KarōshiKarōshi (過労死) merupakan peristiwa kematian yang disebabkan jam kerja yang berlebih. Fenomena ini terjadi di negara Jepang. Pola kerja yang tiada henti membuat para pekerja stres dan mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Tetsunojo Uehata, seorang ahli medis Jepang mengartikan Karōshi sebagai kondisi seseorang yang menjalani pola kerja yang secara psikologis tidak sehat dan mengganggu pola hidup. SejarahKarōshi pertama kali muncul pada tahun 1969. Seorang pria berusia 29 tahun yang bekerja di Departemen Surat kabar terbesar di Jepang mendadak meninggal terserang stroke. The Workers Compensation Bureau of Japan’s Ministry of Labor menganggap kematian pria tersebut akibat kerja yang berlebih.[1] Pada bulan Juli 2013, Karōshi kembali merenggut nyawa. Miwa Sado, seorang jurnalis politik NHK Jepang ditemukan meninggal di apartemen nya. Miwa diketahui bekerja selama 159 jam sebulan dan hanya mendapatkan libur selama dua hari.[2] Pada tahun 2015, Departemen Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang mengungkapkan jumlah kematian yang diakibatkan Karoshi di Jepang mencapai 1456 kasus dalam kurun 1 tahun.[3] Hasil investigasi Pemerintah Jepang pada tahun 2016 menyatakan jika 12 persen staf di Perusahaan Jepang bekerja lebih dari 100 jam selama sebulan. Kebijakan Pemerintah JepangUntuk mengatasi fenomena Karōshi yang semakin meningkat, Pemerintah Jepang meluncurkan sebuah kampanye "Jumat Premium" yang berisi agar para karyawan pulang lebih awal setiap Jumat terakhir di tiap bulannya [4] dan membatasi jam lembur, yakni maksimal 30 jam dalam satu bulan.[3] Referensi
|