Klenteng Hok Yoe Kiong merupakan tempat peribadatan Umat Tridharma yang terletak pada kilometer 5 sebelum masuk kota Nganjuk. Tepatnya di Desa Sukomoro yang berada di jalur penghubung Surabaya dan Madiun.[1]
Roh Suci (Dewa) utama yang dipuja pada klenteng ini adalah Kongco Kong Tik Tjoen Ong. Umat yang datang tidak hanya berasal dari Nganjuk, tetapi juga terutama dari Surabaya.
Etimologi
TITD merupakan singkatan dari Tempat Ibadah Tri Dharma atau secara umum disebut sebagai Klenteng.
Sejarah
Klenteng Hok Yoe Kiong dibangun oleh Bapak Soen Boen Lee atas dedikasi dia kepada Kongco Tik Tjoen Ong.
Fungsi sosial
Selain sebagai tempat peribadatan sehari-Hari, Klenteng Hok Yoe Kiong juga selalu digunakan untuk melangsungkan beberapa event penting yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan Umat Tridharma. Misalnya adalah perayaan Cap Go Meh dan Tahun Baru Imlek.[1]
Susunan kepengurusan klenteng juga tidak hanya berasal dari umat Tridharma (Agama Khonghucu), melainkan juga dari umat Muslim, Katolik, dan Kristen. Hal tersebut karena bangunan klenteng juga digunakan untuk kesenian Liong dan Barongsai serta olahraga bagi warga Sukomoro dan Nganjuk setiap Minggu pagi.[2]
Arsitektur
Bangunan Klenteng Hok Yoe Kiong tidak terlalu besar, tetapi terletak di dekat stasiun kereta api, kantor pemerintahan, dan pasar tradisional.
Keunikan dari Klenteng Hok Yoe Kiong yang tidak ditemukan pada klenteng lain adalah adanya setumpuk tanah setinggi sekitar 1 meter pada salah satu ruangan altar. Tumpukan tanah tersebut dipersembahkan kepada Ya Ong atau Raja Semut.[2]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar