Jonathan Fabbro (lahir 16 Januari 1982) adalah seorang mantan pemain sepak bola profesional Paraguay kelahiran Argentina, serta seorang narapidana yang dihukum atas kejahatan. Pada tahun 2019, dia dijatuhi hukuman penjara selama empat belas tahun atas kasus pelecehan anak.[3]
Lahir di Argentina, Fabbro menjadi warga negara naturalisasi Paraguay dan bermain untuk tim nasional sepak bolanya. Dia adalah saudara dari sesama mantan pemain sepak bola, Darío Fabbro.
Karier klub
Awal karier
Fabbro memulai karier sepak bolanya di Asociación Atlética Argentinos Juniors dan bertahan di sana selama 9 tahun, bermain untuk semua divisi junior di klub tersebut.[4] Ketika berharap dapat bergabung dengan tim utama pada usia 17 tahun, Fabbro mendapatkan kesempatan untuk mengikuti trial bersama klub Spanyol, Real Betis, di mana Carlos Griguol menjadi pelatih disana. Fabbro menarik perhatian Mallorca yang tanpa ragu merekrutnya. Di sana, dia bermain dalam 5 pertandingan sebelum kembali ke Argentina.[4]
Boca Juniors
Pada tahun 2002, Fabbro kembali dari RCD Mallorca di Spanyol untuk bergabung dengan tim cadangan Boca Juniors. Pada 5 Mei 2002, Fabbro melakukan debutnya untuk tim utama Boca Juniors dalam kemenangan kandang 2–1 melawan Vélez Sarsfield, di bawah asuhan pelatih Óscar Tabárez. Setelah itu, Fabbro bermain untuk tim utama dalam pertandingan melawan Independiente. Pada tahun 2003, Fabbro kembali bermain untuk tim utama Boca Juniors dalam empat pertandingan lainnya, di mana dia mencetak satu gol melawan Rosario Central dalam pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 7–2 karena Boca Juniors menurunkan sebagian besar pemain dari tim junior. Fabbro juga bermain dalam tiga pertandingan kontinental, mencetak satu gol dalam pertandingan melawan Colón de Santa Fé di Copa Sudamericana 2003.
Fabbro kalah bersaing dengan pemain seperti Juan Román Riquelme, Walter Gaitán, dan pemain Brasil, Iarley. Dia jarang dimainkan di tim utama tetapi menjadi pemain inti di tim cadangan.[4] Dengan kedatangan Carlos Bianchi sebagai pelatih baru Boca Juniors, Fabbro semakin kehilangan waktu bermain di tim utama. Di Boca Juniors, Fabbro mencetak 2 gol dalam 9 pertandingan.[4] Rekan satu timnya di Boca Juniors termasuk Roberto Abbondanzieri, Rolando Schiavi, Sebastian Battaglia, Carlos Tévez, Abel Balbo, Guillermo Barros Schelotto, dan pemain Jepang Naohiro Takahara.[5][6]
Once Caldas
Pada tahun 2003, Fabbro bergabung dengan klub Kolombia, Once Caldas, di mana dia memenangkan Piala Libertadores 2004.[4] Pada Desember 2004, Fabbro bermain melawan Porto di Piala Interkontinental, tetapi timnya menjadi runner-up setelah kalah melalui adu penalti (Fabbro gagal mengeksekusi penalti penentu).[7]
Guaraní
Pada tahun 2007, Fabbro bergabung dengan Guaraní, di mana dia menjadi ikon klub. Dia terpilih sebagai Pemain Terbaik di Apertura 2008. Fabbro memimpin tim untuk memenangkan Apertura 2010. Fabbro menjadi selebriti di Paraguay, dan pada tahun 2010, dia menyelesaikan proses untuk memperoleh kewarganegaraan agar bisa bermain untuk tim nasional mereka.[4] Pada Januari 2011, perwakilan Fabbro mengklaim bahwa dia bisa tetap di Guaraní tetapi dengan kontrak yang lebih baik. Pada saat itu, Fabbro menarik minat klub Cerro Porteño dan Olimpia Asunción.[8] Perwakilannya mengungkapkan bahwa Fabbro merasa nyaman di Guaraní tetapi ingin mendapatkan bayaran lebih besar.[8]
Cerro Porteño
Pada Februari 2011, Fabbro membayar klausul pelepasan sebesar $228.000 dolar Amerika kepada Guaraní agar bisa pindah ke Cerro Porteño. Fabbro setuju memberikan 12% dari biaya transfer kepada Guaraní.[9] Dia juga memberi Guaraní sebesar $150.000 dolar Amerika, jumlah yang merupakan hutang Guaraní kepada Fabbro atas penjualan hak ekonominya. Demi semua itu, Fabbro melepaskan klaim hukum yang diajukan terhadap Guaraní agar dia bisa bebas dan bermain untuk Cerro Porteño.[9] Fabbro akhirnya menandatangani kontrak berdurasi empat tahun dengan Cerro Porteño.[10] Dia kemudian mengakui bahwa presiden Guaraní sebenarnya tidak pernah ingin menjualnya.[11]
Selama babak grup Piala Libertadores 2011, Fabbro mencetak gol penyama kedudukan dalam pertandingan tandang melawan tim Chili, Colo-Colo, menjadi 2–2 setelah sebelumnya tertinggal 2–0. Di menit-menit terakhir pertandingan, dia mencetak gol melalui tendangan bebas dari jarak hampir 30 meter untuk memenangkan pertandingan 3–2 dan membawa timnya lolos ke babak 16 besar.[12]
River Plate
Pada tahun 2013, Fabbro bergabung dengan River Plate dengan status pinjaman selama satu tahun atas permintaan khusus pelatih Ramón Díaz.[4] Kemudian, dalam wawancara di program 90 Minutos di Fox Sports Argentina, Fabbro mengungkapkan bahwa masa pinjamannya di River Plate merugikannya, karena dia kehilangan posisi di Cerro Porteño dan tempatnya di tim nasional selama kualifikasi Piala Dunia FIFA.[13]
"Saya ingin mendapatkan lebih banyak waktu bermain, lebih sering dimainkan, untuk melihat apakah saya bisa mencapai level yang sesuai dengan River Plate. Meski begitu, saya tetap puas dan bahagia bisa bermain untuk klub sebesar itu." – Fabbro tentang masa pinjamannya di River Plate.[13]
Karier internasional
Pada bulan Maret 2010, Fabbro menyelesaikan proses hukum naturalisasi Paraguay dan menunggu untuk dipanggil ke tim nasional.[14] Pada tahun yang sama, setelah menyelesaikan proses naturalisasi Paraguay-nya, majalah ABC Color mengungkapkan bahwa Fabbro akan masuk dalam rencana pelatih tim nasional Paraguay, Gerardo Martino.[15]
Pada Agustus 2012, pelatih tim nasional Paraguay saat itu, Gerardo Pelusso, memuji keinginan Fabbro untuk bermain mewakili Paraguay.[16] Fabbro melakukan debut bersama tim nasional Paraguay pada 16 Agustus 2013, masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua dalam pertandingan persahabatan yang berakhir imbang 3–3 melawan Guatemala di Washington, D.C., di mana dia mencetak gol melalui tendangan bebas 8 menit setelah masuk ke lapangan. Sepuluh menit kemudian, Fabbro memberikan assist kepada rekan setimnya, Hernán Pérez, untuk mencetak gol ketiga Paraguay dalam pertandingan tersebut.[17]
Pada 7 September 2012, Fabbro tampil untuk kedua kalinya bersama Paraguay dalam kekalahan tandang 3–1 melawan Argentina dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014. Dia menyamakan skor menjadi 1–1 melalui tendangan penalti pada menit ke-18.[18]
Pada 6 September 2013, Fabbro mencetak gol pada menit ke-16 dalam kemenangan kandang 4–0 melawan Bolivia dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014.[19]
Pada Mei 2015, Fabbro masuk dalam daftar 30 pemain yang dipilih oleh pelatih Ramón Díaz untuk Copa América 2015.[20] Pada September 2015, Fabbro mengungkapkan kebahagiaannya dapat kembali berlatih bersama tim nasional setelah tidak terpilih dalam skuad final Copa América 2015.[21] Pada 5 September 2015, Fabbro mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-51 menjadi 1–1 dalam kekalahan tandang 3–2 melawan Chile dalam pertandingan persahabatan.[22]
Pada 17 November 2015, Fabbro melakukan partisipasi terakhirnya bersama tim nasional Paraguay ketika dia berada di bangku cadangan dalam kemenangan kandang 2–1 melawan Bolivia dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018.[23]
Kehidupan pribadi
Pada tahun 2010, Fabbro menjadi selebriti di Paraguay dan memperoleh kewarganegaraan Paraguay di tahun yang sama.[24] Sejak tahun 2011, dia menjalin hubungan dengan model asal Paraguay, Larissa Riquelme.[25][26]
Masalah hukum dan pelecehan seksual terhadap anak kecil
Pada tahun 2010, Fabbro secara tidak sengaja menabrak dan membunuh seorang wanita berusia 23 tahun, Mónica Beatriz Deppeller, yang sedang mengantar putranya yang berusia lima tahun ke sekolah menggunakan sepeda motor di Videla, Santa Fe, Argentina.[4][27] Fabbro akhirnya digugat oleh keluarga korban dan sebagian gajinya dipotong untuk membayar kompensasi, namun pada tahun 2012, dia dan pacarnya, Larissa Riquelme, menabrak seorang pengendara sepeda motor lainnya dalam sebuah kejar-kejaran mobil dengan polisi Paraguay.[28]
Pada tahun 2017, Fabbro dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak baptisnya yang berusia 11 tahun (putri dari saudaranya, Darío) dan seorang gadis di bawah umur lainnya. Pada Mei 2018, pemain sepak bola ini diekstradisi dari Meksiko ke Argentina atas perintah Interpol, dan dipenjarakan.[29][30]
Pada tahun 2019, Fabbro dinyatakan bersalah atas setidaknya lima tuduhan "pelecehan seksual yang sangat kejam" terhadap keponakannya dan anak baptisnya antara tahun 2015 dan 2017. Fabbro dijatuhi hukuman resmi selama empat belas tahun penjara.[31]
Referensi
Pranala luar