Kemutasarifan Gunung Lebanon[3][4][5] (bahasa Arab: متصرفية جبل لبنان ; bahasa Turki: Cebel-i Lübnan Mutasarrıflığı) adalah salah satu wilayah administrasi Kesultanan Utsmaniyah setelah reformasi Tanzimat. Setelah 1861 berdiri daerah otonom Gunung Lebanon yang dipimpin oleh seorang mutasarrıf Kristen, yang diciptakan sebagai tanah air bagi orang-orang Maronit di bawah tekanan diplomatik Eropa menyusul pembantaian tahun 1860.
Sejarah
Latar belakang
Setelah Kesultanan Utsmaniyah Ottoman mulai mengalami kemunduran, struktur administratif berada di bawah tekanan. Setelah terjadi permusuhan dan pertempuran berkelanjutan antara kelompok Maronit dan Druze, perwakilan negara-negara Eropa mengusulkan pada Sultan Abd-ul Mejid I agar Lebanon dibagi menjadi dua bagian, untuk Kristen dan untuk Druze. Gerbang Agung akhirnya terpaksa melepaskan rencananya untuk menanamkan kekuasaan langsung atas Lebanon, dan pada tanggal 7 Desember 1842, Sultan menerapkan usulan Pangeran Metternich dan meminta Assad Pasha, gubernur (wali) Beirut, untuk membagi Gunung Lebanon, menjadi dua distrik, yaitu distrik utara di bawah pimpinan seorang qaim maqam dan distrik selatan di bawah pimpinan qaim maqam Druze. Qaim maqam dipilih dari para pemimpin suku. Kedua pejabat itu bertanggung jawab pada Gubernur Sidon, yang tinggal di Beirut.[6][7]
Perang sipil 1860
Pada 22 Mei 1860, sekelompok kecil Maronit menembaki sekelompok Druze di pintu masuk Beirut, menewaskan satu orang dan melukai dua orang. Hal ini memicu serangkaian kekerasan melanda Lebanon. Hanya dalam tiga hari, sejak 29 hingga 31 Mei, 60 desa hancur di sekitar Beirut.[6] Peristiwa itu menewaskan 33 orang Kristen dan 48 orang Druze.[8] Hingga Juni, kerusuhan telah menyebar ke lingkungan-lingkungan "campuran" sekitar Lebanon selatan dan Anti Lebanon, hingga ke Sidon, Hasbaya, Rashaya, Deir al-Qamar, dan Zahlé. Kaum petani Druze mengepung biara-biara dan misi-misi Katolik, membakarnya, dan membunuh para biarawan.[6] Prancis melakukan intervensi atas nama penduduk Kristen lokal dan Britania atas nama Druze setelah pembantaian itu.[9][10]
Pembentukan Kemutasarifan
Pada tanggal 5 September 1860, sebuah komisi internasional yang terdiri atas Prancis, Britania, Austria, Prusia, Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah bertemu untuk menyelidiki penyebab peristiwa 1860 dan untuk merekomendasikan pemerintahan dan sistem peradilan baru bagi Lebanon yang akan mencegah terulangnya peristiwa itu. Dalam "Règlement Organique" ("Aturan Organik") 1861, yang awalnya Gunung Lebanon dipisahkan dari Suriah dan disatukan kembali di bawah pimpinan seorang mutasarrif (gubernur) non-Kristen Lebanon yang diangkat oleh Sultan Utsmaniyah dengan persetujuan negara-negara Eropa. Gunung Lebanon menjadi mutasarrifiyah semiotonom.[11][12] Pada September 1864, aturan itu menjadi permanen.[11][13][14] Mutasarrıf dibantu oleh dewan administratif beranggotakan dua belas orang dari berbagai komunitas agama di Lebanon. Masing-masing dari enam kelompok agama yang menghuni Lebanon (Maronit, Druze, Sunni, Syiah, Ortodoks Yunani, dan Melkite) memilih dua anggota dewan.[10]
Sistem Kemutasarifan ini berlangsung dari tahun 1861 hingga 1918,[15] meskipun secara de facto dihapuskan oleh Djemal Pasha (salah satu dari "Tiga Pasha" pemimpin Utsmaniyah era Perang Dunia I) pada tahun 1915, yang setelah itu ia menunjuk sendiri gubernurnya.
Penamaan
Para anggota komisi internasional meneliti banyak nama untuk wilayah administrasi yang baru dan orang yang akan menjabat sebagai gubernur. Banyak nama jabatan yang dipertimbangkan. Istilah AmiratauEmir (أمير) dengan cepat ditolak karena menyinggung Porta Utsmaniyah (Amir atau Emir adalah gelar atau sebutan bagi Sultan Utsmaniyah) dan mengingatkan kembali pada sistem keamiran yang sedang diusahakan untuk dihapuskan oleh Utsmaniyah. Wali (والي) juga keluar dari pertimbangan karena anggota komisi ingin jabatan baru itu kedudukannya di atas pemimpin vilayet. "Gubernur" (حاكم) diabaikan karena mereka menganggap nama jabatan itu umum dan luas dipergunakan. Anggota-anggota komisi sempat memikirkan "Presiden" (رئيس جمهورية), tapi tidak disetujui oleh pemerintah Utsmaniyah. Setelah dua minggu bermusyawarah, istilah Prancis plénipotentiaire disepakati dan terjemahannya dalam bahasa Turki, mutasarrıf, diadopsi sebagai nama jabatan untuk pemimpin dari wilayah yang dalam bahasa Arab disebut mutasarrifiyah Gunung Lebanon.[16]
Daftar mutasarrıf
Delapan mutasarrıf ditunjuk dan memerintah sesuai dengan aturan dasar mutasarrifiyah yang dikeluarkan pada tahun 1861, kemudian diubah dengan reformasi 1864. Mereka terdiri atas:
Kata mnemonic "DaFRuWNaMYO" (dalam bahasa arab, دفرونميا) membantu anak-anak sekolah untuk menghafal semua nama mutasarrıf di atas.
Daftar Gubernur
Ketika Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, Djemal Pasha menduduki Gunung Lebanon secara militer dan mencabut sistem mutasarrifiyah. Ia menunjuk mutasarrıf selama periode itu. Gubernur-gubernur yang ditunjuk Djemal Pasha adalah:
Populasi total pada tahun 1895 diperkirakan 399.530 jiwa, dengan 80.234 (20,1%) Muslim dan 319.296 (79,9%) Kristen.[17] Pada tahun 1913, jumlah penduduk diperkirakan 414.747 jiwa, dengan 85.232 (20,6%) Muslim dan 329.482 (79,4%) Kristen.[17]
^Agoston, Gabor; Masters, Bruce (2009). "mutasarrifiyya". Encyclopedia of the Ottoman Empire (dalam bahasa bahasa Inggris). Infobase Publishing. hlm. 414. ISBN9781438110257.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)