Pada tahun 1992-1993, Indonesia membeli armada kapal perang milik Jerman Timur (Volksmarine) untuk memperkuat sistem pertahanan kelautan Indonesia. Sejumlah 39 kapal dari jenis korvet, LST (landing ship tank), dan penyapu ranjau dibeli dalam waktu berdekatan. Terdapat 10 kapal yang termasuk kelas Kondor, salah satunya adalah KRI Pulau Rangsang 727. Kapal-kapal kelas Kondor berfungsi sebagai penyapu ranjau dan masuk dalam arsenal Satran (Satuan Kapal Penyapu Ranjau) TNI AL, baik Satran Koarmabar dan Satran Koarmatim.[1]
Kapal-kapal kelas Kondor dirancang pada awal tahun 1971 oleh galangan VEB Peenewerft, Wolgast sebagai arsenal kekuatan Pakta Warsawa, untuk menandingi armada kapal perang NATO dalam misi anti kapal selam. Selain itu, kelas Kondor juga ditugaskan sebagai armada kapal patroli.[1]
Double Oropesa Sweep (dengan gunting ledak), Mini Dyad Sweep
Persenjataan
2 x kanon 2M3 berlaras ganda kaliber 25 mm dan SMP (senapan mesin berat) kaliber 12,7 m
Pelayanan di Indonesia
Pelayanan KRI Pulau Rupat (712) di Indonesia
Tanggal
Misi Operasi
Keterangan
1-15 Juni 2015
Pemeriksaan 44 Kapal yang Mencurigakan dan Terkait dengan Tindakan Pidana
KRI Pulau Rangsang 727 bersama enam KRI lainnya berhasil memeriksa 44 kapal yang mencurigakan dalam kurun waktu dua minggu di bawah pimpinan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Komandan Guspurlaarmabar menekankan agar komunikasi antar kapal ditingkatkan selama patroli.[2]
25 -31 Agustus 2015
Latihan Tempur Bersama di Selat Singapura
KRI Pulau Rangsang 727 bersama 2 kapal perang lainnya (KRI Pulau Rengat 711 dan KRI Teluk Cirebon 543) berpartisipasi dalam latihan multilateral Tindakan Perlawanan Ranjau (TPR) Western Pacific Mine Countermeasure Exercise (WP MCMEX) di sekitar Perairan Timur Pulau Bintan dan Selat Singapura yang diikuti 16 negara di kawasan Pasifik Barat yang tergabung dalam Western Pacific Naval Symposium (WPNS). KRI Pulau Rangsang diposisikan di baris kedua kapal perang negara-negara WPNS. Latihan tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi ancaman bahaya ranjau yang semakin meningkat.[3]
16 Desember 2015
Pencarian Korban Kapal MV. Thorco dan Kapal Stolt Commitment
KRI Pulau Rangsang 727 mengunjungi situs tubrukan Kapal MV.Thorco Cloud yang bertubrukan dengan Kapal Stolt Commitment[4].
28 April 2017
Penangkapan Kapal Chuan Hong 68 di Perairan Malaysia
KRI Pulau Rangsang 727 menarik Kapal Chuan Hong 68 yang membawa sekitar 1000 ton besi tua Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) ke Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IV Tanjung Pinang.[5]
25 Februari 2018
Koarmabar Tangkap Kapal Ikan Asing Langgar UU Pelayaran dan Perikanan di Perairan Utara Bintan
KRI Pulau Rangsang 727 yang sedang melaksanakan Operasi Pengamanan Perbatasan RI-Singapura, berhasil menangkap kapal ikan asing MV Fu Yu di perairan Utara Bintan karena tidak menaikan bendera.[6]