Ismail (lahir ? - meninggal di Jakarta, 1982) adalah bupati ke-9 Kabupaten Jombang yang menjabat pada 1966-1973. Ia lahir dari ayah keturunan Jawa Tengah dan ibu yang berasal dari Singapura. Sebelum menjadi bupati, ia adalah seorang anggota Polisi Istimewa pada Zaman pendudukan Jepang, lalu melanjutkan pekerjaannya sampai satuan ini menjadi Satuan Mobil Brigade (Mobrig) dan berubah lagi menjadi Satuan Brigade Mobil (Brimob). Ia pernah menjabat sebagai Komandan Resort (Danres, setingkat Kapolres) Kepolisian Jombang.
Latar belakang
Saat menjadi bupati, ia dikenal sebagai sangat getol dalam mengembangkan Gerakan Pramuka. Di mana di lebih dari 25 desa didirikan gugus depan desa. Dalam kegiatan Pramuka ini juga diadakan pelatihan-pelatihan seperti menjahit, memasak, pertanian, peternakan, perkebunan dan lain-lain. Karena hal ini, pernah suatu ketika, badan kepanduan dunia berkunjung ke Jombang.
Para pemuda hasil dari pelatihan melalui gerakan Pramuka ini ditantang untuk menjalani transmigrasi. Akhirnya ratusan pemuda tersebut dikirim ke Lampung untuk bertransmigrasi. Ia juga dikenal sebagai bupati yang tegas dan disiplin dengan menerapkan hukuman pares atau jejer (jemur badan berjajar) bagi para pegawai di lingkungan Pemkab Jombang yang melakukan pelanggaran (terlambat masuk kantor, dan sebagainya).
Masa pensiun
Ia dikenal sebagai orang yang sederhana. Pada saat menjabat sebagai bupati, ia pun masih menempati asrama polisi Jombang. Dan ketika masa jabatannya sebagai bupati telah habis, ia memilih untuk tinggal di rumah mertuanya di Pakis, Surabaya.
Keluarga
Ia menikah dengan Saminah asal Surabaya. Pernikahan ini dikaruniai 4 anak, yaitu:
Ia meninggal karena sakit, setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Jakarta pada 1982. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Sepuluh November Surabaya.