Kedalemanwetan, Puring, Kebumen

Kedalemanwetan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
KecamatanPuring
Kode pos
54383
Kode Kemendagri33.05.03.2017 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 7°43′28″S 109°30′39″E / 7.72444°S 109.51083°E / -7.72444; 109.51083

Kedaleman wetan adalah desa di kecamatan Puring, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Kedalemanwetan merupakan sebuah desa yang berada dekat dengan pantai selatan pulau jawa kira-kira hanya 2,5 Km dari garis pantai dan 7 Km dari Pantai Suwuk. Desa Kedalemanwetan berajarak 3 Km berkendara dari pusat kecamatan Puring dan 22 Km dari pusat Kabupaten Kebumen melalui Kecamatan Petanahan. Desa Kedalemanwetan yang dilewati jalan kabupaten ruas Puring-Petanahan sehingga desa ini cukup ramai terutama diwilayah selatan.[butuh rujukan]

Batas-batas Wilayah

Pembagian Wilayah

  1. Dukuh Jetis RW :1
  2. Dukuh Madugawe RW :2
  3. Dukuh Karang prencil RW :3
  4. Dukuh Kemindan RW :4

Kepemimpinan

Lurah (Kepala Desa) di Kedalemanwetan pada masa tahun 1900-an adalah Kyai Abdulahngumar, beliau beristri Nyai Siti Julekha seorang putri Lurah Desa Serut, Kecamatan Kuwarasan. Beliau menurunkan putra-putri antara lain Mbah Supardi (Manten Lurah Bumirejo, Puring), Mbah Sukirno (Manten Lurah Waluyorejo, Puring), Mbah Sumarto (Manten Lurah Karangduwur, Petanahan), Mbah Supiah (Istri Lurah Srusuh Jurutengah, Puring) dan Mbah Suminah (Istri Lurah Kedalemanwetan, Puring). Setelah berhenti jadi Lurah Kyai Abdulahngumar menjadi Glondong (Koordinator Lurah beberapa desa) hingga beliau meninggal dan dimakamkan di desa setempat. Sedangkan jabatan Lurah dilanjutkan oleh menantunya Samin Harsowinangun yang sebelumnya menjabat Carik (Sekretatis Desa).

Samin Harsowinangun dan Suminah menurunkan putra-putri antara lain Saminah (Mantan Kepala TU ST Negeri Gombong), Sartini (Pernah Jadi Guru), Sumarno (Purn. POLRI), Suparmin (Pens. Guru), Sumarmo (Pens. Perawat Gigi), Suwignyo (Pens. PNS Pemda). Samin Harsowinngun berhenti menjadi Lurah Kedalemanwetan karena sakit. Beliau menjadi Lurah selama 27 tahun, tidak termasuk pengabdian sebagi Carik (Sekretaris Desa)[butuh rujukan]

Berbicara tentang sejarah kepemimpinan di wilayah Puring Barat, tidak bisa lepas dari sosok Mbah Djidin. Menurut cerita turun temurun, beliau adalah salah satu pengikut Pangeran Diponegoro, yang datang ke wilayah Kecamatan Puring menjelang tahun 1830,bersama seorang teman yaitu Mbah Togog (bukan nama asli) setelah berakhirnya Perang Diponegoro untuk menghindari kejaran tentara Belanda. Mbah Djidin menikah dengan warga lokal, yang kemudian sebagai cikal bakal menurunkan Trah "DJIDIN" hingga saat ini. Beliau dimakamkan di Makam Pegorokan Desa Kedalemankulon, yang hingga saat ini masih sering diziarahi oleh keturunan-keturunannya. Salah satu keturunan Mbah Djidin adalah Samin Harsowinangun dan Suminah yang memang keduanya masih bersaudara hingga akhirnya menikah.[butuh rujukan]

Geografi

Geogfari Desa Kedalemanwetan yang berada diwilayah dekat pesisir seluruhnya memiliki topografi dataran rendah dengan ketinggian rata-rata hanya 7 meter dari paras permukaan air laut. Lahan di Desa Kedalemanwetan hanya digunakan sebagai lahan pertanian dan permukiman. Lahan pertanian padi lebih tersebar dibagain utara wilayah desa karena dilintasi sungai besar yaitu Sungai Kating serta terdapat sungai kecil yaiyu Sungai Sibayan . Sedangakan dibagian selatan lebih banyak digunakan untuk pertanian sayur mayur dan buah-buahan dan permuiman penduduk.[butuh rujukan]

Penduduk

Penduduk Desa Kedalemanwetan rata-rata hidup bertani. Penduduk usia produktif desa ini sebagian besar merantau ke kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan sebagian keluar Jawa seperti ke Sumatra dan Kalimantan bahkan menjadi TKI. Sebagian besar penduduk Kedalemanwetan adalah muslim. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa Dialek Banyumasan atau Ngapak.[butuh rujukan]

Sekolah/Pendidikan

Di Desa Kedalemanwetan ada Ponpes Al-Qur'an dan juga Ponpes Mishbahiyyah. Dahulunya ada seorang pemuka agama yaitu Kyai Haji Abdullah Anwar yang merupakan tokoh agama setempat dan juga tokoh Thoriqoh Naksahbandiah. Dia berjuang di daerah Desa Kedalemanwetan antara tahun 1915-1970. Dia pergi Haji dengan berjalankaki dan naik perahu. Dia mempunyai putra dan putri di antaranya M. Yunus, Abdul-Chamid, Salinah, Saniyah, Sanikem. Salinah dipersuami oleh: Abdul-rohman. Perkawinan antara Abdul-Rohman dan Salinah mempunyai 9 Putra yaitu: M. Slamet, M. Sholehan, M. Sahlan, M. Darusmin, Siti Bariyah, M. Dalil, Siti Musiyah, Siti KHomsiyah, Waluyo (Ahmad Syafi'i). Selain 2 Ponpes, di Desa Kedalemanwetan juga ada SMPN 2 Puring. Desa Kedalemanwetan juga mempunyai lapangan sepak bola dan lapangan badminton.[butuh rujukan]

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41