Keamiran Adamawa
Keamiran Adamawa adalah sebuah negara tradisional yang terletak di Fombina, sebuah wilayah yang sekarang kira-kira sama dengan wilayah negara bagian Adamawa dan Taraba di Nigeria, dan sebelumnya juga di tiga wilayah utara Kamerun (Ujung Utara, Utara, dan Adamawa), termasuk sebagian kecil Chad dan Republik Afrika Tengah. Pendirinya, Modibo Adama, adalah seorang komandan Syekh Usman dan Fodio, orang yang memulai jihad Fulani pada tahun 1809. Ibukotanya berpindah beberapa kali hingga menetap di Yola di tepi Sungai Benue di Nigeria sekitar tahun 1841. Pada saat kematian Adama, wilayah kekuasaannya meliputi sebagian Nigeria modern dan sebagian besar Kamerun utara. Sama seperti keamiran lain di Kekhalifahan Sokoto, Adamawa menikmati otonomi yang besar namun harus membayar upeti kepada Sultan Sokoto. SejarahKeamiran Adamawa didirikan oleh Modibo Adama, seorang ulama dan pemimpin militer yang merupakan pengikut Usman dan Fodio, pendiri Kekhalifahan Sokoto. Modibo Adama memimpin jihad di wilayah tersebut pada awal abad ke-19 sebagai bagian dari ekspansi Kekhalifahan Sokoto. Dia mendirikan keamiran ini pada tahun 1809 sebagai wilayah bawahan Sokoto.[2] Nama Adamawa diambil dari nama pendirinya, Adama bii Ardo Hassan. Akhiran -wa ditambahkan dalam bahasa Hausa untuk menandakan identitas kolektif 'penduduk' tempat itu, jadi Adamawa berarti "penduduk Adama".[3] Pada akhir abad ke-19, wilayah Keamiran Adamawa mengalami tekanan dari ekspansi kolonial Eropa, khususnya dari Britania Raya, Jerman, dan Prancis. Wilayah ini akhirnya dibagi antara Britania Raya dan Jerman setelah Konferensi Berlin 1884-1885. Sebagian besar wilayah di Kamerun jatuh ke tangan Jerman, sementara wilayah Yola tetap berada di bawah kekuasaan Britania Raya.[1] Referensi
|