Sultan Yusuf Sharifuddin Muzaffar Shah telah dilantik menjadi Sultan Perak yang ke-27 bagi menggantikan Sultan Abdullah Muhammad Shah II dari tahun 1874 ke 1877. Baginda adalah putera Almarhum Sultan Abdullah Muhammad Shah I (Sultan Perak yang ke-22). Semasa Sultan Jaafar Mua'azzam Shah mangkat pada tahun 1865, dan juga semasa Sultan Ali Al-Mukammal Inayat Shah mangkat, baginda telah tidak dipilih menjadi Raja Bendahara walaupun baginda layak dan berhak. Ini disebabkan ramai Raja-raja dan orang besar-besar Perak tidak sukakan baginda. Apabila Raja Muda Raja Abdullah dipilih menjadi Sultan Perak yang ke-26, baginda telah diangkat menjadi Raja Muda supaya dapat menguatkan kedudukannya, dan pada masa itu baginda bersemayam di Senggang.[1]
Riwayat
Pada tahun 1877, Sultan Abdullah Muhammad Shah II berangkat ke Singapura karena dipanggil oleh Pemerintah Inggris sehubungan dengan penyelidikan pembunuhan JWW Birch di Pasir Salak , ia diangkat menjadi Bupati Perak dan ia dipindahkan ke Sayong.
Raja Idris Shah I ibni Almarhum Bendahara Raja Alang Iskandar diperbolehkan meninggalkan Perak dari Singapura untuk membantu mertuanya, Raja Yusuf diangkat menjadi Bupati Perak, sedangkan Raja Idris diangkat sebagai Raja Bendahara Perak.
Menyusul kemudian dibentuklah Dewan Negara (atau lebih dikenal dalam bahasa Inggris dengan sebutan 'Dewan Negara Perak') yang anggotanya terdiri dari Raja Yusuf (Bupati) sebagai Presiden, Hugh Low (Residen Inggris), Raja Idris, Kapitan Chung Keng Kwee (Ketua Dewan Negara Tiongkok). Ho Kuan atau Hai San) dan Kapitan Chin Ah Yam (Ketua Kelompok Tionghoa Si Kuan atau Ghi Hin) dibentuk. Konferensi pertama Dewan diadakan di Kuala Kangsar pada tanggal 10 September 1877 untuk merundingkan kebijakan pemerintah negara bagian.
Pada masa menjabat bupati, banyak tambang timah yang dibuka di kawasan Kinta. Orang Tionghoa tersebut datang ke kawasan Kinta untuk bekerja di industri pertambangan timah. Begitu pula dengan orang Melayu dari Sumatera , Jawa , dan Kalimantan yang datang ke Perak untuk mencari pekerjaan di pertambangan. Pada bulan Juni 1885, jalur kereta api pertama di Malaya dari Taiping ke Port Weld (sekarang dikenal sebagai Kuala Sepetang) dibangun dan dioperasikan. Sebagaimana disebutkan di atas, pada tanggal 7 Oktober 1886, ia diproklamasikan sebagai Sultan Perak dan bertempat tinggal di Sayong Tebing. Pada saat yang sama, Raja Bendahara Raja Idris diangkat menjadi Raja Muda Perak dan kemudian menjadi penggantinya.
Wafat
Sultan Yusuf Sharifuddin Muzaffar Shah memerintah Negara Bagian Perak hanya selama sepuluh bulan, dan meninggal pada tanggal 26 Juli 1887 di Sayong. Beliau secara anumerta dianugerahi Marhum Ghafirullah. Makam aslinya terletak di Sayong Tebing namun dipindahkan ke kawasan Masjid Sayong Tengah.
Referensi