Jiro Horikoshi (堀越 二郎code: ja is deprecated , Horikoshi Jirō, 22 Juni 1903 – 11 Januari 1982) adalah insinyur aeronautikaJepang yang mendesain pesawat-pesawat tempur Jepang selama Perang Dunia II, termasuk pesawat tempur Mitsubishi A6M Zero. Ia diterima bekerja di Divisi Mesin Pembakaran Internal Mitsubishi, Pabrik Pesawat Terbang Nagoya (Nagoya Kokūki Seisakujo, sekarang Mitsubishi Heavy Industries) pada tahun 1927. Mitsubishi lalu mengirimnya untuk belajar ke Jerman dan Amerika Serikat.
Rancangan pesawat Mitsubishi A6M Zero untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang diselesaikannya pada tahun 1939. Seusai Perang Dunia II, ia ikut merancang pesawat penumpang ukuran sedang YS11, menjadi ketua Ikatan Aeronautika Jepang, dan dosen Akademi Pertahanan Nasional Jepang.
Karier
Jiro Horikoshi lahir pada tahun 1903 di dekat kota Fujioka, Prefektur Gunma, Jepang. Pada 17 Desember tahun yang sama, Wright Bersaudara untuk pertama kalinya berhasil terbang dengan pesawat terbang yang lebih berat dari udara. Minatnya terhadap pesawat terbang tumbuh ketika Horikoshi masih sekolah dasar. Ia membaca artikel surat kabar tentang pertempuran udara di Eropa.[1] Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Fujioka Prefektur Gunma, ia memutuskan untuk kuliah di teknik aeronautika.[1] Setelah kuliah di Sekolah Tinggi Nomor 1 (sistem lama, sekarang Universitas Tokyo), Horikoshi diterima di Jurusan Aeronautika yang baru didirikan di Fakultas Teknik Universitas Kekaisaran Tokyo pada bulan April 1923. Mulai dari sekolah menengah atas hingga tamat universitas, Horikoshi selalu lulus dengan nilai terbaik.[2]
Ia lalu diterima bekerja di Divisi Mesin Pembakaran Internal Mitsubishi (sekarang Mitsubishi Heavy Industries).[2] Mitsubishi menyediakan beasiswa sebesar 400 yen (setara dengan 1 juta yen kurs sekarang) untuk biaya perjalanan dan pendidikan Horikoshi selama satu setengah tahun belajar teknologi mutakhir pesawat terbang di Eropa dan Amerika Serikat.[2] Horikoshi dikenal sebagai orang yang sangat teliti. Ia memiliki kebiasaan mengumpulkan semua kuitansi, dan bahkan mengumpulkan semua menu rumah makan di kapal penumpang yang ditumpanginya.[2]
Pada tahun 1926, Horikoshi bekerja di Mitsubishi sebagai insinyur di bagian desain kerangka pesawat.[1] Ia mendapat kesempatan untuk merancang prototipe pesawat tempur untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Prototipe-prototipe yang diajukan pabrik pesawat masih akan diseleksi lebih lanjut oleh angkatan laut. Pada saat itu, mesin-mesin pesawat yang dimiliki Jepang semuanya kurang bertenaga.[1] Kekurangan tersebut diatasi dengan pengetahuan teknik aeronautika yang dimiliki Horikoshi dan rekan-rekan.[1] Pesawat pertama hasil rancangan Horikoshi adalah pesawat sayap tunggal yang disebutnya Pesawat Tempur Kapal Induk Prototipe 7.[1] Dua pesawat tempur Prototipe 7 yang dibuatnya jatuh sewaktu uji terbang.[1] Meski dimulai dari ketidakberuntungan dan rancangannya gagal terpilih, Horikoshi menjadi berpengalaman dalam merancang pesawat.[1]
Pada tahun 1935, ia berhasil menyelesaikan pesawat tempur yang disebutnya pesawat tempur berbasis kapal induk Prototipe 9 atau Tipe 96 No. 1.[1] Pesawat tempur ini lalu diproduksi sebagai Mitsubishi A5M yang disebut Sekutu sebagai Claude. Mitsubishi A5M dapat terbang dengan sangat cepat dan mudah dikendalikan sehingga disenangi para penerbang.[1]
Ketika Mitsubishi mendapat spesifikasi untuk pesawat tempur Prototipe 12 pada tahun 1937, Horikoshi kembali ditunjuk sebagai kepala perancang. Desainnya memenangi kontrak dari angkatan laut pada tahun 1937, dan Prototipe 12 kemudian diproduksi sebagai pesawat terbang berbasis kapal induk A6M1 dengan mesin radialMitsubishi Zuisei berkekuatan 780 daya kuda.[3] Penerbangan pertama A6M1 dilangsungkan pada 1 April 1939. Kecepatan maksimumnya ternyata masih di bawah spesifikasi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.[3] Oleh karena itu, Horikoshi kembali membuat prototipe ketiga yang dipasangi mesin Nakajima Sakae NK1C 12 yang berkekuatan 925 daya kuda.[3] Pesawat tersebut ternyata dapat terbang dengan kecepatan 288 knot sesuai persyaratan angkatan laut, dan kemudian diberi nama sebagai A6M2.[3] Pesawat tempur A6M2 diproduksi sebagai Pesawat Tempur Kapal Induk Model 11 Tipe 0.[3] Nama tidak resmi yang diberikan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang adalah Reisen, singkatan dari Rei Sentoki atau pesawat tempur Zero.[3] Zero adalah pesawat tempur paling mumpuni dalam Perang Pasifik sebelum ditandingi oleh F6F Hellcat pada tahun 1943.[4]
Setelah Horikoshi selesai merancang pesawat tempur Zero, proyeknya yang berikut berupa pesawat tempur Prototipe 14 yang kemudian menjadi Mitsubishi J2M Raiden (kode Sekutu: Jack).[1] J2M Raiden adalah pesawat pencegat yang dipakai untuk mengatasi serangan udara dari pesawat pengebom B-29 Superfortress. Pesawat terakhir rancangan Horikoshi adalah Mitsubishi A7M Reppū (kode Sekutu: Sam) yang masih dalam tahap uji terbang ketika Perang Dunia II berakhir.[1]
Memoarnya yang mengisahkan tahap-tahap perancangan Zero diterbitkan pertama kali di Jepang pada tahun 1970, dan kemudian diterjemahkan oleh University of Washington Press sebagai Eagles of Mitsubishi: The Story of the Zero Fighter. Horikoshi mengutip komentar seorang insinyur sekaligus pilot pesawat tempur Jepang Eiichi Iwaya,
"Bila masih ada rasa hormat yang tersisa di pikiran orang asing terhadap orang Jepang yang kehilangan segalanya dalam perang, pastinya itu untuk mereka yang memproduksi dan berkesempatan menerbangkan pesawat tempur Zero karena pesawat-pesawat ini menguasai dua samudra."[4]
Jiro Horikoshi meninggal dunia pada 11 Januari 1982 di Tokyo akibat pneumonia pada usia 78 tahun.[3]