konvensi dōjinshi terbesar adalah Comiket (singkatan dari "Comic Market" – Pasar Komik) yang diadakan pada musim panas dan musim dingin di TokyoBig Sight. Pada konvensi ini, lebih dari 20 ekar (81.000 m2) dōjinshi diperjualbelikan maupun ditukarkan oleh para pengunjung.
Penulis dōjinshi yang menggunakan materi dari karya penulis lain sebagai landasan karyanya umumnya menerbitkan dōjinshinya dalam jumlah sedikit untuk mempertahankan ketersediaan rendah sesuai dengan hukum gugatan. Hal ini membuat hasil karya yang didambakan dari penulis berbakat atau dōjinshi hanya tersedia bagi yang tercepat atau yang beruntung sebelum semuanya terjual habis.
Etimologi
Istilah dōjinshi berasal dari kata
dōjin(同人, secara harfiah "orang yang sama", digunakan untuk merujuk ke satu atau beberapa orang yang memiliki tujuan atau minat yang sama) dan shi(誌, akhiran yang berarti "terbitan berkala").
Sejarah
Pelopor dōjinshi adalah majalah Meiroku zasshi (明六雑誌code: ja is deprecated ) yang diterbitkan di zaman Meiji sejak tahun 1874. Walaupun bukan majalah karya sastra, Meiroku Zasshi memiliki peran besar dalam penyebaran ide dōjinshi. Majalah pertama yang menerbitkan novel dōjinshi adalah Garakuta Bunko (我楽多文庫code: ja is deprecated ) yang didirikan pada tahun 1885 oleh penulis Ozaki Kōyō dan Yamada Bimyo.[1] Penerbitan dōjinshi mencapai puncaknya pada awal zaman Shōwa, dan dōjinshi menjadi saluran bagi pemuda yang ingin berkarya pada masa itu. Karena diciptakan dan disebarkan oleh kelompok penulis atau teman dekat, dōjinshi memiliki peran besar pada kemunculan dan perkembangan karya sastra bergenre shishōsetsu. Pada tahun-tahun setelah perang, peran dōjinshi sebagai saluran bagi berbagai aliran sastra dan penulis baru mulai berkurang. Peran tersebut mulai digantikan oleh jurnal sastra seperti majalah Gunzo, Bungakukai, dan lain-lain. Masih ada beberapa yang bertahan, salah satunya yakni majalah Bungei Shuto (文芸首都code: ja is deprecated , har. Ibu Kota Sastra), yang diterbitkan dari tahun 1933 hingga 1969. Beberapa majalah 文芸首都 dapat bertahan berkat bantuan berbagai jurnal sastra resmi. Beberapa majalah haiku and tanka juga masih diterbitkan hingga sekarang.
Perkembangan teknologi pada industri fotokopi pada tahun 1970-an diyakini berperan pada meningkatnya penerbitan dōjinshi. Pada saat itu, para penyunting manga mendorong para penulis manga untuk menarik perhatian khalayak umum, yang kemungkinan juga berperan pada meningkatnya popularitas penulisan dōjinshi.[2]
Pada tahun 1980-an, konten pada dōjinshi mulai berganti dari karya-karya orisinil ke karya parodi suatu seri yang sudah ada.[3] Parodi-parodi tersebut sering disebut aniparo. Karya parodi tersebut dijadikan sarana untuk menampilkan suatu tokoh pada seri tertentu dalam hubungan romantis. Penulis pria berfokus pada seri seperti Urusei Yatsura, sedangkan penulis perempuan berfokus pada seri seperti Kapten Tsubasa.[2] Hal ini bertepatan dengan bangkitnya popularitas Comiket, yang dimulai pada tahun 1975, sebagai acara pertama yang didedikasikan khusus pada penyebaran karya dōjinshi.
Per Februari 1991, ada beberapa kreator dōjinshi yang menjual karya mereka lewat toko buku komik yang bersedia. Praktik tersebut terungkap ketika tiga manager dari toko komik ditangkap karena menjual dōjinshilolicon.[4]
Dalam sepuluh tahun terakhir, praktik pembuatan karya dōjinshi telah berkembang secara signifikan dan menarik ribuan kreator maupun. Perkembangan teknologi dalam hal penerbitan pribadi juga mendorong perkembangan karya dōjinshi karena memudahkan pekerjaan para kreator dōjinshi untuk menulis, menggambar, mempromosikan, menerbitkan, dan menyebarkan karya-karya mereka. Contohnya, beberapa dōjinshi telah diterbitkan ke dalam media digital. Lebih lanjutnya lagi, banyak kreator dōjinshi telah pindah situs internet, dimana karya mereka dapat diunduh secara daring, dan juga lewat cetak sesuai permintaan dari konsumen. Kreator yang lain juga mulai menyebarkan karya-karya mereka lewat saluran-saluran di Amerika seperti situs toko anime dan situs distribusi daring. Pada tahun 2008, buku putih tentang industri otaku diterbitkan, yang melaporkan perkiraan pendapatan kotor penjualan dōjinshi pada tahun 2007 adalah 27,73 milliar yen, atau 14.9% dari jumlah keseluruhan pengeluaran kalangan otaku pada hobi mereka.[5]
Untuk menghindari masalah hukum, diciptakanlah merek dōjin (同人マークcode: ja is deprecated ), sebuah format lisensi yang terinsipirasi dari lisensi Creative Commons.[6] Penulis pertama yang mengizinkan lisensi tersebut adalah Ken Akamatsu pada manga UQ Holder! yang dirilis pada 28 Agustus 2013 di majalah Weekly Shōnen Magazine.[7]
^ abGalbraith, Patrick W. (2011). "Fujoshi: Fantasy Play and Transgressive Intimacy among "Rotten Girls" in Contemporary Japan". Signs. 37 (1): 211–232. doi:10.1086/660182.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Metzger, Axel (2015). Free and Open Source Software (FOSS) and other Alternative License Models: A Comparative Analysis. Springer. p. 274. ISBN9783319215600
Doujinshi DBDiarsipkan 2012-10-30 di Wayback Machine.: Basisdata artis, lingkaran, dan buku dōjinshi yang dimasukkan oleh pengguna, mencakup terjemahan nama