Jakarta City Philharmonic
Jakarta City Philharmonic adalah sebuah orkestra simfoni yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Jakarta City Philharmonic (JCP) merupakan proyek bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).[1] JCP dibentuk untuk melengkapi Jakarta sebagai kota metropolitan. Orkestra ini digawangi oleh sejumlah tokoh kenamaan, termasuk Aksan Sjuman dan Anto Hoed. JCP mengadakan pertunjukan secara reguler setiap bulan, di Gedung Kesenian Jakarta dan Teater Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.[2] SejarahJakarta City Philharmonic merupakan kelompok simponi orkestra yang digagas oleh Dewan Kesenian Jakarta dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk mengisi kelangkaan pertunjukan orkestra dan secara strategis bertujuan membangun ekosistem musik klasik di Jakarta.[3] Program ini merupakan rintisan untuk melahirkan “orkestra kota” yang digelar rutin setiap bulan sebagai agenda wisata budaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.[4] Sebagai Ibu kota negara sekaligus bagian kota besar dunia yang senantiasa menjadi indikator berbagai aspek kemajuan global, Jakarta sudah sepatutnya memiliki ekosistem musik klasik atau orkestra. Di samping dapat menunjukkan tingkat kemampuan kota Jakarta dalam menempatkan diri sejajar –dalam konteks peradaban dan bukan sekadar pembangunan– dengan kota-kota besar dunia lain, ekosistem tersebut juga berperan besar untuk mengangkat khazanah musik nusantara yang bhineka ke tataran global.[5] Jakarta City Philharmonic digagas sebagai institusi mandiri dengan Dewan Komisaris yang terdiri dari Aksan Sjuman, Anto Hoed, Budi Utomo Prabowo, Fafan Isfandiar, dan Totot Indarto. Dewan Kesenian Jakarta, Badan Ekonomi Kreatif, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selanjutnya menjadi patron utama. Jakarta City Philharmonic berfokus menampilkan repertoar-repertoar periode tahun 1850-sekarang, atau bisa dibilang era neoklasik hingga klasik kontemporer. Dalam setiap pertunjukan dipilih tema dari satu atau beberapa wilayah tertentu. Meskipun demikian, sebagai pembuka disajikan satu karya komponis Indonesia.[6] EdisiKonser reguler Jakarta City Philharmonic pertama kali diadakan pada 2016 sebanyak dua kali konser, lalu berlanjut pada 2017 sebanyak delapan kali konser, dan 2018 juga sebanyak delapan kali konser.[7] Edisi pertama Jakarta City Philharmonic bertema “Lanskap Skandinavia”. Acara ini diadakan pada hari Rabu, 23 November 2016 bertempat di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat.[8] Tiga komponis Skandinavia yang komposisinya akan ditampilkan adalah Carl Nielsen (Denmark, 1865-1931), Jean Sibelius (Finlandia, 1865-1957), dan Edvard Grieg (Norwegia, 1843-1907).[9] Karya komponis muda Indonesia Matius Shan-Boone (kelahiran 1985) membuka pertunjukan. Pertunjukan perdana Jakarta City Philharmonic ini dipimpin pengaba Budi Utomo Prabowo. Sebelumnya, pemusik Eric Awuy akan memberikan perkenalan karya. Setelah edisi pertamanya mengangkat karya-karya komponis dari negara nordik dalam tema "Lanskap Skandinavia". Dalam edisi kedua, Jakarta City Philharmonic bermaksud mengajak para pecinta musik dan masyarakat Jakarta pada umumnya untuk merasakan atmosfer negara Jerman melalui karya-karya para komponisnya, dengan mengusung tema "Pesona Romantik Jerman". Jakarta City Philharmonic Edisi 2: Pesona Romantik Jerman diselenggarakan pada Kamis, 8 Desember 2016 di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat dengan menampilkan karya tiga komponis Jerman, yakni Johannes Brahms (1833-1897), Richard Wagner (1813-1883), dan Felix Mendelssohn (1809-1847). Sebuah karya komponis muda Indonesia, Marisa Sharon juga akan dibawakan.[10] Pada edisi ketiga, JCP mengusung tema “Rusia: St. Petersburg The Mighty Handful”. The Mighty Handful, yang juga dikenal dengan nama The Five, merupakan kelompok yang terdiri atas lima komposer di abad ke-19 yang mengusung sebuah pembaharuan dalam musik klasik di Rusia. Kelima komposer tersebut adalah Mily Balakirev, César Cui, Nikolai Rimsky-Korsakov, Modest Mussorgsky, dan Alexander Borodin. Para komposer tersebut tinggal di Saint Petersburg, dan kelompok The Five ini berkolaborasi sejak 1856 hingga 1870. Konser ini diadakan pada Kamis, 4 Mei 2017.[11] Konser perdana JCP pada tahun 2018, yang merupakan konser kesebelas sejak didirikan pada 2016, diadakan di panggung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada Rabu 18 April 2018 dengan mengambil judul "Lingkaran Keabadian", berdasarkan konsep Jentera Keabadian dari filsuf Jerman Friedrich Nietzsche.[12] Konser JCP edisi #18 tahun 2018 mengusung tema “Nyanyian Cinta Negeri”. Konser ini diselenggarakan pada Jumat, 9 November 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.[13] Konser ini diaba oleh Budi Utomo Prabowo dan Fafan Isfandiar secara bergantian dengan membawakan karya-karya aransemen orkestra hasil panggilan terbuka.[7] Lihat pulaReferensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar |
Portal di Ensiklopedia Dunia