Paduka Sri Sultan Ja'afar Safiuddin Mu'adzam Shah Ibni Al-Marhum Raja Kechil Tengah Ahmad adalah Sultan Perak Ke-23 yang bertakhta sejak 1857 hingga hingga kemangkatan nya pada 1865.
Kehidupan Awal
Raja Ngah Ja'afar merupakan putera Raja Kechil Tengah Ahmad dan sekaligus cucu dari Sultan Abdul Malik Mansur Shah, Sultan Perak ke-19 (1806-1825). Ia juga merupakan abang dari Raja Bendahara Perak Raja Alang Iskandar Marhum Teja yang nantinya merupakan ayah daripada Sultan Idris Murshidul Azzam Shah, Sultan Perak ke-28 (1887-1916).
Pada November 1856, Raja Muda Perak Raja Ngah Ja'afar telah dianggap sebagai Sultan Perak de facto. Hal ini dikarenakan terjadinya perang saudara antara dirinya dengan Abdullah Muhammad Shah I. Akibat dari Perang ini, Sultan Abdullah Muhammad Shah I telah melarikan diri ke istana keduanya di daerah Durian Sebatang. Pada 1857, Raja Muda Ja'afar I telah dilantik untuk menaiki takhta sebagai Sultan Perak ke-23 dengan gelar Sultan Ja'afar Safiuddin Mu'adzam Shah setelah kemangkatan Sultan Abdullah Muhammad Shah I.
Pada saat dirinya naik takhta, ia kemudian melantik Raja Ngah Ali sebagai Raja Muda Perak dan Raja Ismail sebagai Raja Bendahara, serta menyingkirkan putera sulung Sultan Abdullah Muhammad Shah I, Raja Lop Yusuf, dari posisi Raja Bergelar, tapi tetapkan Raja Lop Yusuf sebagai Raja Di-Hilir Perak.
Keluarga
Semasa hidupnya, Baginda memiliki 2 orang anak Laki-Laki yaitu :
- Sultan Abdullah Muhammad Shah II, Sultan Perak ke XX VI 26 (1874-1877)
- Raja Muda Musa I, Raja Muda Perak ke XXX 30 (1899-1906)
Wafat
Sultan Ja'afar wafat di daerah Durian Sebatang pada tahun 1865. Kemudian baginda dimakamkan di Pulau Juar dengan dianugerahi gelar anumerta Marhum Waliullah.