KRI Clurit (641)
KRI Clurit adalah Kapal Perang Republik Indonesia bertipe Kapal Cepat Rudal yang pembuatannya dilakukan PT Palindo di Batam . Menhan berjanji akan terus membangun kapal-kapal perang seperti KRI Clurit yang 100% pembuatannya di lakukan di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, Batam. KRI Clurit (641) merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula. Kapal berukuran panjang 44 meter, lebar 7,40 meter, dan berat 250 ton ini memiliki sistem pendorong handal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 30 knot. SejarahNamaNama KRI Clurit diambil dari sebuah senjata tajam dari Indonesia, yaitu celurit PembuatanPembuatan KRI Clurit ini ±99% dibuat di PT Palindo Marine Industries, Batam. KCR-40 ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu dan lambung kapal yang juga produk dalam negeri yang diperoleh dari PT Krakatau Steel, Cilegon, sedangkan untuk bangunan atas kapal menggunakan Aluminium Alloy.[2] Awalnya, konsep desain awal dari kapal ini dikembangkan oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) asal Korea Selatan.[3] PersenjataanMeriamSatu unit meriam CIWS NG-18[4] enam barel berkaliber 30mm pada geladak kapal, serta dua unit meriam pada anjungan kapal dengan kaliber 20mm.[5] Peluru Kendali2 set peluncur Rudal Anti Kapal Permukaan tipe C-705.[6] Sensor dan Senjata ElektronikSensor Weapon Control (Sewaco)[7] dan Close in Weapon System (CIWS).[8] Tenaga penggerakmemiliki sistem pendorong andal yang mampu berlayar dan bermanuver dengan kecepatan 30 knot daya gerak menggunakan 3 mesin penggerak dengan menerapkan System Propulsi Fixed Propeller 5 daun. PenugasanPada Juli 2015, Clurit menangkap dua kapal nelayan Vietnam di Ranai, Natuna.[9] Dia menyelamatkan 15 nelayan dari kapal mereka yang terbakar pada tahun 2017 di Sabang.[10] Referensi
SumberPranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia