Terdiri dari 2 episode, Botaepyeong dan Jeongdae-eop, awalnya musik ini digunakan oleh raja keempat Dinasti Joseon, Sejong sebagai musik untuk pesta-pesta di istana (hoerye-ak).[1] Hoerye-ak dikomposisikan pada tahun 1446, tahun ke-28 masa pemerintahannya. Tari-tari yang mengiringi Hoerye-ak dinamakan ilmu ("tari baris").[1] Raja Sejo mengganti nama Hoerye-ak menjadi Jongmyo Jerye-ak dan menambahkan tari ilmu ke dalamnya pada tahun 1464.[1] Jongmyojerye-ak dan ilmu ditampilkan mengikuti prosedur-prosedur ritual dalam Jongmyo Jerye.[1]
Dicatat dalam berbagai buku sejarah dan catatan musik Joseon seperti Joseon Wangjo Sillok, Dae-akhubo, dan Sogagwonbo, musik Jeongdae-eop dan Botaepyeong masing-masing terdiri atas 11 repertoar.[1]
Ilmu yang terdiri dari tari sipil dan tari militer diadaptasikan oleh Raja Sejo untuk dipentaskan dalam Jongmyo Jerye.[1] Botaepyeong merupakan episode yang melambangkan puji-pujian atas prestasi dan generasi raja, sementara musik Jeongdae-eop dimainkan untuk mengapresiasi kecakapan militernya.[1] Penari berjumlah 64 orang menari mengikuti alunan musik dengan gerakan lambat. Orkestra yang memainkan musik secara antifonari (harmonisasi) terdiri dari 2, satu kelompok berada di lapangan dan satu kelompok lain berada di teras dekat kuil.[1]
Orkestra teras atau Deungga dimainkan dengan alat-alat musik pyeonjong (lonceng metal), pyeongyeong (lonceng batu), banghyang (metalofon), daegeum (suling bambu besar), dangpiri (suling Cina), ajaeng (kecapi gesek), jeolgo (genderang), janggo (genderang panjang), chuk (dibunyikan sebagai penanda awal dan akhir musik), dan bak.[1]
Orkestra lapangan atau Heonga dimainkan dengan alat-alat musik: pyeonjong, pyeongyeong, banghyang, taepyeongso (suling metal), daegeum, dangpiri, haegeum (rebab bersenar 2), jing (gong besar), janggo, chuk, dan bak.[1]