Europeanen ("orang-orang Eropa") adalah salah satu dari tiga kelompok pendudukHindia Belanda dalam Undang-undang Administrasi Hindia Belanda tahun 1854. Ke dalamnya termasuk semua orang Eropa asli (pendatang, trekker atau ekspatriat), orang Armenia, orang Amerika Latin, orang Eropa yang menetap di Hindia Belanda, orang berdarah campuran Eropa ("Indo"), serta orang kelompok lain yang diangkat oleh keluarga Eropa. Penduduk kelompok lain dapat pula masuk menjadi kelompok Europeanen asalkan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Sejak 1899 orang Jepang dan Siam pun masuk dalam kelompok ini.
Keistimewaan
Walaupun hanya sedikit jumlahnya (maksimal 2% dari penduduk Hindia Belanda), kelompok ini memiliki banyak keistimewaan yang menguntungkan. Dapat dikatakan, ini adalah kelompok warga kelas satu. Mereka mendapatkan gaji yang jauh lebih tinggi, diutamakan untuk posisi-posisi pekerjaan yang lebih tinggi, memiliki kewarganegaraan ganda, terjamin kualitas pendidikannya, dan sebagainya.
Ciri khas
Meskipun anggota kelompok ini terlihat banyak mendapat keistimewaan, terdapat perbedaan status sosial di antara mereka. Ketegangan antara trekkers dan blijvers (mereka yang tinggal atau lahir di Hindia Belanda; kemudian mereka menyebut dirinya Indiƫrs) sudah terlihat sejak sebelum undang-undang itu diberlakukan. Orang-orang Indo banyak yang mengeluh pula karena semenjak politik etis dijalankan, perhatian hanya diberikan kepada pribumi (Inlanders) sementara mereka didiskriminasi. Salah satu sasaran keprihatinan mereka adalah bahwa mereka tidak berhak memiliki tanah dan fasilitas pendidikan tinggi. Akibatnya, walaupun mereka tergolong sama dengan para trekkers, mereka tidak dapat bersaing dalam persaingan lapangan kerja, sekaligus tidak bisa berusaha sendiri.
Jumlah dan penyebaran
Pada tahun 1905 jumlah yang memiliki status Europeanen di Hindia Belanda adalah 80.910 jiwa. Sebanyak 64.917 jiwa, atau kurang lebih 80%, tinggal di Pulau Jawa dan Madura. Kurang lebih 66.600 jiwa lahir di Hindia Belanda dan 14.310 sisanya di luar. Dari 14.310 jiwa ini termasuk 9.500 orang Belanda, 312 orang Britania, 1.400 orang Jerman, 315 orang Belgia, 184 orang Prancis, 131 orang Austria-Hungaria, 105 orang Amerika, 33 orang Australia, 22 orang Armenia, dan 56 orang yang lahir di Afrika.[1]
Kemudian pada tahun 1920 jumlah orang-orang dengan status Eropa adalah 169.276 jiwa. Sebagian besar atau kurang lebih 80% atau 134.856 jiwa tinggal di pulau Jawa dan Madura. Di bawah ini adalah rincian menurut keresidenan berdasarkan data dari Cribb (2000):[2]